https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/megiz/issue/feedMedia Gizi Pangan2025-06-06T00:15:38+08:00Hijrah Asikin, S.ST, M.Biomedas.hijrah@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Media Gizi Pangan</strong> merupakan jurnal berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Poltekkes Kemenkes Makassar sejak tahun 2005, dengan pISSN <a href="http://u.lipi.go.id/1180425888" target="_blank" rel="noopener"><strong>1858-4608</strong></a> dan eISSN <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1528262974&1&&" target="_blank" rel="noopener"><strong>2622-6480</strong></a>. <strong>Media Gizi Pangan </strong>Terbit dua kali setahun yaitu periode Januari-Juni dan Juli-Desember.</p> <p><strong>Media Gizi Pangan</strong> menerima tulisan ilmiah berupa hasil penelitian dengan fokus Gizi Masyarakat, Gizi Klinik, dan Pengolah Pangan. <strong>Media Gizi Pangan</strong> direview oleh para ahli dibidang pangan dan gizi sesuai dengan bidang keilmuan yang dikembangkan yang bertujuan untuk mendorong pengembangan ilmu gizi dan pangan secara umum sehingga dapat menjadi sumber referensi dalam mendukung terlaksananya pelayanan kesehatan yang berbasis Evidence Based Practice di Indonesia.</p> <p><strong>Media Gizi Pangan</strong> dapat menjadi wadah bagi peneliti dalam bidang ilmu gizi dan pangan untuk mempublikasikan hasil penelitiannya sehingga mampu memperkaya referensi ilmiah yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan di Indonesia.</p>https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/megiz/article/view/691PERAN GIZI DALAM MENANGANI KANKER PARU-PARU : LITERATURE REVIEW2025-04-17T20:04:49+08:00Siti Nur Asiyahnurays72@yahoo.co.idFauzy Rachman Al Syaibanurays72@yahoo.co.idSilvana Nailun Nabilahnurays72@yahoo.co.idZakiya Marsha Finandanurays72@yahoo.co.idPuja Zada Fadhilah Mudriknurays72@yahoo.co.id<p>Salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia adalah Kanker, khususnya Kanker Paru yang <br />menyerang sistem pernapasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran asupan gizi, <br />khususnya makronutrien, dalam penanganan komplikasi sistem pernapasan pada pasien kanker paru. <br />Artikel jurnal ini menggunakan metode kajian pustaka, dengan mengumpulkan sumber dari jurnal <br />nasional dan internasional melalui basis data seperti Google Scholar, ResearchGate, dan PubMed <br />selama 5 tahun terakhir (2019-2024). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko internal <br />seperti gaya hidup, kebiasaan makan, dan faktor eksternal seperti polusi udara berkontribusi terhadap <br />kejadian kanker paru. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan <br />antara asupan gizi dengan kejadian kanker paru.</p>2025-06-05T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Siti Nur Asiyah, Fauzy Rachman Al Syaiba, Silvana Nailun Nabilah, Zakiya Marsha Finanda, Puja Zada Fadhilah Mudrikhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/megiz/article/view/849TINGKAT PENGETAHUAN PREBIOTIK, PROBIOTIK, DAN ASUPAN SERAT DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISA2025-04-17T20:10:40+08:00Talika Amaratalikarara14@gmail.comAftulesi Nurhayatiaftulesiakbar@gmail.comDera Elva Junitadedederaelva01@gmail.comMayesti Akhrianitalikarara14@gmail.com<p>Hemodialisa mengharuskan pasien untuk melakukan pembatasan seperti pembatasan pola makan dan aktivitas fisik selama pasien melakukan hemodialisa. Hal tersebut menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan yaitu konstipasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan prebiotik, probiotik, dan asupan serat pada kejadian konstipasi pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Bhayangkara Bandar Lampung. Jenis penelitian analitik kuantitatif, dengan pendekatan <em>cross-sectiona</em>l. Total populasi sample adalah 91 responden penyakit ginjal kronik dengan hemodialisa pada bulan mei – juni 2024. Teknik <em>sampling </em>menggunakan<em> purposive sampling. </em>Analisi data yang