https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/issue/feedMedia Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar2024-12-14T22:49:03+08:00Rudy Hartonomediakesehatan@poltekkes-mks.ac.idOpen Journal Systems<p>Jurnal Media Kesehatan Poltekkes Kemenkes Makassar adalah jurnal ilmiah yang dipublikasi oleh Unit Penelitian Poltekkes Kemenkes Makassar. Jurnal ini merupakan mutasi dari <a href="https://journal.poltekkes-mks.ac.id/ojs2/index.php/mediakesehatan" target="_blank" rel="noopener">OJS 2 Jurnal Media Kesehatan Poltekkes Kemenkes Makassar</a>. Jurnal Media Kesehatan merupakan Jurnal Nasional yang diterbitkan dalam Bahasa Indonesia. Jurnal Media Kesehatan Poltekkes Kemenkes Makassar fokus pada hasil-hasil penelitian asli dan terbaru dalam lingkup ilmu kesehatan mencakup ilmu keperawatan, kebidanan, kesehatan lingkungan, ilmu farmasi, analis kesehatan atau laboratorium medis, ilmu gizi, fisioterapi, kesehatan gigi, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu kesehatan lainnya.</p> <p>Jurnal Media Kesehatan Poltekkes Kemenkes Makassar adalah jurnal dengan reviewer teman sejawat sesuai dengan bidang keilmuannya yang dikembangkan untuk mendorong pengembangan keilmuan dalam bidang kesehatan secara umum sehingga dapat menjadi sumber referensi dalam mendukung terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berbasis <em>Evidence Based Practice</em> di Indonesia. Selain itu, jurnal itu menjadi wadah bagi peneliti dalam bidang ilmu kesehatan untuk mempublikasikan hasil penelitiannya sehingga mampu memperkaya referensi ilmiah yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan di Indonesia<br /><strong>ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1180425888" target="_blank" rel="noopener">1907-8153 (Print)</a> | ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1482281837" target="_blank" rel="noopener">2549-0567 (Online)</a></strong></p>https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/311Penentuan Residu Pestisida Klorpirifos dan Karbofuran pada Sayuran Di Pasar Tradisional Makassar2024-04-21T10:20:45+08:00Muawanah Muawanahnurqadrirasyid@poltekkesmu.ac.idNur Qadri Rasyidnurqadrirasyid@poltekkesmu.ac.idHasma Hasma nurqadrirasyid@poltekkesmu.ac.id<p>Pestisida memainkan peran penting dalam pemeliharaan produktivitas tinggi dalam industri pertanian, oleh karena itu dianggap sebagai komponen utama pertanian modern. Saat ini, penggunaan pestisida secara luas untuk mengendalikan hama mendominasi dalam sistem produksi pertanian. Namun, meskipun banyak manfaatnya, pestisida dianggap sebagai zat yang dapat berdampak buruk bagi manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, ketergantungan pada pestisida menjadi sulit dipertahankan. Stabilitas lingkungan, bioakumulasi dan toksisitas pestisida telah menempatkan tubuh manusia pada potensi risiko penyakit dan keracunan. Berbagai masalah kesehatan manusia terkait dengan pestisida, mulai dari dampak jangka pendek seperti sakit kepala dan mual, hingga dampak kronis, seperti berbagai jenis kanker, cacat lahir, infertilitas, dan gangguan endokrin. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan residu pestisida pada sayuran dengan menggunakan metode Gas Chromatography–Mass Spectrometry (GC-MS). Pada penelitian ini dilakukan analisis residu pestisida pada 16 sampel sayuran yang berbeda yang diperoleh dari pasar tradisional Kota Makassar. Metode dalam menganalisis multi residu telah dikembangkan untuk mendeteksi 2 jenis pestisida (klorpirifos dan karbofuran) dengan menggunakan GC-MS. Hasil pengujian menunjukkan sebanyak 16 sampel sayuran (100%) tidak mengandung jenis pestisida klorpirifos dan karbofuran berdasarkan perbandingan waktu retensi dan berat molekul standar. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sampel yang dianalisis tidak mengandung residu pestisida yang diteliti yang melebihi batas residu maksimum yang diterima.</p> <p>Kata Kunci : Sayuran, Residu, Pestisida, GC-MS</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/556Pemeriksaan TCM (Tes Cepat Molekuler ) Pada Kontak Erat Pasien Tuberkulosis di RSUD dr H.Chasan Boesoerie2024-04-21T10:45:00+08:00Halwatiah Halwatiahyusianti.silviani@stikesnas.ac.idYusianti Silvianiyusianti.silviani@gmail.com<p>Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang bersifat kronis, dapat menyerang berbagai organ seperti paru-paru, tulang, selaput otak, selaput perut, usus, kelenjar getah bening, bahkan saluran kemih.. World Health Organization (WHO) memperkirakan TBC menyebabkan kematian sebanyak 1,4 juta orang di dunia dan sekitar 5,6 juta laki-laki, 3,2 juta perempuan sama dengan 130 kasus per 100.000 jiwa per tahun 2019. Penularan TBC umumnya terjadi melalui udara. Ketika penderita TBC aktif memercikkan lendir atau dahak saat batuk atau bersin, bakteri TBC akan ikut keluar melalui lendir tersebut dan terbawa ke udara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pemeriksaan TCM kontak erat pada pasien Tuberkulosis paru di RSUD dr. H. Chasan Boesoirie Ternate. Penelitian ini dilakukan di RSUD. Chasan Boesorie Kota Ternate, data penelitian ini diperoleh dari data primer dengan menggunakan metode deskriftif observasional dengan desain studi Cross Sectional dengan teknik purposive sampling pada 10 pasien yang terkonfirmasi positif TBC pada TCM.dengan melakukan pemeriksaan TCM terhadap kontak erat serumah didapatkan 23 kontak dari 10 Pasien TBC. Berdasarkan hasil penelitian didapati hasil positif TBC sebanyak 4% pada pemeriksaan TCM dari 23 kontak erat pasien TBC di RSUD dr. H. Chasan Boesoirie Ternate. Ditemukan 1 orang kontak erat TBC positif menderita tuberculosis.