ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK HEMODIALISA RSUD PRINGSEWU
Protein Intake Urea and Creatinine in Chronic Kidney Hemodialysis Patients at Pringsewu Hospital
DOI:
https://doi.org/10.32382/mgp.v32i1.835Kata Kunci:
Gagal Ginjal Kronik, Hemodialisis, Kreatinin, Protein, UreumAbstrak
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kondisi gangguan fungsi ginjal yang memengaruhi kesehatan secara signifikan. Hemodialisis merupakan metode pengganti fungsi ginjal untuk mengatasi gejala akibat penurunan laju filtrasi glomerulus. Pengaturan asupan protein pasien GGK dengan hemodialisis perlu diperhatikan, karena konsumsi protein yang tinggi dapat memperberat kerja ginjal dalam mengeluarkan sisa metabolisme, sehingga meningkatkan kadar ureum dan kreatinin. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan asupan protein dengan kadar ureum dan kreatinin pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis di RSUD Pringsewu tahun 2024. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan populasi 423 orang dan sampel 36 responden. Penelitian dilakukan di ruang Alamanda, RPDP, RPDW, dan ruang Hemodialisis pada 29 Mei–26 Juni 2024. Data asupan protein dikumpulkan menggunakan formulir Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Kadar ureum dan kreatinin diperoleh dari hasil laboratorium di buku rekam medis pasien atau pengecekan langsung dengan bantuan perawat dan petugas laboratorium. Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara asupan protein dengan kadar ureum (p=0,080) maupun kadar kreatinin (p=0,995). Hal ini disebabkan oleh penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) dan ekskresi urin yang terganggu, sehingga metabolisme protein menghasilkan penumpukan ureum dan kreatinin. Akibatnya, meskipun asupan protein rendah, kadar ureum dan kreatinin tetap tinggi karena penumpukan kembali ke sistem sirkulasi darah.
Referensi
Deskianur. (2020). Gambaran Kadar Ureum dan Kreatinin Serum Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik (GGK) Dengan Hipertensi di Rumah Sakit DIK PUSDIKKES Periode Maret 2023–Maret 2024. 2507(February), 1–9.
Guswanti. (2019). Asuhan Keperawatan Pasien Penyakit Ginjal Kronis Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Http://Www.Ghbook.Ir/Index.Php?Name=فرهنگ و رسانه های نوین&option=com_dbook&task=readonline&book_id=13650&page=73&chkhashk=ED9C9491B4&Itemid=218&lang=fa&tmpl=component%0Ahttp://Www.Albayan.Ae%0Ahttps://Scholar.Google.Co.Id/Scholar?Hl=en&q=Aplikasi+Pengena,2, 1–13. http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/id/eprint/296
Nopriani, N., Chrisanto, E. Y., & Kusumaningsih, D. (2024). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gagal Ginjal Kronik Pada Pasien Hemodialisa di RS. Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Malahayati Nursing Journal, 6(5), 2127–2142. https://doi.org/10.33024/mnj.v6i5.11781
Rahmanti, A., & Haksara, E. (2023). Penerapan Aromatherapy Lavender Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Pasien Yang Menjalani Hemodialisa Di Rumkit Tk II Dr. Soedjono Magelang. Jurnal Fisioterapi Dan Ilmu Kesehatan Sisthana,5(1),34–44. https://doi.org/10.55606/jufdikes.v5i1.203
Septi Fandinata, S., & Ernawati, I. (2020). Managemen terapi pada penyakit degeneratif. Mengenal, Mencegah, & Mengatasi Penyakit Degeneratif (Diabetes Melitus & Hipertensi), 1–134. http://repository.akfarsurabaya.ac.id/39/
Silvia, H. (2022). Gambaran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pada Pasien Terkonfirmasi Covid-19. Karya Tulis Ilmiah. www.smapda-karangmojo.sch.id
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Alfina Nofiyanti, Aftulesi Nurhayati, Dera Elva Junita, Desti Ambar Wati

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
PDF downloaded: 4