Penerapan Lima Pilar STBM Terhadap Kejadian Stunting
DOI:
https://doi.org/10.32382/medkes.v19i2.1086Kata Kunci:
5 Pilar, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), StuntingAbstrak
Kasus stunting di Kabupaten Maros mengalami penurunan dari tahun 2020 sebanyak 3812 kasus atau 13,04 % menjadi 2892 kasus atau 9,47 %, namun pada tahun 2022 terjadi sebaliknya yaitu peningkatan yang signifikan dalam jumlah kasus maupun prevalensinya kasusnya meningkat menjadi 3750 kasus atau menjadi 12,82 %. Di Kecamatan Tompobulu kasus stunting telah mengalami penurunan dari Tahun 2020 sebesar 12,69% turun menjadi 12,11% pada tahun 2021. Dan pada Tahun 2022 turun menjadi 9,69%. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan kami analisa tentang hubungan lima pilar STBM terhadap kasus stunting di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros. Jenis penelitian dalam penelitian ini yaitu penelitian dengan menggunakan Survey dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini seluruh balita stunting yang dilakukan pemeriksaan dengan jumlah 146 balita. Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh populasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara CTPS (0,005), Pengelolaan air minum dan makanan (0,005), pengamanan sampah RT (0,000), dan pengamanan limbah cair (0,000) dengan kejadian stunting. Sedangkan stop BABS tidak memiliki hubungan dengan kejadian stunting (0,911). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu 4 variable dalam penelitian memiliki hubungan dengan terjadinya stunting. Disarankan agar masyarakat setempat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya sanitasi yang ada diwilayahnya agar dapat menekan tingginya angka stunting.
Kata Kunci: 5 Pilar, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Stunting
Referensi
Erna Kusumawati, Setyowati R, Hesti Permata S “Model Pengendalian Fektor Resiko Stunting pada Anak Usia dibawah 3 Tahun”. Vol 9. No.3 (online) https//media neliti.com/media/public ation/39896-Idmodel- pengendalian–faktor–resikostunting –pada-anak-bawah-tiga tahun.pdf. dinkes 2020.
Maharrani Anindhita, (2019), ”Angka Kematian Bayi di Indonesia” Diakses pada 04 November 2014.
Kementerian Kesehatan RI 2018”Hasil Utama RisKesDas” (online).https//hasil-riskesdas 2018.pdf.Dinkes 4 Januari 2020.
Kementrian Kesehatan RI 2014. “Permenkes Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat”. (online). https//peraturan.bpk.go.id/ Home/Details/116706/permenkes-no-3-tahun-2014
Torlesse, H., Cronin, A.A., Sebayang, S.K., Nandy, R., (2016). “Determinants of Stunting in Indonesia Children: Evidence from A-Cross_Sectional Survey Indicate a Prominent Role for the Water, Sanitation and Hygiene Sector in Stunting Reduction. BMC Public Health, 16:669. Page 1-11
Alfadhila Khairil S, Lailatul Muniroh, “Hubungan Faktor Water, Sanitation and Hygiene (WASH) dengan Stunting di wilayah kerja puskesmas kutokulong, Kabupaten Bondowoso”. Doi: 10.2473/amnt. V3i3.2019.164-170. (online).https://ejournal.unair.acid/AMNT/article /vie w/1353 Diakses 5 Januari 2022.
Schmidt dan Charles, W. 2014. Beyond Malnutrition: The Role of Sanitation in Stunted Growth Environmental Health Perspectives 122 (11):A298
Sutarto, Dian, M. and Indriyani, R. (2018). Stunting, Faktor Resiko dan Pencegahannya. Fossil Behavior Compendium. 5. pp. 243–243. doi: 10.1201/9781439810590-c34.
Kwami, C. S. et al. (2019). Water, sanitation, and hygiene: Linkages with stunting in rural Ethiopia. International Journal of Environmental Research and Public Health. 16(20). doi: 10.3390/ijerph16203793.
Sinatrya, A. K. and Muniroh, L. (2019). Hubungan Faktor Waterm Sanitation, and Hygiene ( WASH ) dengan Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Kotakulon , Kabupaten Bondowoso The Assosiation of Water , Sanitation , and Hygiene ( WASH ) factor with Stunting in Working Area of Puskesmas Kotakulon
Fadzila, D. N. and Tertiyus EP. Ketahanan Pangan Rumah Tangga Anak Stunting Usia 6-23 Bulan di Wilangan, Kabupaten Nganjuk Household Food Security of Stunted Children Aged 6-23 Months in Wilangan. Nganjuk District. 2019;(152):18–23.Risnawaty, G. (2017). Faktor Determinan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Pada Masyarakat Di Tanah Kalikedinding. Jurnal PROMKES. 4(1). p. 70. doi: 10.20473/jpk.v4.i1.2016.70-81