</p> <p>Kata Kunci : TBC, kontak erat serumah, pemeriksaan TCM</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/585Perilaku Masyarakat Dalam Membuang Air Besar Desa Rindu Hati 2024-05-17T21:20:31+08:00Nia Kontesaaplinakesling@gmail.comAplina Kartika Sariaplinakesling@gmail.comHaidina Aliaplinakesling@gmail.com<p>Masih ada tempat-tempat di Indonesia di mana buang air besar ceroboh terjadi. Tingkat keparahan penyakit meningkat dengan proporsi buang air besar sembarangan. Menurut statistik Riskesdas 2018, Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki 17.159 (63%), toilet sehat. Ini berarti bahwa 37% orang belum mematuhinya. Mencari tahu bagaimana masyarakat buang air besar di desa Rindu Hati, Kabupaten Bengkulu Tengah, adalah tujuan dari penelitian ini. pendekatan studi deskriptif kuantitatif yang menjelaskan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat buang air besar di Desa Rindu Hati, Kabupaten Bengkulu Tengah. 72 peserta dalam sampel mewakili populasi Desa Rindu Hati, yang merupakan populasi penelitian. Strategi pengambilan sampel menggunakan analisis data deskriptif dan teknik pengambilan sampel acak. Menurut temuan penelitian, dari 72 responden yang berpengetahuan, lebih dari setengahnya yaitu, 39% masyarakat desa, 25% masyarakat berpendidikan, dan 36% populasi berpengetahuan rendah sangat membutuhkan informasi yang cukup. mengenai feses; Mayoritas responden, atau sebanyak 62,5%, memiliki pengaruh yang lebih kecil terhadap buang air besar, sementara hampir setengahnya, atau sebanyak 44,4%, memiliki sikap negatif terhadap buang air besar. Dari responden, lebih dari setengah (55,6%) memiliki sikap positif terhadap buang air besar. Menurut survei ini, hampir setengah dari penduduk yang tinggal di Desa Rindu Hati, Kabupaten Bengkulu Tengah, memiliki pengetahuan yang cukup, hampir setengahnya memiliki sikap kurang baik, dan lebih dari setengahnya memiliki sedikit melakukan tindakan buang air besar. Dengan mengambil bagian dalam kegiatan yang diatur oleh para profesional kesehatan, mengadopsi gaya hidup bersih dan sehat, menetapkan sikap tentang buang air besar, dan mendorong praktik yang baik untuk menjaga rumah dan lingkungan yang bersih dan sehat setiap saat, masyarakat diharapkan untuk mendapatkan lebih banyak informasi</p> <p>Kata kunci : pengetahuan; sikap; tindakan; buang air besar</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/723Efektivitas Prenatal Yoga Terhadap Tingkat kecemasan Ibu Hamil Trimester III Di TPMB Hj. A. Nani Nurcahyani Kota Makassar2024-08-30T11:18:37+08:00Nurul Ainul Yaqin Natsirnurulainulyaqin9h@gmail.comAfriani Afrianiafriani@poltekkes-mks.ac.idMaria Sondamaria_sonda@poltekkes-mks.ac.idAgustina Ningsiagustina_ningsi@poltekkes-mks.ac.idSitti Mukarramahafriani@poltekkes-mks.ac.id<p>Penyebab kecemasan pada ibu hamil terutama pada trimester III karena takut mati, perasaan bersalah, takut bayinya lahir cacat, rasa nyeri, gelisah, persiapan menjadi orang tua, keuangan keluarga, dan proses persalinan karena pengalaman persalinan yang buruk sebelumnya. Tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III dapat diminimalisir dengan melakukan prenatal yoga. Tujuan dari prenatal yoga untuk mempersiapkan ibu hamil secara fisik, mental, dan spiritual. Efek positif dari <em>prenatal</em> yoga untuk ibu hamil yaitu, mengurangi stress, kecemasan, rasa sakit saat kehamilan, ketidaknyamanan, dan mengurangi nyeri persalinan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas prenatal yoga terhadap Tingkat kecemasan ibu hamil trimester III. Jenis penelitian yang digunakan yaitu <em>pre eksperiment</em> dengan rancangan <em>one group pretest posttest design.</em> Teknik <em>sampling </em>yang digunakan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi<em>. </em>Sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 ibu hamil yang sehat jasmani dan rohani. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji <em>Paired T-test</em>. Hasil penelitian tedapat adanya efektivitas yang signifikan 0.000 < (p=0.05), membuktikan bahwa adanya efektivitas antara prenatal yoga terhadap tingkat kecemasan ibu hamil trimester III. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya efektivitas prenatal yoga terhadap tingkat kecemasan ibu hamil trimester III di TPMB Hj. A. Nani Nurcahyani.</p> <p>Kata kunci : Kecemasan; Prenatal Yoga; Wanita hamil</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/724Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III di TPMB Hj. A. Nani Nurcahyani2024-08-30T11:20:54+08:00Siti Husaemahhusaema@gmail.comAfriani Afrianiafriani@poltekkes-mks.ac.idMaria Sondamaria_sonda@poltekkes-mks.ac.idAgustina Ningsiagustina_ningsi@poltekkes-mks.ac.idSitti Mukarramahafriani@poltekkes-mks.ac.id<p>Gangguan tidur pada ibu hamil trimester III sering disebabkan oleh perut yang semakin membesar, yang dapat menekan diafragma dan mengganggu pernapasan, sehingga mempersulit ibu untuk tidur. Faktor lain yang berkontribusi adalah peningkatan berat janin, sesak napas, pergerakan janin, sering terbangun karena ingin berkemih, dan nyeri punggung. Prenatal yoga bertujuan untuk mempersiapkan ibu hamil secara fisik, mengatur pernapasan, meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh, serta merelaksasi otot panggul dan otot-otot rahim sebagai persiapan menghadapi persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas prenatal yoga terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester III. Jenis penelitian yang digunakan adalah <em>pre-experiment</em> dengan desain <em>one group pretest-posttest</em>. Teknik <em>sampling</em> yang digunakan adalah <em>purposive sampling</em>, dengan sampel sebanyak 34 ibu hamil yang sehat secara jasmani dan rohani. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan uji <em>Wilcoxon</em>. Hasil penelitian menunjukkan adanya efektivitas yang signifikan (p=0.000 < 0.05), yang membuktikan bahwa prenatal yoga berpengaruh positif terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester III di TPMB Hj. A. Nani Nurcahyani, S.ST. Penelitian ini memberikan kontribusi pada literatur terkait intervensi non-farmakologis untuk meningkatkan kualitas tidur ibu hamil, serta menambah wawasan mengenai manfaat prenatal yoga dalam perawatan ibu hamil.</p> <p>Kata kunci : Kualitas tidur; Prenatal Yoga; Wanita hamil</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/780Analisis Fitokimia Dan Potensi Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Salmonella typhi2024-08-20T20:31:00+08:00Rusli Ruslirusfar67@yahoo.comSt. Ratnahrusfar67@yahoo.comIkbal Ikbalrusfar67@yahoo.comVivi Vivirusfar67@yahoo.comAsmawaty Asmawatyrusfar67@yahoo.comRusdiaman Rusdiamanrusfar67@yahoo.com<p>Tanaman Pepaya merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Desa Banrimanurung, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Daun Pepaya (<em>Carica papaya</em> L.) diketahui mengandung beberapa metabolit sekunder. Ekstraksi dilakukan sengan metode maserani menggunakan pelarut etanol 96%. Skrining fitokimia merupakan salah satu cara untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder pada tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan senyawa metabolit sekunder, aktivitas antibakteri berdasarkan diameter zona hambat, dan menentukan nilai MIC dan MKC terhadap pertumbuhan <em>Salmonella typhi</em> dalam ekstrak Daun Pepaya (<em>Carica papaya</em> L.) yang ditanam di Kabupaten Jeneponto. Hasil penelitian menunjukkan Daun Pepaya (<em>Carica papaya</em> L.) diuji positif mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, polifenol, dan steroid. Aktivitas antibakteri diuji dengan metode difusi cakram. Konsentrasi yang digunakan yaitu 2%b/v, 4%b/v, 8%b/v, kontrol positif, dan kontrol negatif. Rata-rata zona hambat yang diperoleh dari konsentrasi 2%b/v, 4%b/v, 8%b/v, kontrol positif, dan kontrol negatif untuk <em>Salmonella typhi</em> yaitu 8,67 mm, 9,00 mm, 10,00 mm, kontrol positif 14,67 mm, sedangkan kontrol negatif tidak terbentuk zona hambat. Berdasarkan hasil yang penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa ekstrak Daun Pepaya (<em>Carica papaya</em> L.) memiliki aktivitas antibakteri signifikan terhadap pertumbuhan <em>Salmonella typhi</em> dengan konsentrasi yang paling optimal adalah 8%b/v. Uji nilai MIC dan MKC menggunakan metode dilusi cair. Konsentrasi yang digunakan adalah 0,25%; 0,5%; 0,75%; 1%; 1,25%; 1,5%; 1,75%; 2%; 4%; 6%; 8% b/v. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai MIC (<em>Minimum Inhibitory Concentration</em>) ekstrak Daun Pepaya terdapat pada konsentrasi 1,75 % b/v dan nilai MKC (<em>Minimum Killing Concentration</em>) terdapat pada konsentrasi 6% b/v. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak Daun Pepaya (<em>Carica papaya</em> L.) efektif untuk menghambat dan membunuh bakteri <em>Salmonella typhi</em>.</p> <p>Kata Kunci: Daun Pepaya, Ekstraksi, Skrining Fitokimia, Antibakteri, <em>Salmonella typhi</em></p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/858Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kualitas Punggung Bawah Mahasiswi Ilmu Kesehatan2024-10-24T14:32:39+08:00Dilia Ananda Pratiwidiliaanandapratiwi@gmail.comZuriati Zuriatidiliaanandapratiwi@gmail.comHauzan Yazid Nabil Idiliaanandapratiwi@gmail.comAsrol Yadidiliaanandapratiwi@gmail.com<p>Mahasiswa dan rutinitas akademiknya sering kali menyebabkan terlalu lama dalam posisi duduk serta mengalami kekurangan waktu untuk melakukan aktivitas yang berdampak pada kesehatan sistem muskuloskeletal, terutama punggung bawah. Gangguan muskuloskeletal pada punggung bawah dapat memengaruhi siapa saja dengan perempuan sebagai populasi utama yang paling sering mengalami masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas punggung bawah mahasiswi Ilmu Kesehatan. Desain penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah <em>cross sectional</em>. Populasi target penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Diploma III (DIII) Kebidanan dan Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Bhakti Husada Cikarang tingkat satu sampai tiga. Dari keseluruhan populasi yang berjumlah 139 mahasiswi, didapatkan 79 mahasiswi sebagai sampel yang didapatkan melalui metode pengambilan sampel konsekutif. Data aktivitas fisik diambil menggunakan skor dari kuesioner <em>International Physical Activity Questionnaire</em> (IPAQ) versi Indonesia sedangkan data kualitas punggung bawah didapatkan dari skor kuesioner <em>Oswestry Disability Index</em> (ODI) versi Indonesia. Uji korelasi antara kedua variabel menerapkan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil aktivitas fisik mahasiswi STIKes Bhakti Husada Cikarang adalah <600 MET-menit/minggu yang menunjukkan bahwa aktivitas fisik mahasiswi tergolong rendah, sementara kualitas punggung bawahnya tergolong baik berdasarkan interpretasi <em>minimal disability </em>dari ODI. Nilai signifikansi kedua variabel adalah sebesar 0,07 > 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada korelasi antara keduanya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas punggung bawah mahasiswi ilmu kesehatan. </p> <p>Kata kunci : Aktivitas Fisik; Gangguan Muskuloskeletal; Punggung Bawah; Mahasiswi</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/914Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita Dengan Status Gizi Balita Di Puskesmas Karangdadap Pekalongan2024-09-17T21:43:25+08:00Lulu Triska Andriyaniluluktriska1820@gmail.comWahyu Ersilaersila.chila88@gmail.com<p>Balita usia 12-59 bulan rentan terhadap masalah gizi dan kesehatan. Hal ini dapat terjadi karena <em> basal metabolic rate </em>(BMR) lebih tinggi pada balita sehingga kebutuhan energinya lebih banyak dan dapat mempengaruhi status gizi stunting. Selain itu, pola asuh dan cara pemberian yang kurang tepat yang dilakukan oleh orang tua kepada anak salah satu hal yang meningkatkan risiko malnutrisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kondisi gizi balita dengan kesadaran ibu terhadap gizi balita. Penelitian yang dilaksanakan pada bulan November dan Desember 2023 di wilayah kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan ini merupakan penelitian deskriptif korelatif cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 139 responden atau balita usia 12-59 tahun. Variabel bebas yang diteliti adalah pengetahuan ibu, sedangkan variabel terikatnya adalah status gizi balita. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji peringkat Spearman. Berdasarkan hasil survei 85,7% ibu yang memiliki cukup informasi memiliki anak dengan perkembangan normal. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi balita, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,287, menunjukkan bahwa kekuatan hubungan cukup. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,001, dengan demikian nilai p lebih kecil dari alpha (0,05). Pengetahuan ibu berpengaruh terhadap status gizi balita, oleh karena itu peningkatan pemahaman ibu menjadi hal yang penting. Diharapkan tenaga kesehatan sebaiknya menggiatkan program penyuluhan tentang kebutuhan gizi balita dan memotivasi ibu untuk memberikan asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan balita serta meningkatkan frekuensi, keanekaragaman/memberdayakan nutrisi balita</p> <p>Kata kunci : Pengetahuan ibu, status gizi, balita</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/1051Efek Asupan Antioksidan Kaya Enzim Cytochrome P450 2E1 (CYP2E1) Terhadap Kadar Leukosit2024-11-13T07:46:22+08:00Baharuddin M. Subandisuardizurimi@poltekkes-maluku.ac.idSuardi Zurimizurimiadi@gmail.comAbdul Rohim Tualekasuardizurimi@poltekkes-maluku.ac.idNanda Bella Puspitalokasuardizurimi@poltekkes-maluku.ac.id<p>Tubuh manusia memiliki sistem antioksidan yang berasal dari enzimatik, tetapi kapasitasnya tidak selalu cukup jika jumlah radikal bebas berlebihan. Pendekatan asupan antioksidan kaya enzim CYP2E1 dilakukan untuk membantu tubuh dalam mendetoksifikasi metabolit benzena untuk diekskresikan dari tubuh. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efek asupan antioksidan kaya enzim CYP2E1 terhadap perubahan kadar leukosit pekerja home industry sepatu Tambak Osowilangun Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimen dengan rancang bangun penelitian one group pre-test post-test. Sampel dalam penelitian menggunakan total population sampling yaitu seluruh pekerja home industry sepatu Tambak Osowilangun sebanyak 27 orang. Intervensi yang diberikan berupa pemberian suplemen antioksidan berbentuk serbuk sebanyak 15 gram dan dikonsumsi sebanyak 2 kali sehari selama 5 hari berturut-turut. Pengukuran kadar leukosit dilakukan dengan pengambilan sampel darah pekerja yang dilakukan pada hari pertama sebelum intervensi dan hari ke lima setelah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan pada keseluruhan kadar leukosit pekerja setelah diberikan perlakuan. Terjadi peningkatan pada jumlah pekerja yang mencapai kadar leukosit normal (92,6%). Namun, masih terdapat beberapa pekerja yang tidak mencapai kadar leukosit normal (7,4%) meskipun telah mengalami perubahan kadar leukosit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian intervensi efektif dalam mengubah kadar leukosit pekerja menjadi normal berdasarkan jenis kelamin perempuan, berusia produktif, memiliki IMT normal, tidak merokok, melakukan aktivitas/latihan fisik, dan tidak menggunakan APD. Pekerja disarankan rutin berolahraga yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan tubuh, menerapkan pola makan seimbang dan mengkonsumsi makanan kaya antioksidan, menggunakan kuas dalam mengaplikasikan lem, serta menggunakan APD yang sesuai standar berupa masker N95, sarung tangan, dan apron.</p> <p>Kata kunci : kadar leukosit, antioksidan, CYP2E1</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/1053Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Food Borne Diseases, Water Borne Diseases dan Pengelolaan Sampah Dengan Kejadian Diare Pada Balita2024-10-11T11:15:17+08:00Sarifatul Asmahsarifatulasmah@gmail.comAde Dita PuteriSarifatulasmah@gmail.comNila KusumawatiSarifatulasmah@gmail.com<p>Diare adalah kondisi meningkatnya frekuensi BAB lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan kondisi feses yang encer. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang <em>food borne diseases, water borne diseases</em> dan pengelolaan sampah dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas Air Tiris. Menggunakan desain analitik kuantitatif dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Jumlah sampel 97 responden dengan alat ukut kuesioner yang telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Uji statistik menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang <em>food borne disease</em> sebanyak 76,3%, ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang <em>water borne disease</em> sebanyak 75,3%, ibu yang melakukan pengelolaan sampah secara kurang baik sebanyak 53,6% dan balita yang mengalami diare sebanyak 54,6%. Uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang <em>food borne diseases , water borne diseases </em>dengan kejadian diare pada balita ditandai dengan nilai p=.655 dan p=.259 (p> 0,05). Sedangkan ada hubungan yang signifikan antara pengelolaan sampah dengan kejadian diare pada balita ditandai dengan nilai p= 0,013 (p<0,05). Saran kelpada instansi telrkait agar dapat mellakukan pelnyuluhan melngelnai pelngellollaan sampah yang baik agar keljadian diarel pada balita dapat dicelgah dikelmudian harinya.