digunakan meliputi data univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik<em> chi-square. </em>Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesionesr tingkat pengetahuan prebiotik dan probiotik milik refita et al., (2021), formulir<em> 2 x 24 </em>jam<em> food recall </em>untuk asupan serat, dan<em> Bristol Stool Chart </em>untuk mengetahui tingkat kejadia konstipasi responden<em>. </em>Hasil penelitian diperoleh ada hubungan tingkat pengetahuan prebiotik dan probiotik (<em>p</em>=0.002), serta asupan serat (<em>p</em>=0.004) dengan kejadian konstipasi pada pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisa. Saran untuk penelitian kedepan untuk melakukan konsultasi gizi dengan menambahkan materi mengenai prebiotik dan probiotik serta asupan serat oleh ahli gizi kepada pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis.</p>2025-06-05T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Talika Amara, Aftulesi Nurhayati, Dera Elva Junita, Mayesti Akhrianihttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/megiz/article/view/1261PERBEDAAN TOTAL GULA PRODUK NATA DE SOYA DENGAN VARIASI PENAMBAHAN GULA2025-05-07T12:24:39+08:00Fajarita Febyanifajaritafebyani18@gmail.comDesti Ambar Watidestiambarwati.id@gmail.comDera Elva Junitadedederaelva01@gmail.comMasayu Dian Khairanimasayudiankhairani@gmail.com<p>Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah. Faktor yang mempengaruhi peningkatan gula darah diantaranya asupan makan, khususnya karbohidrat. Diet tinggi karbohidrat dapat meningkatkan kadar gula darah. Jenis karbohidrat kompleks tinggi serat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes. Nata de soya merupakan pangan fungsional berbahan dasar limbah cair tahu yang mengandung karbohidrat kompleks dan kaya serat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan gula pasir, gula batu, gula merah, dan gula aren terhadap kandungan total gula nata de soya, sehingga dapat diketahui kandungan total gula yang paling baik dikonsumsi sebagai alternatif pengganti selingan/snack untuk penderita diabetes.Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-November 2024. Limbah cair tahu didapat dari produsen tahu desa Gadingrejo, Pringsewu. Pembuatan nata de soya dilakukan di Perumahan Griya Hanifa, Desa Kurungan Nyawa, Pesawaran. Formula yang digunakan yaitu F0 : gula pasir, F1 : gula batu, F2 : gula merah, dan F3 : gula aren, dengan berat masing-masing 42 gram, dengan lama fermentasi 14 hari. Untuk pengujian kandungan total gula menggunakan metode <em>luff scrholl </em>d an dilakukan di Laboratorium Polinela. Desain yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 kali pengulangan . Analisis uji normalitas data dengan uji <em>Saphiro wilk</em>. Analisis bivariat menggunakan uji <em>one way anova</em>, dan dilanjutkan dengan uji perbedaan nyata dengan <em>post hoc bonferroni</em>.Hasil penelitian diperoleh adanya pengaruh variasi jenis gula terhadap kandungan total gula nata de soya dengan nilai p value 0,001. Uji lanjutan dilakukan untuk melihat perbedaan nyata antar kelompok data, menggunakan Uji <em>Bonferroni, </em>hasilnya terdapat perbedaan nyata kandungan total gula nata de soya dengan nilai p value 0,001.</p>2025-06-05T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Fajarita Febyani, Desti Ambar Wati, Dera Elva Junita, Masayu Dian Khairanihttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/megiz/article/view/1196NILAI INDEKS GLIKEMIK DAN ZAT GIZI MAKRO FORMULA FLAKES JEWAWUT, KACANG MERAH DAN LABU KUNING2025-04-21T21:07:18+08:00Chaerunnimahchaerunnimah@poltekkes-mks.ac.idNabilah Rihadatul Aisynabilahrihadatulaisy@poltekkes-mks.ac.idHIjrah Asikinas.hijrah@gmail.comMustaminmustamin@poltekkes-mks.ac.id<p>Pola makan di era gobalisasi bergeser ke makanan cepat saji yang mengandung indeks glikemik, lemak dan energi yang tinggi yang meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes. <em>Flakes</em> merupakan produk pangan yang banyak dikonsumsi karena