</p> <p>Kata Kunci : Food borne diseases; water borne diseases; sampah; diare</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/1067Kualitas Pelayanan Petugas Rumah Sakit Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Di UPT. RSKD. Dadi Kota Makassar2024-11-18T17:40:35+08:00Ali Imranwahabthamrin1@gmail.comNursinah Nursinahwahabthamrin1@gmail.comMuslimin Bwahabthamrin1@gmail.comSri Yuniarsihwahabthamrin1@gmail.com<p>Kepuasan pasien dianggap terpenuhi apabila pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan harapan mereka. Sebaliknya, jika rumah sakit memberikan pelayanan yang belum sesuai dengan harapan pasien, maka pastilah pasien merasa tidak puas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan petugas rumah sakit terhadap kepuasan pasien rawat inap di UPT. RSKD. Dadi Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan desain studi cross sectional. Desain studi cross sectional ini untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan melalui uji statistic chi-square tingkat signifikan (ɑ) = 0,05. Jumlah populasi pasien rawat inap sebanyak 470 orang, dan diambil sampel sebanyak 82 orang pasien di UPT. RSKD. Dadi Kota Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara realibility, assurance, tangible, empathy, daya tanggap, responsiveness terhadap kualitas pelayanan petugas rumah sakit pada kepuasan pasien rawat inap di UPT. RSKD. Dadi Kota Makassar, dengan variabel jaminan yang lebih signifikan dengan nilai p-0,00. Kesimpulan penelitian bahwa kualitas pelayanan di UPT. RSKD. Dadi Kota Makassar terbukti memberikan pelayanan kepada pasien dengan cepat dan tanggap, sehingga pasien mendapat kepuasan atas pelayanan yang diberikan.</p> <p>Kata Kunci: kepuasan, kualitas layanan, pasien rawat inap</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/1086Penerapan Lima Pilar STBM Terhadap Kejadian Stunting2024-10-25T15:02:55+08:00Muslimin Bmusimink2@gmail.comRuqaiyah Ruqaiyahmusimink2@gmail.comAli Imranwahabthamrin1@gmail.comSuhartini Suhartinimusimink2@gmail.com<p>Kasus stunting di Kabupaten Maros mengalami penurunan dari tahun 2020 sebanyak 3812 kasus atau 13,04 % menjadi 2892 kasus atau 9,47 %, namun pada tahun 2022 terjadi sebaliknya yaitu peningkatan yang signifikan dalam jumlah kasus maupun prevalensinya kasusnya meningkat menjadi 3750 kasus atau menjadi 12,82 %. Di Kecamatan Tompobulu kasus stunting telah mengalami penurunan dari Tahun 2020 sebesar 12,69% turun menjadi 12,11% pada tahun 2021. Dan pada Tahun 2022 turun menjadi 9,69%. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan kami analisa tentang hubungan lima pilar STBM terhadap kasus stunting di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros. Jenis penelitian dalam penelitian ini yaitu penelitian dengan menggunakan Survey dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini seluruh balita stunting yang dilakukan pemeriksaan dengan jumlah 146 balita. Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh populasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara CTPS (0,005), Pengelolaan air minum dan makanan (0,005), pengamanan sampah RT (0,000), dan pengamanan limbah cair (0,000) dengan kejadian stunting. Sedangkan stop BABS tidak memiliki hubungan dengan kejadian stunting (0,911). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu 4 variable dalam penelitian memiliki hubungan dengan terjadinya stunting. Disarankan agar masyarakat setempat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya sanitasi yang ada diwilayahnya agar dapat menekan tingginya angka stunting.</p> <p>Kata Kunci: 5 Pilar, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Stunting</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/1091Identifikasi Etanol Pada Urin Peminum Moke Berdasarkan Variasi Waktu Setelah Mengonsumsi Minuman2024-10-26T21:50:46+08:00Rahmawati Rahmawatirahmawatiamma60@gmail.comNur Qadri Rasyidrahmawatiamma60@gmail.comSuardi Suardirahmawatiamma60@gmail.comAndi Fatmawatirahmawatiamma60@gmail.comFransesco Ravanelli Bararahmawatiamma60@gmail.com<p>Etanol dapat ditemui di dalam minuman Moke yang memiliki dampak cukup serius jika terlalu banyak berada di dalam tubuh manusia, karena dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama pada hati, karena organ hati yang berfungsi sebagai detoksifikasi racun dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi etanol pada <em>urine</em> pengonsumsi minuman Moke yang berasal dari Maumere Flores. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, dengan metode Kalium Dikromat. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik <em>purposive sampling</em> dengan kriteria yaitu usia 25 tahun keatas, jenis kelamin laki-laki, dan lama mengonsumsi seperti 1 jam, 24 jam, dan 48 jam setelah mengonsumsi minuman. Sampel penelitian ini adalah 6 sampel <em>urine</em> setelah mengonsumsi minuman moke selama 1 jam, 24 jam, dan 48 jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa etanol tidak dapat diidentifikasi didalam urine lebih dari 24 jam sesudah mengonsumsi, yang ditandai dengan tidak adanya perubahan warna pada masing-masing urine pengonsumsi moke dalam waktu 24 jam dan 48 jam ditunjukkan dalam tabel 1, 2 dan 3. Dengan demikian, didapatkan hasil positif dari 1 jam setelah konsumsi, kemudian hasil negatif untuk 24 jam dan 48 jam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa etanol yang terkandung dalam <em>urine </em>pengonsumsi minuman moke tidak dapat bertahan di dalam tubuh selama 24 jam.</p> <p>Keyword: etanol, urine, pengonsumsi moke, kalium dikromat</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/1113Pola Pemberian Makan Berhubungan dengan Kejadian Stunting Balita 12-59 Bulan di Wilayah Puskesmas Tamalanrea Makassar2024-10-26T21:41:34+08:00Ira Wirya Wirawantiikawiryawirawanti@fkm.unmul.ac.idNadimin Nadiminnadimin@poltekkes-mks.ac.idSirajuddin Sirajuddinsirajuddin@poltekkes-mks.ac.idThresia Dewinadimin@poltekkes-mks.ac.idSt. Marwatistmarwatitasruddin@gmail.com<p>Prevalensi stunting di Kota Makassar meningkat dari tahun 2022 ke tahun 2023. Hal ini kontras dengan target pemerintah untuk menurunkan stunting. Pola asuh merupakan praktik pengasuhan yang mempengaruhi pertumbuhan anak. Salah satu bentuk dari pola asuh adalah pola pemberian makan ibu kepada balita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pola pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita 12-59 bulan di wilayah Puskesmas Tamalanrea Makassar. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional pada 53 sampel balita berusia 12-59 bulan dengan responden ibu dari balita. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sesuai kriteria inklusi yaitu balita yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea; berusia 12-59 bulan; dan diasuh oleh ibu sebagai pengasuh utama. Kriteria eksklusinya mencakup balita dengan penyakit kronis seperti penyakit jantung bawaan, kelainan genetik, alergi, dan penyakit kronis lainnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan linier; balita dengan autisme atau retardasi mental; dan ibu yang menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian. Data status gizi balita dikumpulkan melalui pengukuran panjang badan menggunakan infantometer atau tinggi badan menggunakan stadiometer dan data pola pemberian makan oleh ibu dikumpulkan menggunakan kuisioner FPSQ. Hasil penelitian menunjukkan persentase responden dengan pola pemberian makan rendah sebesar 33%, 20% pada ibu dengan balita stunting dan 13% pada ibu dengan balita normal. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita (p=0,001) dengan hubungan yang berbanding terbalik dan tingkat keeratan hubungan yang cukup kuat (r=-0,446). Kesimpulan dari penelitian adalah semakin baik pola pemberian makan, semakin rendah resiko stunting pada balita. Hal ini mengimplikasikan pentingnya edukasi pola pemberian makan bagi ibu balita sehingga ibu dapat menerapkan pola pemberian makan yang baik kepada balita dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di Wilayah Puskesmas Tamalanrea Makassar, untuk mencegah terjadinya stunting.</p> <p>Kata kunci: Balita; Ibu balita; Pola pemberian makan; Stunting </p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/1153Faktor Risiko Cemaran Biologis Air Sumur Gali Di Kelurahan Tamangapa Kota Makassar2024-11-23T09:32:21+08:00Haerani Haeranihaerani@poltekkes-mks.ac.idAndi Ruhbanandiruhban@poltekkes-mks.ac.idRahmat Hidayathaerani@poltekkes-mks.ac.id<p>Air sumur gali merupakan salah satu sumber air bersih utama bagi masyarakat, namun sering kali rentan terhadap kontaminasi bakteriologis seperti MPN <em>Coliform</em>. Kontaminasi ini dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk diare, terutama jika jarak sumur terlalu dekat dengan sumber pencemaran, struktur fisik sumur tidak memenuhi standar, atau perilaku pemilik sumur kurang higienis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan keberadaan MPN Coliform pada air sumur gali di Kelurahan Tamangapa, Kota Makassar. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling sebanyak 12 sumur gali, yang dianalisi dengan uji uji <em>Fisher's exact</em> test. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara jarak dari sumber kontaminasi (SPAL, kandang ternak dan septik tank) dengan keberadaan MPN <em>coliform</em> air sumur gali dengan p value 0,028 < 0,05 (odd ratio = 3,5). Tidak ada hubungan prilaku pemiliki sumur (penyimpanan timba sumur, mandi dan mencuci) dan struktur sumur gali (dinding sumur gali, dan lantai sumur gali) dengan keberadaan MPN <em>Coliform</em> dengan p value > 0,05. Penelitian ini menyimpulkan bahwa jarak sumur dari sumber pencemar merupakan faktor risiko utama dalam menentukan kualitas bakteriologis air sumur gali. Sehingga perlu dilakukan upaya untuk menjaga jarak aman sumur dari sumber pencemar untuk mengurangi risiko kontaminasi. Direkomendasikan agar masyarakat meningkatkan kesadaran tentang sanitasi sumur dan perilaku higienis, sementara pemerintah perlu memperkuat pengawasan kualitas air sumur.</p> <p>Kata kunci : Air; MPN Coliform; Sumur Gali</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/1156Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Lingkar Lengan Atas (LILA) Ibu Hamil dengan Kejadian Stunting di Kabupaten Takalar2024-11-23T09:27:57+08:00Sukmawati Sukmawatisukmawati@poltekkes-mks.ac.idYusnita Yusnitasukmawati@poltekkes-mks.ac.idZakaria Zakariasukmawati@poltekkes-mks.ac.idChaerunnimah Chaerunnimahsukmawati@poltekkes-mks.ac.id<p>Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan prevalensi <em>stunting</em> di Indonesia mencapai 21,6%, Sulawesi Selatan 27,4% dan Kabupaten Takalar 31,3% masih diatas <em>cut off</em> WHO yaitu 20%. Standar emas pemberian makanan bayi dan anak yakni melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), memberikan ASI eksklusif, memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dan meneruskan pemberian ASI sampai dengan dua tahun. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan lingkar lengan atas (LILA) ibu hamil dengan kejadian <em>stunting</em>. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat analitik dengan pendekatan <em>case control</em> secara retrospektif. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Bontokadatto Kabupaten Takalar pada Juli 2023 sampai Maret 2024. Sampel adalah seluruh balita yang mengalami <em>stunting</em> sebanyak 20 orang sebagai kasus, kontrol adalah balita tidak <em>stunting</em> sebanyak 20 orang. Uji statistik yang digunakan adalah uji <em>chi square</em>. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan kejadian <em>stunting</em> pada anak balita dengan <em>p-value</em> 0,27 (<em>p-value</em> > 0,05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar lengan atas ibu hamil dengan kejadian <em>stunting</em> pada anak balita dengan <em>p-value</em> 0,72 (<em>p-value</em> > 0,05) di Kabupaten Takalar. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) merupakan faktor risiko kejadian <em>stunting</em> pada balita dengan nilai OR 3,05 (OR > 1) dan lingkar lengan atas ibu saat hamil menjadi faktor protektif kejadian <em>stunting </em>dengan nilai OR 0,58 (OR < 1). Kepada ibu dan petugas kesehatan untuk melakukan pemberian inisiasi menyusui dini pada bayi baru lahir.</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/1161Analisis Kandungan Gizi Dan Daya Terima Panelis Terhadap Kudapan Gyobas Berbasis Ikan Bandeng Sebagai Upaya Pencegahan Anemia Dan Stunting Pada Remaja2024-11-13T11:16:25+08:00Sunarto Sunartosunarto@poltekkes-mks.ac.idChaerunnimah ChaerunnimahChaerunnimah@poltekkes-mks.ac.idRita Irmaritairma@poltekkes-mks.ac.id<p>Kualitas kandungan nilai gizi ikan bandeng berpotensi dimanfaatkan dalam pengembangan produk makanan untuk mencegah Anemia ataupun stunting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai gizi dan tingkat penerimaan panelis terhadap aspek warna, aroma, tekstur dan rasa kudapan Gyoza Bandeng <em>(Gyobas). </em>Responden panelis sebanyak 30 orang. Daya terima produk dinilai menggunakan form skala uji hedonik yang terdiri dari sangat tidak suka, tidak suka, agak suka (netral), suka dan sangat suka. Kandungan gizi produk dinilai mengunakan tabel komposisi pangan Indonesia (TKPI), 2020. Analisis kandungan gizi menggunakan TKPI menunjukkan bahwa kudapan Gyobas dalam 100 g mengandung energi 261,5 kkal, protein 11,5 g, lemak 11,5 g, karbohidrat 8 g, serat 3,5 g, Vitamin B1 0,5 mg, vitamin C 6,0 mg, Karoten total 398g, abu 0,5 g, Kalsium 20 mg, fosfor 74 mg, besi 1,0 mg, natrium 285 mg, kalium 128 mg, tembaga 11 mg, zink 0,5 mg. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa kudapan Gyobas dapat diterima dengan persentase penerimaan skala suka hingga sangat suka, pada aspek warna total tingkat penerimaan sebesar 87%, aspek aroma 93%, aspek tekstur 93% dan rasa 100%. Berdasarkan rata-rata nilai hedonik pada aspek warna, aroma, tekstur dan rasa, masing-masing sebesar 4,2; 4,4,; 4,3 dan 4,6. Nilai gizi kudapan Gyobas cukup lengkap yang meliputi gizi makro dan mikro sehingga dapat menjadi alternatif kudapan berbasis pangan lokal sebagai upaya untuk mencegah masalah gizi (Anemia atau Stunting) pada remaja. Secara keseluruhan, Gyobas disukai dan dapat diterima oleh panelis, namun aspek rasa memiliki tingkat penerimaan yang paling tinggi.</p> <p>Kata Kunci: Daya terima, Ikan Bandeng, Gyoza Bandeng, Gyobas, Anemia dan Stunting</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/1225Hubungan Asupan Makanan dan Aktivitas Fisik Serta Body Image dengan Status Gizi Lebih Mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Makassar2024-12-05T21:01:49+08:00Hikmawati Ma'sudhikmawatimasud@poltekkes-mks.ac.idAbdullah Tamrinhikmawatimasud@gmail.comMustamin Mustaminhikmawatimasud@gmail.comKiki Natasyahhikmawatimasud@gmail.com<p>Di Indonesia, status gizi lebih masih tergolong tinggi. Asupan makanan yang berlebihan, aktivitas fisik yang kurang, dan <em>body image</em> yang buruk adalah salah satu penyebabnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana asupan makan, aktivitas fisik, dan <em>body</em> <em>image</em> yang berkaitan dengan status gizi yang lebih baik. Desain <em>cross-sectional</em> digunakan dalam penelitian ini. Sampel penelitian ini mengambil total 52 individu. Penggunaan kuesioner untuk mengumpulkan data variabel. Ingat dua kali setiap dua puluh empat jam digunakan untuk mengumpulkan data asupan makan. IMT dihitung dengan ukuran tinggi dan berat badan. Hubungan antara variabel dievaluasi dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara asupan energi dan status gizi, dengan nilai p = 0,024 lebih besar dari nilai α (0,05). Ditunjukkan bahwa ada hubungan yang tidak signifikan antara status gizi dan asupan protein, dengan nilai p= 0,118 lebih besar dari nilai α (0,05), lemak dan karbohidrat, dengan nilai p= 0,011 lebih besar dari nilai α (0,05), dan aktivitas fisik, dengan nilai p= 0,620 lebih besar dari nilai α (0,05). Disarankan agar peneliti selanjutnya melakukan penelitian lebih lanjut dengan memasukkan faktor tambahan seperti asupan serat dan faktor stres.