kepraktisannya, sehingga dibuat formula <em>flakes</em> Jekabu yang menggunakan lebih dari satu jenis tepung yaitu jewawut, kacang merah dan labu kuning karena ketiga bahan makanan tersebut memiliki indeks glikemik yang rendah. Tujuan penelian untuk mengetahui nilai indeks glikemik dan zat gizi makro <em>flakes</em> Jekabu. Desain penelitian adalah <em>one shot case study</em> dengan menggunakan 6 sampel yang memiliki indeks masa tubuh normal dan tidak memiliki riwayat diabetes untuk pemeriksaan glukosa pada waktu 0 menit, 30 menit, 60 menit, 90 menit dan 120 menit. Data pemeriksaan glukosa darah dihitung luas area di bawah kurva dan data indeks glikemik dianalisis dengan uji <em>One Way Anova</em>. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan formula produk <em>flakes</em> Jekabu yang digunakan yaitu dengan perbandingan tepung jewawut, tepung kacang merah dan tepung labu kuning yaitu (70%, 15%, 15%), (68%, 20%, 12%) dan (65%, 25%, 10%). Kandungan gizi karbohidrat dibawah standar SNI dan kandungan gizi protein dan lemak mencapai standar. Kandungan zat gizi makro pada <em>flakes</em> Jekabu (70%, 15%, 15%) rendah dan meningkat pada <em>flakes </em>(68%, 20%, 12%) dan (65%, 25%, 10%). Kisaran indeks glikemik dari ketiga formulasi <em>flakes</em> Jekabu berada di kisaran lebih kecil dari 55 yaitu indeks glikemik rendah. Disarankan melakukan pengembangan formula lebih lanjut untuk memperbaiki rasa dan meningkatkan kadar karbohidrat produk <em>flakes</em> Jekabu hingga mencapai standar SNI dan tetap memiliki indeks glikemik rendah.</p>2025-06-05T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Chaerunnimah, Nabilah Rihadatul Aisy, HIjrah Asikin, Mustaminhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/megiz/article/view/1072KONSUMSI FAST FOOD, AKTIVITAS FISIK, DAN TINGKAT STRES DENGAN DISMENOREA PADA SISWI SMAN 7 BEKASI2025-04-24T14:43:34+08:00Priska Anggun Damartiasaripriskaanggun3@gmail.comSarah Mardiyahpriskaanggun3@gmail.comWiwit Wijayantipriskaanggun3@gmail.comMaria Poppypriskaanggun3@gmail.com<p><em>Dismenorea</em> merupakan kondisi yang terjadi sebelum atau saat menstruasi berlangsung. Kejadiannya di Indonesia tergolong tinggi pada tahun 2018 yaitu 60 hingga 70% wanita mengalami kondisi ini. Prevalensi <em>dismenorea</em> di Indonesia mencapai 64,25% yang mencakup <em>dismenorea</em> primer 54,89% dan <em>dismenorea</em> sekunder 9,36%. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi <em>fast food</em>, aktifitas fisik, dan tingkat stres dengan kejadian <em>dismenorea</em> pada siswi di SMA Negeri 7 Bekasi tahun 2024. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan design <em>Cross Sectional</em>. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner. Sampel dalam penelitian ini merupakan siswi kelas X.1, XI F7, XII F9 SMAN 7 Bekasi tahun 2024 berjumlah 62 orang yang kemudian disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan 60 responden diambil menggunakan teknik total sampling. Kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji <em>Chi Square</em>. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua siswinya mengalami <em>dismenorea</em> dengan intensitas yang berbeda. Sehingga hasilnya tidak terdapat hubungan signifikan konsumsi <em>fast food</em> (<em>p-value</em> 0,099), terdapat hubungan signifikan aktivitas fisik (<em>p-value</em> 0,004), tidak terdapat hubungan tingkat stres (<em>p-value</em> 0,056) dengan <em>dismenorea</em>. Siswi dapat mengurangi keparahan <em>dismenorea</em> dengan membatasi aktivitas fisik ringan. Sekolah bisa meningkatkan pengetahuan tentang nyeri haid melalui Unit Kesehatan Sekolah dan PIK-R, serta mengadakan kegiatan fisik rutin 30 menit setiap hari sebelum pelajaran dimulai.</p>2025-06-05T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Priska Anggun Darmatiasari, Sarah Mardiyah, Wiwit Wijayanti, Maria Poppyhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/megiz/article/view/1103PERAN EDUKASI IMPLEMENTASI MAKAN YANG OPTIMAL PADA REMAJA PUTRI TERHADAP ASUPAN ENERGI DAN PENGETAHUAN GIZI2025-04-24T16:47:12+08:00Hendrayatihendrayati@poltekkes-mks.ac.idAdriyani Adamhendrayati@poltekkes-mks.ac.idZakaria `zakaria@poltekkes-mks.ac.id<p>Remaja putri merupakan kelompok usia yang sedang memasuki masa penting karena pada masa ini terjadi peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Masalah gizi yang sering di hadapi remaja putri saat ini adalah masalah gizi kurang. Gizi kurang pada remaja putri disebabkan ketidak seimbangan antara asupan energi dan kebutuhan. Factor yang dapat menyebabkan rendahnya asupan energi adalah rendahnya pengetahuan gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran edukasi implementasi makan yang baik pada remaja putri terhadap asupan energi dan pengetahuan gizi. Sampel dalam penelitian ini yaitu remaja putri yang berjumlah 54 orang dipilih secara acak. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan asupan energi kurang sebesar 58% dari 89% menjadi 31% setelah pemberian edukasi (p = 0,001). Pengetahuan gizi meningkat sebesar 15% (p= 0,002). Saran untuk remaja putri agar meningkatkan pengetahuan gizi serta dapat menerapkan implementasi makan yang baik yang mengacu pada gizi seimbang untuk remaja putri.</p>2025-06-05T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Hendrayati, Adriyani Adam, Zakariahttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/megiz/article/view/1304SUBSTITUSI IKAN TONGKOL TERHADAP NILAI GIZI DAN ORGANOLEPTIK KUE BAWANG2025-04-26T13:13:05+08:00Raya Tasya FebryaniRayatasyafebryani0902@gmail.comAndriani Msrayatasyafebryani0902@gmail.com<p>Kue bawang adalah cemilan yang kaya akan kandungan karbohidrat karena bahan utamanya yang terbuat dari tepung terigu. Kandungan karbohidrat yang tinggi menyebabkan perlunya inovasi baru salah satunya dengan penambahan ikan tongkol yang diharapkan dapat meningkatkan kandungan protein kue bawang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh substitusi ikan tongkol 50 gram, 100 gram, 150 gram terhadap nilai gizi dan sifat organoleptik kue bawang. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan RAL non faktorial menggunakan 3 kali percobaan dalam 3 kali pengulangan. Uji organoleptik menggunakan 30 orang panelis semi terlatih yang dilakukan di Laboratorium Ilmu Teknologi Pangan Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Aceh, dan analisis nilai zat gizi dilakukan di Laboratorium Analisis Pangan dan Hasil Pertanian USK Banda Aceh. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji ANOVA dan uji lanjut Duncan. Hasil analisis didapatkan bahwa pada uji organoleptik warna di dapatkan hasil 3.80-4.10, rasa 3.66-4.10, aroma 3.26-3.80, dan tekstur 3.73-3.96. Hasil analisis nilai gizi pada kadar air didapatkan hasil 3.42-4.67, kadar abu 1.01-1.24, protein 5.33-7.36, lemak 16.67-18.37, serat didapatkan hasil 0.79-1.03, dan karbohidrat 67.02-69.04. dari penelitian yang dilakukan terdapat pengaruh nyata pada sampel terhadap nilai gizi, rasa, dan aroma, namun tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara sampel dengan warna dan tekstur.</p>2025-06-05T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Raya Tasya Febryani, Andriani Mshttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/megiz/article/view/1315PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN MP-ASI DINI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI KELURAHAN BONTOKADATTO KABUPATEN TAKALAR2025-05-07T12:11:58+08:00Sukmawatisukmawati@poltekkes-mks.ac.idRisna Andrianasukmawati@poltekkes-mks.ac.idSitti Sahariah Rowasukmawati@poltekkes-mks.ac.idRetno Sri Lestariretnosrilestari@poltekkes-mks.ac.id<p>Hasil Survei Kesehatan Indonesi (SKI) tahun 2023 prevalensi <em>stunting</em> di Indonesia mencapai 12,9% dan <em>severly stunting </em>sebesar 5,4%, Provinsi Sulawesi Selatan prevalensi <em>stunting </em>sebesar 17,2% dan <em>severly stunting </em>sebesar 6,3%. Kabupaten Takalar prevalensi <em>stunting</em><em> </em>sebesar 35,4% yang masih berada diatas <em>cut off </em>WHO yaitu 20%. WHO menyebutkan prinsip pemberian makanan pada anak yang baik adalah melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), memberikan ASI ekskusif, memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dini dengan kejadian <em>stunting</em>. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat analitik dengan pendekatan <em>case control</em> secara <em>retrospektif.</em> Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Bontokadatto Kabupaten Takalar pada Januari sampai Maret 2024. Sampel adalah seluruh balita yang mengalami <em>stunting</em> sebanyak 20 orang sebagai kelompok kasus dan balita yang tidak <em>stunting</em> sebanyak 20 orang sebagai kelompok kontrol. Variabel penelitian adalah ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI dini. Data pemberian ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI dini diperoleh melalui wawancara dengan bantuan kuisioner. Uji statistik yang digunakan adalah uji <em>Chi-Square.</em> Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dini dengan kejadian <em>stunting</em> pada balita di Kelurahan Bontokadatto Kabupaten Takalar dengan masing-masing nilai <em>p-value</em> 0,34 untuk pemberian ASI eksklusif dan <em>p-value</em> 0,74 untuk pemberian MP-ASI dini dimana nilai <em>p-value </em>> 0,05. Pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dini merupakan faktor risiko kejadian <em>stunting</em>, dengan nilai OR keduanya yaitu 2,27 dan 1,55 yang bernilai (OR > 1). Disarankan kepada para ibu untuk memberikan ASI eksklusif mulai dari bayi baru lahir hingga berusia 6 bulan, kemudian dilanjutkan dengan memberikan MP-ASI pada usia 6 bulan dengan tepat, dilanjutkan dengan pemberian ASI hingga usia 2 tahun.</p>2025-06-05T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sukmawati, Risna Andriana, Sitti Sahariah Rowa, Retno Sri Lestarihttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/megiz/article/view/1272HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMILIHAN SUMBER MAKANAN ZAT BESI DAN LILA (LINGKAR LENGAN ATAS) DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI MTs MA’ARIF 18 RU PASIR SAKTI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 20242025-04-21T21:11:43+08:00Desi Wulandarialfatih_desi@yahoo.comDera Elva Junitaderaelva@aisyahuniversity.ac.idDesti Ambar Watidestiambarwati.id@gmail.comLara Ayu Lestarilaraayu014@gmail.com<p>Anemia merupakan masalah gizi yang paling umum di seluruh dunia terutama disebabkan karena defisiensi zat besi, ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah dibawah normal yaitu kurang dari 12,0 g/dL. Rendahnya pengetahuan makanan sumber zat besi akan berpengaruh terhadap kebutuhan asupan zat gizi dalam sehari, apabila hal ini berlangsung lama dan secara terus menerusakan mempengaruhi status gizi (LILA). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan pengetahuan pemilihan sumber makanan zat besi dan LILA dengan anemia pada remaja putri di MTs Ma’arif 18 RU Pasir Sakti Lampung Timur. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 15 oktober – 1 november, populasi dalam penelitian berjumlah 174 remaja putri dengan jumlah sampel sebanyak 64 remaja putri anemia yang dipilih dengan menggunakan teknik <em>purposive sampling.</em> Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner pengetahuan pemilihan sumber makanan zat besi, pita LILA (Lingkar Lengan Atas) dan alat kadar hemoglobin <em>Mission. </em>Analisis bivariat yang digunakan adalah <em>Uji Gamma.</em>Hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan pemilihan sumber makanan zat besi kategori kurang 37 responden (57.8%), KEK sebanyak 37 responden (57.8%) remaja putri mengalami anemia ringan sebanyak 42 responden (65.6%). Ada hubungan kuat antara pengetahuan pemilihan sumber makanan zat besi (P = 0,001; r= 0,702) dan LILA (P = 0,002 ; r= 0,690) dengan anemia. Saran peneliti responden agar lebih peduli terhadap kesehatan diri sendiri sehingga bisa memilih makanan yang tinggi zat besi, rutin meminum tablet tambah darah seminggu satu kali serta membiasakan sarapan setiap pagi. </p> <p>Kata Kunci : Pengetahuan, anemia, kadar HB, LILA</p>2025-06-05T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Desi Wulandari, Dera Elva Junita, Desti Ambar Wati, Lara Ayu Lestarihttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/megiz/article/view/1176SUBTITUSI TEPUNG UMBI TALAS DENGAN PENAMBAHAN SPIRULINA PADA MIE KERING UNTUK PENCEGAHAN STUNTING 2025-05-07T12:10:36+08:00Adhisty Elcahyanielc.adhisty21@gmail.comBetarina Natasya Febrianisiswiastuti1961@gmail.comTrustha Aurora Firdauzasiswiastuti1961@gmail.comElvin Sindi Pratiwisiswiastuti1961@gmail.comFirmanta Waruwusiswiastuti1961@gmail.comSiswi Astutisiswiastuti1961@gmail.com<p><em>Stunting</em> adalah kondisi di mana pertumbuhan tinggi anak terhambat akibat malnutrisi kronis dan kurangnya stimulasi psikososial. Penyebabnya meliputi lingkungan yang kurang sehat dan kekurangan gizi pada ibu hamil. Kasus <em>stunting</em> masih banyak ditemukan di Indonesia karena distribusi asupan gizi seimbang belum merata. Salah satu cara untuk mencegah <em>stunting</em> adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas asupan gizi anak. Penelitian ini bertujuan mengembangkan mie kering dengan menggantikan sebagian tepung terigu dengan tepung talas dan menambahkan Spirulina sebagai sumber nutrisi tambahan. Spirulina dikenal kaya akan protein, vitamin, mineral, dan antioksidan penting bagi pertumbuhan anak. Metode penelitian meliputi formulasi berbagai proporsi tepung talas dan Spirulina yang meliputi perbandingan tepung talas dengan tepung terigu serta berat spirulina, dimana uji yang dilakukan yaitu uji karakteristik fisik, kimia, dan organoleptik mie kering yang dihasilkan, termasuk analisis kandungan gizinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggantian tepung terigu dengan tepung talas dan penambahan Spirulina pada mie kering dapat meningkatkan kandungan nutrisi, terutama protein dan mikronutrien esensial. Selain itu, mie kering yang dihasilkan memiliki tekstur dan rasa yang diterima oleh panelis, dengan kandungan protein 11,433%, lemak 13,09%, karbohidrat 75,91%, dan tidak terdeteksi adanya logam Cd, Hg, Pb, serta bakteri Escherichia coli. Dengan demikian, mie kering berbasis tepung talas yang ditambah Spirulina dapat membantu mencegah <em>stunting</em> pada anak-anak.</p>2025-06-05T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Adhisty Elcahyani, Betarina Natasya Febriani, Trustha Aurora Firdauza, Elvin Sindi Pratiwi, Firmanta Waruwu, Siswi Astutihttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/megiz/article/view/835ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK HEMODIALISA RSUD PRINGSEWU 2025-03-11T07:09:28+08:00Alfina Nofiyantialfinanofiyanti07@gmail.comAftulesi Nurhayatialfinanofiyanti07@gmail.comDera Elva Junitaalfinanofiyanti07@gmail.comDesti Ambar Watialfinanofiyanti07@gmail.com<p>Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kondisi gangguan fungsi ginjal yang memengaruhi kesehatan secara signifikan. Hemodialisis merupakan metode pengganti fungsi ginjal untuk mengatasi gejala akibat penurunan laju filtrasi glomerulus. Pengaturan asupan protein pasien GGK dengan hemodialisis perlu diperhatikan, karena konsumsi protein yang tinggi dapat memperberat kerja ginjal dalam mengeluarkan sisa metabolisme, sehingga meningkatkan kadar ureum dan kreatinin. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan asupan protein dengan kadar ureum dan kreatinin pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis di RSUD Pringsewu tahun 2024. Penelitian menggunakan desain <em>cross-sectional</em> dengan populasi 423 orang dan sampel 36 responden. Penelitian dilakukan di ruang Alamanda, RPDP, RPDW, dan ruang Hemodialisis pada 29 Mei–26 Juni 2024. Data asupan protein dikumpulkan menggunakan formulir Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Kadar ureum dan kreatinin diperoleh dari hasil laboratorium di buku rekam medis pasien atau pengecekan langsung dengan bantuan perawat dan petugas laboratorium. Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara asupan protein dengan kadar ureum (p=0,080) maupun kadar kreatinin (p=0,995). Hal ini disebabkan oleh penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) dan ekskresi urin yang terganggu, sehingga metabolisme protein menghasilkan penumpukan ureum dan kreatinin. Akibatnya, meskipun asupan protein rendah, kadar ureum dan kreatinin tetap tinggi karena penumpukan kembali ke sistem sirkulasi darah.</p>2025-06-05T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Alfina Nofiyanti, Aftulesi Nurhayati, Dera Elva Junita, Desti Ambar Watihttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/megiz/article/view/1487PENGETAHUAN GIZI IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAMBA KABUPATEN MAROS2025-05-26T15:00:35+08:00Lydia Fannylydiafanny@poltekkes-mks.ac.idNurul Lutfiah Lutfiahlydiafanny@poltekkes-mks.ac.idNursalim Lutfiahnursalim@poltekkes-mks.ac.idSuriani Raufsuriani45@poltekkes-mks.ac.id<p>Hasil SSGI tahun 2022, prevalensi <em>Stunting</em> di Indonesia mencapai 21,6%, Provinsi Sulawesi Selatan berada di posisi ke 10 dengan jumlah <em>Stunting</em> sebanyak 27,2%. Kabupaten Maros dengan jumlah <em>Stunting</em> 30,1% menempati posisi ke 8 tertinggi di Sulawesi Selatan. Penyebab <em>stunting </em>dibagi menjadi dua faktor yakni faktor langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung seperti asupan makan dan penyakit infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung antara lain Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pengetahuan gizi ibu. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi ibu terhadap kejadian <em>stunting. </em>Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang hasilnya berupa data, data ini diolah dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan perhitungan <em>cross</em><em>-sectional</em>. Penelitian ini dilaksanakan di posyandu wilayah kerja puskesmas Camba Kabupaten Maros. Sampel adalah balita yang mengalami stunting sebanyak 82 orang. Data pengetahuan gizi ibu diperoleh melalui wawancara dengan bantuan kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah uji <em>kruskal-wallis. </em>Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi ibu terhadap kejadian <em>stunting di posyandu wilayah kerja puskesmas Camba Kabupaten Maros. </em></p>2025-06-05T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Lydia Fanny, Nurul Lutfiah, Nursalim, Suriani Raufhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/megiz/article/view/1480DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN FLAVONOID MOCASIA DENGAN SUBSTITUSI TALAS DAN EKSTRAK BUNGA TELANG SEBAGAI ALTERNATIF MENCEGAH KANKER PAYUDARA2025-05-24T01:02:08+08:00Putri Anugrah Suci Fhijrahasikin@poltekkes-mks.ac.idThresia Dewi Kartini Bhijrahasikin@poltekkes-mks.ac.idChaerunimmahchaerunnimah@poltekkes-mks.ac.idPermana Agunghijrahasikin@poltekkes-mks.ac.idHijrah Asikinhijrahasikin@poltekkes-mks.ac.id<p>Pangan fungsional merupakan pangan yang kaya zat gizi sehingga dapat dimanfaatkan untuk mencegah berbagai jenis penyakit seperti kanker yang menjadi salah satu penyakit tidak menular di Indonesia. <em>Mocasia </em>(<em>Mochi Colocasia Esculenta</em>) dengan substitusi talas dan ekstrak bunga telang menjadi produk alternatif mencegah kanker payudara. Jenis penelitian pra eksperimen dengan desain <em>one shot study case.</em> Daya terima dinilai dengan uji organoleptik pada 50 panelis tidak terlatih. Kandungan flavonoid diuji menggunakan metode Spektrofotometri Uv-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi talas tidak berpengaruh nyata terhadap daya terima dari aspek warna (ρ=0,312), rasa (ρ=0,084), tekstur (ρ=0,067) dan aroma (ρ=0,383). Kandungan flavonoid meningkat secara signifikan pada setiap perlakuan dari hasil uji statistik <em>One Way Anova (</em>ρ<em>=0,000) yang artinya </em>formulasi talas berpengaruh nyata pada uji kandungan flavonoid<em>. </em>Formula terpilih berdasarkan hasil perbandingan eksponensial pada penelitian ini adalah F1 (Talas 60%). Disarankan dalam pembuatan <em>mocasia</em> selanjutnya agar meneliti zat gizi makro dan mikro lainnya dan mengembangkan produk <em>mocasia</em>.</p>2025-06-05T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Putri Anugrah Suci F, Thresia Dewi Kartini B, Chaerunnimah, Permana Agung, Hijrah Asikinhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/megiz/article/view/1482EDUKASI GIZI MELALUI TIKTOK DAN PENYULUHAN TERHADAP CITRA TUBUH DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO REMAJA GIZI LEBIH2025-05-25T16:38:52+08:00Fatmawaty Suaibfatmawaty@poltekkes-mks.ac.idSuriani Raufsuriani45@poltekkes-mks.ac.idHikmawati Mas'udfatmawaty@poltekkes-mks.ac.idNurshafira Ramadhaniknurshafiraramadhani@poltekkes-mks.ac.id<p>Gizi lebih pada remaja berdampak pada kesehatan fisik dan psikologis, termasuk citra tubuh dan pola makan. Media sosial seperti tiktok saat ini banyak digunakan sebagai sarana edukasi gizi, selain metode penyuluhan konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi gizi melalui tiktok dan penyuluhan terhadap citra tubuh dan asupan zat gizi makro pada remaja gizi lebih. Penelitian ini menggunakan desain <em>before-after with control group </em>dengan 50 siswa gizi lebih sebagai sampel, dibagi menjadi kelompok edukasi melalui tiktok dan kelompok edukasi melalui penyuluhan. Data citra tubuh dikumpulkan melalui kuesioner, sedangkan asupan zat gizi makro diukur dengan <em>food recall </em>2x24 jam sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edukasi melalui tiktok dan penyuluhan sama-sama meningkatkan citra tubuh positif secara signifikan. Pada kelompok edukasi gizi menggunakan tiktok terjadi peningkatan asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat secara signifikan. Pada kelompok penyuluhan terjadi peningkatan asupan energi, protein dan karbohidrat secara signifikan tetapi tidak terdapat perbedaan signifikan sebelum dan setelah intervensi dalam asupan lemak. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa terdapat pengaruh edukasi gizi melalui tiktok dan penyuluhan terhadap citra tubuh dan asupan zat gizi makro remaja gizi lebih. Pemanfaatan media sosial dapat menjadi alternatif yang lebih menarik dan efektif dalam edukasi gizi bagi remaja</p>2025-06-05T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Fatmawaty Suaib, Suriani Rauf, Hikmawati Mas'ud, Nurshafira Ramadhanihttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/megiz/article/view/1475PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 6-59 BULAN DI DESA BAJU BODOA KABUPATEN MAROS2025-05-24T00:53:07+08:00Sunartosunarto@poltekkes-mks.ac.idNadiminnadimin@poltekkes-mks.ac.idRudy Hartonorudyhartono@poltekkes-mks.ac.idAulia Annisaauliaannisaamhas@gmail.com<p><em>Stunting</em> adalah kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi selama masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian <em>stunting</em> adalah tingkat pengetahuan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian <em>stunting</em> pada balita usia 6-59 bulan di Desa Baju Bodoa Kabupaten Maros. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain <em>cross sectional</em> pada 39 sampel ibu yang memiliki balita berusia 6-59 bulan. Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik responden dan pengetahuan ibu menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara serta data status gizi balita terkait kondisi <em>stunting </em>dikumpulkan melalui pengukuran panjang atau tinggi badan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji <em>chi-square</em> menunjukkan nilai p=0,000 (p<α=0,05) dengan nilai <em>Creamer’s V</em> 0,762. Berdasarkan analisis hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan kejadian <em>stunting</em> pada balita usia 6-59 bulan di Desa Baju Bodoa Kabupaten Maros.</p>2025-06-05T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sunarto; Nadimin, Rudy Hartono; Aulia Annisa