</p> <p>Kata kunci : Aktivitas fisik; konsumsi makanan; penampilan tubuh; tingkat gizi lebih</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/1232Efektivitas Kayu Secang (Caesalpina sappan L.) dalam Menurunkan Bakteri Coliform pada Air Minum Isi Ulang2024-12-07T23:43:43+08:00Khiki Purnawati Kasimkhikinawing@poltekkes-mks.ac.idRafidah Rafidahkhikinawing@poltekkes-mks.ac.idRostina Rostinakhikinawing@poltekkes-mks.ac.idNurkhatimah Latifahkhikinawing@poltekkes-mks.ac.id<p>Kejadian diare di Indonesia masih menjadi masalah dengan adanya angka kesakitan dan angka kematian yang tinggi. Faktor yang mempengaruhi prevalensi penyakit ini karena sebagian masyarakat di Indonesia yang tidak memiliki akses air minum yang sehat dan sanitasi yang layak. Kualitas air minum yang tidak memenuhi syarat secara bakteriologis dapat menjadi penyabab penyakit diare. Maka perlu diantisipasi melalui langkah-langkah kongkrit dengan memanfaatkan sumber daya alam yang mengandung senyawa anti mikroba seperti flavonoid, tanin, brazilin dan brazilein yang berfungsi sebagai anti mikroba. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Efektivitas Kayu Secang <em>(Caesalpinia Sappan L.)</em> dalam Menurunkan Bakteri <em>Coliform</em> pada Air Minum Isi Ulang dengan metode penelitian eksperimen quasi skala laboratorium dengan menggunakan 1 gr kayu secang dalam 1 liter air minum isi ulang dengan variasi waktu kontak 12 jam, 24 jam, dan 36 jam.Hasil penelitian penambahan kayu secang 1 gr dalam 1 liter air minum isi ulang dengan waktu kontak 12 jam persentase penurunan 100%, 24 jam persentase penurunan 100% dan 36 jam persentase penurunan 100%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari ketiga pengamatan, hasil kualitas pemeriksaan pH, warna, dan kekeruhan paling baik terdapat pada waktu kontak 12 jam dibandingkan dengan waktu kontak pada 24 jam dan 36 jam. Penambahan kayu secang dengan waktu kontak 12 jam, 24 jam dan 36 jam efektif menurunkan bakteri <em>Coliform</em> sesuai dengan syarat Permenkes RI No. 2 Tahun 2023. Untuk itu disarankan kepada masyarakat untuk memanfaatkan kayu secang dengan waktu kontak 12 jam dalam air minum sebagai Upaya pencegahan penyakit diare..</p> <p>Kata kunci : <em>Coliform</em>; kayu secang<em>(Caesalpinia Sappan L.)</em>; air minum isi ulang</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/1237Kadar Protein dan Vitamin C Kue Pukis Dengan Substitusi Tepung Kacang Merah (Phaseoulus Vulgaris L.) dan Tepung Kerang Darah (Anadara Granosa L.)2024-12-07T23:46:10+08:00Fatmawaty Suaibfatmawaty2@poltekkes-mks.ac.idRetno Sri Lestarifirabone29@gmail.comYulfira Yusuffirabone29@gmail.com<p>Banyak kue khas Indonesia seperti pukis yang menggunakan tepung terigu sebagai bahan bakunya, padahal Indonesia bukan negara penghasil utama tepung terigu. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu, perlu dicari alternatif sumber tepung terigu lokal. Salah satu penganekaragaman pangan lokal adalah pembuatan kue pukis dengan substitusi tepung kacang merah dan tepung kerang darah. Upaya untuk mengatasi masalah anemia antara lain dengan memperbanyak konsumsi makanan kaya protein dan vitamin C, seperti kacang merah dan kerang darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein dan vitamin C pada pukis dengan substitusi tepungkacang merah dan tepung kerang darah. Jenis penelitian ini adalah pra eksperimen dengan menggunakan racangan laboratorik One Shot Study Case dengan formula konsentrasi tepung kacang merah dan tepung kerang darah masing masing 95 g dan 5 g, 90 g dan 10 g, serta 85 g dan 15 g. Kadar protein diuji dengan metode mikro Kjedhal dan kadar vitamin C diuji dengan metode titrasi iodium. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar protein kue pukis substitusi tepung kacang merah dan tepung kerang darah terdapat peningkatan F0 dan F1 sebesar 16,64%, F1 dan F2 sebesar 3,85%, F2 dan F3 7,54% dan kadar vitamin C kue pukis substitusi tepung kacang merah dan tepung kerang darah terdapat peningkatan F0 dan F1 sebesar 24,10%, F2 dan F3 sebesar 2,14%, dan penurunan presentasi F1 dan F2 -1,71%. Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh lama penyimpanan adonan pada kadar vitamin C kue pukis substitusi tepung kacang merah dan tepung kerang darah. Serta pengolahan bahan pangan lokal lebih ditingkatkan agar menghasilkan produk yang bermanfaat bagi kesehatan</p> <p>Kata kunci : Kue Pukis; Kacang Merah; Kerang Darah; Protein; Vitamin C</p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/1249Efektivitas Intervensi Non-Farmakologis dalam Mengurangi Nyeri Haid: Sebuah Studi Literatur2024-12-11T20:34:46+08:00Ernawati Ernawatiernawati@stikesnh.ac.idM. Askar M. Askarm.askar@poltekkes-mks.ac.id<p>Nyeri haid atau dismenore primer adalah masalah kesehatan reproduksi yang sering dialami perempuan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Pengobatan farmakologis sering kali menimbulkan efek samping, sehingga intervensi non-farmakologis menjadi alternatif yang menarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas intervensi non-farmakologis, seperti terapi panas, yoga, olahraga, akupresur, pijat effleurage, dan modifikasi gaya hidup, dalam mengurangi nyeri haid. Studi ini menggunakan pendekatan tinjauan sistematik terhadap 16 artikel yang relevan. Hasil menunjukkan bahwa semua metode memberikan pengurangan nyeri yang signifikan, dengan yoga dan olahraga menunjukkan pengurangan nyeri terbesar (2,8–3 poin pada skala VAS). Terapi panas, akupresur, dan pijat effleurage memberikan efek yang cepat tetapi sementara. Modifikasi gaya hidup memberikan manfaat jangka panjang dalam meningkatkan kualitas hidup. Kombinasi metode dianjurkan untuk hasil yang lebih optimal.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: nyeri haid; dismenore primer; intervensi non-farmakologis; yoga; terapi panas.</p> <p><em> </em></p>2024-12-12T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar