https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/issue/feedMedia Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar2024-07-08T08:53:31+08:00Rudy Hartonomediakesehatan@poltekkes-mks.ac.idOpen Journal Systems<p>Jurnal Media Kesehatan Poltekkes Kemenkes Makassar adalah jurnal ilmiah yang dipublikasi oleh Unit Penelitian Poltekkes Kemenkes Makassar. Jurnal ini merupakan mutasi dari <a href="https://journal.poltekkes-mks.ac.id/ojs2/index.php/mediakesehatan" target="_blank" rel="noopener">OJS 2 Jurnal Media Kesehatan Poltekkes Kemenkes Makassar</a>. Jurnal Media Kesehatan merupakan Jurnal Nasional yang diterbitkan dalam Bahasa Indonesia. Jurnal Media Kesehatan Poltekkes Kemenkes Makassar fokus pada hasil-hasil penelitian asli dan terbaru dalam lingkup ilmu kesehatan mencakup ilmu keperawatan, kebidanan, kesehatan lingkungan, ilmu farmasi, analis kesehatan atau laboratorium medis, ilmu gizi, fisioterapi, kesehatan gigi, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu kesehatan lainnya.</p> <p>Jurnal Media Kesehatan Poltekkes Kemenkes Makassar adalah jurnal dengan reviewer teman sejawat sesuai dengan bidang keilmuannya yang dikembangkan untuk mendorong pengembangan keilmuan dalam bidang kesehatan secara umum sehingga dapat menjadi sumber referensi dalam mendukung terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berbasis <em>Evidence Based Practice</em> di Indonesia. Selain itu, jurnal itu menjadi wadah bagi peneliti dalam bidang ilmu kesehatan untuk mempublikasikan hasil penelitiannya sehingga mampu memperkaya referensi ilmiah yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan di Indonesia<br /><strong>ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1180425888" target="_blank" rel="noopener">1907-8153 (Print)</a> | ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1482281837" target="_blank" rel="noopener">2549-0567 (Online)</a></strong></p>https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/529Analisis Kandungan Formalin Pada Ikan Asin Air Tawar Di Kabupaten Wajo2024-04-07T12:59:19+08:00Inayah Inayahinayahmahmud.500@gmail.comAsmarani Asmaraniinayahmahmud.500@gmail.com<p>Wilayah provinsi Sulawesi Selatan terdapat danau terbesar kedua yang dinamakan danau Tempe yang terletak di wilayah Kabupaten Wajo. Ikan yang dihasilkan berupa ikan air tawar yang melimpah sehingga dapat diolah menjadi produk ikan asin. Pembuatan ikan asin dilakukan dengan cara pengawetan menggunakan garam. Dalam proses pembuatannya produsen sering kali menggunakan bahan tambahkan pangan jenis formalin agar daya simpan ikan lebih lama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan formalin pada jenis ikan asin air tawar basah, ikan asin air tawar semi kering, dan ikan asin air tawar kering di Pasar Tanjong Manik, Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo. Data diperoleh melalui observasi dan pemeriksaan laboratorium dengan metode test kit. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 sampel ikan asin dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan dari 30 sampel yang terdiri dari jenis ikan Bungo, ikan Sepat, ikan Betutu dan ikan Gabus terdapat 90% sampel jenis ikan asin air tawar basah mengandung formalin, 70% sampel jenis ikan asin air tawar semi kering mengandung formalin, dan 90% sampel jenis ikan asin air tawar kering mengandung formalin. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa 80% sampel ikan asin air tawar yang mengandung formalin pada sampel ikan asin air tawar yang diperiksa. Diharapkan kepada masyarakat untuk lebih mengetahui ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin dan kepada produsen agar tidak menambahkan bahan tambahan pangan dan memaksimalkan pengeringan.</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/550Pengaruh Puzzle Terhadap Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah Di Tk Santo Yoseph Denpasar2024-04-21T10:40:59+08:00Ni Kadek Dian Arisantidekyan2909@gmail.comAnak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewitrisna.narta407@gmail.comAgung Wiwiek Indrayaniagungwiwiek@unud.ac.id<p>Berbagai hal dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak usia dini baik itu faktor internal maupun eksternal. Stimulasi berupa permainan <em>puzzle</em> menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perkembangan motorik halus anak meningkat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk membuktikan adanya pengaruh pemberian permainan <em>puzzle</em> terhadap peningkatan perkembangan motorik halus anak prasekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan kelompok intervensi dan kontrol serta menggunakan teknik <em>simple random sampling</em> dengan total 25 sampel. Pada kelompok intervensi terdiri dari 13 anak yang nantinya diberikan permainan <em>puzzle</em> dan pada kelompok kontrol yang terdiri dari 12 anak akan diberi kebebasan untuk bermain permainan lain seperti bermain di lapangan. Alat ukur pada penelitian ini menggunakan <em>Denver Development Screening Test </em>II yang berfokus pada perkembangan motorik halus anak. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di Tk Santo Yoseph Denpasar setelah diberikan permainan <em>puzzle</em> yang ditunjukkan dengan hasil Uji <em>Wilcoxon</em> yaitu 0.005 (p<0.05) pada kelompok intervensi saat <em>pre-test</em> dan <em>post-test </em>serta hasil dari Uji <em>Mann-Whitney</em> data <em>post-test</em> yaitu 0.021 (p<0.05). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian permainan <em>puzzle</em> terhadap perkembangan motorik halus anak serta adanya perubahan tingkat perkembangan motorik halus anak pada kelompok intervensi setelah diberikan permainan <em>puzzle</em>. </p> <p>Kata kunci : Perkembangan Motorik Halus; Anak Prasekolah; <em>Puzzle</em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/563Dukungan Keluarga Dan Sosial Budaya Dengan Risiko Anemia Pada Ibu Hamil 2024-05-09T12:38:17+08:00Hairuddin Khairuddink@unimerz.ac.idJumrah Sudirmanjumrah.mega.rezky@gmail.comSuriani Bsuriani_b503@poltekkes-mks.ac.id<p>Berdasarkan data anemia yang diperoleh dari hasil rekam medis di Puskesmas Lepo-lepo Kendari, sebanyak 128 (11,07%) ibu hamil mengalami anemia dari 1.156 pasien yang memeriksakan kehamilannya pada tahun 2013, terdapat 112 (6,68%) ibu hamil yang mengalami anemia. mengalami anemia dari 1.675 pasien yang memeriksakan kehamilannya, dan pada tahun 2014 sebanyak 97 (5,48%) ibu hamil mengalami anemia dari 1.768 pasien yang memeriksakan kehamilannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sosial budaya dan dukungan keluarga dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross-Sectional Study. Jumlah sampel sebanyak 33 ibu hamil dengan teknik purposive sampling. Penelitian menemukan sebagian besar ibu hamil masih mengalami anemia karena kurangnya dukungan keluarga. Besar kecilnya dukungan keluarga yang diterima ibu berpengaruh terhadap anemia pada ibu hamil. Dampak ini dapat mengganggu kesehatan psikologis ibu hamil, seperti mengalami stres. Agar ibu merasa tenang dan tenteram selama hamil, diharapkan keluarga ibu hamil dapat memberikan dukungan penuh sehingga terdapat hubungan sosiokultural dan dukungan keluarga dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai masing-masing ρ < α (0,05 ). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial budaya dan keluarga dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Sebagai rekomendasi dalam penelitian untuk meningkatkan hubungan sosial budaya dan dukungan keluarga dengan kejadian anemia pada ibu hamil.</p> <p>Kata kunci : Anemia, Dukungan Keluarga, Ibu Hamil, Sosial Budaya</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/528Uji Kemampuan Umbi Gadung (Dioscorea Hispida) Dan Buah Bintaro (Cerbera Manghas) Dalam Mematikan Tikus 2024-04-07T13:02:54+08:00Hamsir AhmadAHMADHAMSIR@GMAIL.COMAbd RahmanAHMADHAMSIR@GMAIL.COM<p>Keberadaan tikus sangat mengganggu dan membahayakan kehidupan manusia karena .peran tikus sebagai agen yang menyebarkan penyakit Murine thypus, Leptospirosis, dan Salmonellosis. Rodentisida alami yang dapat digunakan untuk membunuh tikus dengan penggunaan rodentisida nabati yaitu. umbi gadung dan buah bintaro karena mengandung bahan kimia yang beracun Penelitian ini bersifat eksperimen semu (Quasi Eksperimental) dengan tujuan Untuk mengetahui kemampuan umbi gadung (Dioscorea hispida) dan buah bintaro (Cerbera magas) dalam mematikan hama tikus dengan dosis 20 gram, 40 gram dan 60 gram dan kontrol dengan waktu pengamatan selama 10 hari, replikasi dilakukan sebanyak 2 kali. Hasil penelitian menunjukkan Umbi gadung dosis 20 gram dapat membunuh tikus sebesar 50%, dosis 40 gram dapat membunuh tikus sebesar 66%, Dosis 60 gram dapat membunuh tikus 66% sedangkan buah bintaro menunjukkan dosis 20 gram dapat membunuh tikus sebesar 66%, dosis 40 gram dapat membunuh tikus sebesar 33%, Dosis 60 gram dapat membunuh tikus 16%. Kesimpulkan dari penelitian ini yaitu hasil penelitian membuktikan umbi gadung (Dioscorea hispida) dengan dosis 20 gr, 40 gr dan 60 gr mampu mematikan tikus karena telah memenuhi syarat kematian tikus 50% dan buah bintaro (Cerbera magas) 20 gr mampu mematikan tikus karena telah memenuhi syarat kematian tikus 50%. Sedangkan pada dosis 40 gr dan 60 gr tidak mampu mematikan tikus karena tidak memenuhi syarat 50% kematian pada tikus. Masyarakay dapat menggunakan rodentisida nabati umbi gadung 40 gram dan buah bintaro 20 gram sebagai alternatif untuk pengendalian tikus yang ramah lingkungan karena pada perlakuan tersebut mampu matikan tikus dengan jumlah lah dosis yang lebih sedikit dan tingkat kematian yang tinggi.</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/632Konseling Gizi Meningkatkan Pengetahuan dan Asupan Gizi Ibu Hamil 2024-05-30T20:42:44+08:00Nadimin Nadiminnadimingizi66@gmail.comAgustian IpaAgustianipa@poltekkes-mks.ac.idRudy HartonoRudyhartono@poltekkes-mks.ac.idNabilah Rihadatul Aisynabilahrihadatulaisy@poltekkes-mks.ac.id<p>Masalah gizi yang umum terjadi pada ibu hamil adalah masalah kekurangan gizi makro maupun mikro yang termanisfestasi dalam status gizi kurang energi kronik (KEK). Prevalensi KEK pada ibu hamil di Indonesia masih cukup tinggi. Konseling bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan membentuk perilaku pemenuhan gizi yang baik. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian konseling gizi terhadap pengetahuan dan asupan gizi ibu hamil KEK. Desain penelitian <em>Pre experiment</em> dengan rancangan <em>one-group pre test post test design</em>. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Bontoa Kabupaten Maros selama tiga minggu. Teknik pengambilan sampling dengan teknik <em>purposive sampling</em>. Jumlah sampling yaitu 10 orang ibu hamil yang memiliki lingkar lengan atas dibawah 23,5 cm. Data tingkat pengetahuan dikumpulkan melalui <em>pre-post test</em>. Data asupan zat gizi dikumpulkan saat sebelum dan selama intervensi sebanyak tiga kali menggunaan <em>food recall</em> 24 jam. Pengaruh konseling terhadap pengetahuan ibu hamil dianalisis menggunakan uji <em>Wilcoxon</em>, sedangkan pengaruh konseling terhadap asupan gizi ibu hamil menggunakan uji <em>Paired Sampel T-Test</em>. Hasil analisis statistik menunjukkan ada perbedaaan pengetahuan sebelum dan setelah konseling pada ibu hamil KEK (p=0,005). Perbedaan asupan zat gizi ibu hamil antara sebelum dan setelah konseling pada ibu hamil KEK baik pada asupan energi (p=0,000), protein (p=0,007), lemak (p=0,035), dan karbohidrat (p=0,001). Demikian juga asupan vitamin C (p=0,022) dan besi (p=0,017). Kesimpulan penelitian ini yaitu pelaksanaan konseling gizi selama tiga minggu dapat meningkatkan pengetahuan dan asupan pada ibu hamil KEK.</p> <p><em> </em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/453Tinjauan Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan, Kebiasaan Jajan Dan Asupan Zat Gizi Dengan Kekurangan Energi Kronis Pada Siswi SMAN 18 Makassar2024-04-21T10:25:26+08:00Novi SariPitarynovi@gmail.comHusnul KhatimahPitarynovi@gmail.com<p>Pada usia remaja sering terjadi masalah Kesehatan berkaitan dengan asupan zat gizi, cenderung mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein), kebiasaan melewatkan sarapan dan kebiasaan jajan yang kurang sehat yang dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan energi kronis (KEK). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan, kebiasaan jajan dan asupan zat gizi dengan kejadian kekurangan energi kronis pada siswi SMAN 18 Makassar. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas XI dan XII di SMA Negeri 18 Makassar sebanyak 504 orang. Sebanyak 54 siswi dipilih menjadi sampel secara simple random sampling. Data yang dikumpulkan meliputi kebiasaan sarapan dan kebiasaan jajan dengan wawancara langsung menggunakan kuisioner, asupan zat gizi diperoleh dengan metode food recall 24 jam, dan status gizi ditentukan berdasarkan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan sebanyak 59.2% siswi yang mempunyai kebiasaan sarapan sering dan 79.6% siswi yang mempunyai kebiasaan jajan sering. Terdapat 88.9% siswi dengan kategori asupan energi kurang dan 77.8% siswi dengan kategori asupan protein kurang. Serta ditemukan sebanyak 59.3% siswi yang mengalami KEK. Tidak ada hubungan kebiasaan sarapan, kebiasaan jajan, asupan energi dan protein dengan Kekurangan Energi Kronis pada Siswi di SMAN 18 Makassar (p value >0.05). Namun Proporsi siswi yang asupan energi dan protein kategori kurang lebih banyak yang mengalami KEK. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak ditemukan hubungan antara kebiasaan sarapan, kebiasaan jajan, dan asupan zat gizi dengan kejadian kekurangan energi kronis.</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/589Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan Jajan Anak Sekolah Dasar2024-05-30T20:37:31+08:00Sunarto Sunartosunarto@poltekkes-mks.ac.idMustamin Mustaminsunarto@poltekkes.mks-ac.idNur Wahidah Aprianisunarto@poltekkes.mks-ac.id<p>Konsumsi jajan tidak sehat pada anak disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang jajan yang sehat. Konsumsi jajanan merupakan hal yang menjadi ciri khas pada anak-anak. Jajanan yang dibeli oleh anak-anak seringkali tidak diperhatikan baik itu kebersihan maupun kandungan yang ada pada makanan tersebut. Studi ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan jajan anak sekolah sebelum dan sesudah penyuluhan, mengetahui tingkat kebiasaan jajan anak sekolah, dan menganalisis pengaruh penyuluhan gizi terhadap tingkat pengetahuan jajan anak sekolah dasar. Desain studi ini adalah studi <em>pre eksperimen</em> dengan rancangan <em>one group pre test and post test design</em> di SD IT Al-Fikri Makassar tahun 2023. Populasi siswa kelas 4,5, dan 6. Besar sampel sebanyak 59 orang. Pengetahuan dan kebiasaan jajan diketahui dengan pemberian kuesioner kepada siswa. Uji statistik dengan Uji T tes berpasangan. Penelitian diketahui sampel umumnya kelas 6B (37,3%), umur 11 tahun (28,8%), jenis kelamin perempuan sebanyak 24 siswa (40,7%) dan laki-laki sebanyak 35 siswa (59,3%). Tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan baik sebanyak (52,5%) dan (84,7%). Kebiasaan jajan sebelum dan sesudah penyuluhan baik sebanyak (47,5%) dan (44,1%). Analisis statistik diketahui ada pengaruh penyuluhan dengan nilai <em>p = 0,000</em><em>. </em>Tidak ada pengaruh penyuluhan dengan nilai<em> p = 0,281</em>.Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan jajan anak sekolah dasar sebelum dan sesudah penyuluhan.Tidak ada pengaruh penyuluhan terhadap kebiasaan jajan anak sekolah dasar.Ada pengaruh penyuluhan gizi terhadap tingkat pengetahuan jajan anak sekolah dasar. Bagi siswa yang memiliki pengetahuan jajan dalam kategori baik agar tetap menjaga pandai dalam memilih jajan di sekolah. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk memantau kebiasaan jajan dan jajanan yang dijual dikantin sekolah serta pedagang makanan yang ada di lingkungan sekolah sehingga siswa tidak mengonsumsi jajan sembarangan untuk mencegah gangguan kesehatan. Bagi siswa yang memiliki kebiasaan jajan dalam kategori baik agar tetap menjaga kebiaasaan tersebut.</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/555Kombinasi Constructed Wetland Dan Koagulasi Dalam Menurunkan Kadar BOD Dan TSS Air Limbah Domestik2024-04-21T10:44:03+08:00Wahyuni Sahaniwahyuni_sahani@poltekkes-mks.ac.idAndi Muh. Alfianwahyuni_sahani@poltekkes-mks.ac.id<p>Air limbah domestik merupakan sumber pencemaran air yang sangat potensial karena mengandung zat-zat berbahaya dan beracun yang bersifat patogen dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum di buang ke badan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi <em>constructed wetland</em> dan koagulasi dalam menurunkan kadar BOD dan TSS air limbah domestik. Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan rancangan <em>pretest-posttest control</em>, yaitu pengujian terhadap sampel sebelum dan setelah dilakukan pengolahan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kombinasi <em>constructed wetland</em> dan koagulasi dengan variabel terikat yakni kadar BOD dan TSS. Data dianalisis secara deskriptif dengan melihat perbedaan penurunan setelah melalui perlakuan pada media pengolahan. Hasil penelitian menunjukkan penurunan rata-rata kadar awal BOD dan TSS setelah pengolahan dengan kombinasi <em>constructed wetland</em> dan koagulasi, rata-rata kadar BOD turun hingga 12,3 mg/l (94,9%). Sedangkan rata-rata kadar TSS turun hingga 1,6 mg/l (98,3%). Disimpulkan bahwa penelitian kombinasi <em>constructed wetland</em> dan koagulasi berpengaruh terhadap penurunan kadar BOD dan TSS air limbah domestik berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 68 Tahun 2016 sehingga disarankan kepada masyarakat untuk menggunakan pengolahan tersebut dalam mengolah air limbah domestik dan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya tanaman eceng gondok diaklimatisasi terlebih dahulu sebelum digunakan.</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/533Uji Kemampuan Bonggol Pisang Sebagai Nutrisi Mikroorganisme Dalam Mendegradasi Sampah Rumah Tangga Menjadi Kompos 2024-04-07T13:04:50+08:00Ain Khaerkhaerain@gmail.comGyta Jeansainkhaer@poltekkes-mks.ac.idBudirman Budirmanbudirman@poltekkes-mks.ac.idErwinda Alwi Rachmanerwinda@poltekkes-mks.ac.id<p>Sampah merupakan buangan dari hasil kegiatan baik dari kegiatan rumah tangga, perkantoran dan lain-lain. Jumlah timbulan sampah secara nasional sebesar 175.000 ton per hari atau setara 64 juta ton per tahun jika menggunakan asumsi lingkungan dapat menimbulkan berbagai permasalahan diantaranya: keindahan dan kenyamanan maupun masalah kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Mikroorganisme lokal dari bonggol pisang dalam proses pengomposan sampah rumah tangga dapat mempercepat penguraian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen lapangan dengan melakukan uji perlakuan sebanyak tiga kali pengulangan. Pada prinsip yang memenuhi standar 150 ml MOL bonggol pisang waktu pengomposan berlangsung selama 20 hari sedangkan yang 100ml, 50ml dan kontrol berlangsung selama 21 hari. Lama waktu pengomposan sangat dipengaruhui oleh Mikroorganisme yang ada pada MOL yang ditambahkan kedalam kompos.Kematangan kompos ≤30 hari sesuai SNI-7030- 2004 dan dikatakan tidak memenuhi syarat apabila waktu kematangan ≥30 hari. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu MOL bonggol pisang mampu mendegradasi sampah menjadi kompos sesuai standar SNI dari ketiga uji yang telah dilakukan hasil yang paling efektif yaitu penambahan 150ml MOL bonggol pisang. Sebaiknya masyarakat memanfaatkan bongggol pisang sebagai kompos dan keperluan pertanian karena dapat mendegradasi sampah.</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/321Pengetahuan Ibu Hamil melalui edukasi menggunakan aplikasi E-Modul tentang pemenuhan kesejahteraan ibu dalam upaya mencegah stunting di Puskesmas Mangasa Makassar2024-03-15T09:17:13+08:00Afriani Afrianiafriani@poltekkes-mks.ac.idFitriati Saburafriani@poltekkes-mks.ac.idWirawati Amin afriani@poltekkes-mks.ac.id<p>Stunting dapat juga terjadi sebelum kelahiran dan disebabkan oleh asupan gizi yang sangat kurang saat masa kehamilan, pola asuh makan yang sangat kurang, rendahnya kualitas makanan sejalan dengan frekuensi infeksi sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Salah satu upaya untuk mencegah anak lahir stunting dibutuhkan peran banyak pihak, termasuk peran SDM Penyelenggara Kesejahteran Sosial, yang berperan sebagai edukator, motivator, mobilisator. Termasuk peran keluarga dan masyarakat untuk dapat menyejahterakan ibu hamil dengan cara memenuhi kebutuhan dasarnya. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah diketahuinya upaya pencegahan stunting pada ibu hamil melalui edukasi menggunakan aplikasi E-modul tentang pemenuhan kesejahteraan ibu di Puskesmas Mangasa Makassar. Penelitian ini menggunakan rancangan <em>Pre eksperimental</em> dengan <em>one group </em> <em>pretest – posttest</em> Jumlah P<em>opulasi dalam penelitian ini </em>sebanyak 55 orang ibu hamil di Puskesmas Mangasa Makassar. Proses pengumpulan data dengan kuesioner dengan menggunakan google form dalam bentuk quizizz. Data tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil dengan menggunakan melalui E-modul tentang pemenuhan kesejahteraan ibu dengan menggunakan Uji T Paired test. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan ibu hamil melalui edukasi penggunaan aplikasi E-modul dan quizizz melalui <em>google form</em> tentang pemenuhan kesejahteraan ibu di Puskesmas Mangasa Makassar dengan nilai p=0,000. Diharapkan pendampingan bidan dan keluarga terkait pemenuhan kesejahteraan ibu selama hamil dalam upaya mencegah stunting</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/742Analisis Kadar Alkohol Pada Minuman Khas Sinjai Berdasarkan Penambahan Susu Dan Tanpa Susu2024-06-29T22:24:45+08:00Rudy Hartonorudyhartono@poltekkes-mks.ac.idYaumil Fachni Tandjungbuluevhyyaumil@poltekkes-mks.ac.idAlfin Resya Virgiawanalfinrv@poltekkes-mks.ac.idRahman Rahmanramangcarallang@gmail.comZulfian ArmahZulfian@poltekkes-mks.ac.idKirani Brudyhartono@poltekkes-mks.ac.id<div> <p><span lang="EN-US">Minuman Khas Sinjai (MINAS) terbuat dari fermentasi singkong sehingga didalamnya mengandung alkohol dengan jenis etanol. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, bahkan kematian. Susu memiliki kandungan protein dan lemak yang mampu menurunkan kadar alkohol. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran hasil pemeriksaan kadar alkohol pada MINAS berdasarkan penambahan susu dan tanpa susu. Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik dengan pendekatan <em>cross section, </em>jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 16 sampel yaitu 8 sampel dari penjual A dan 8 sampel dari penjual B, masing-masing dari 8 sampel penjual tersebut sudah termasuk 4 sampel dengan penambahan susu dan 4 sampel tanpa penambahan susu yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini. Tempat pengumpulan sampel dilakukan di Kelurahan Lappa Kabupaten Sinjai dan pemeriksaan sampel dilakukan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar Sulawesi Selatan pada 04-09 Mei 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar rerata alkohol MINAS penjual A tanpa susu (1,6%) dan penambahan susu (1,5%). Kadar rerata alkohol MINAS penjual B tanpa susu (1,9%) dan penambahan susu (1,7%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar alkohol pada MINAS dengan penambahan susu lebih rendah dibandingkan MINAS tanpa penambahan susu, dan dapat disarankan untuk peneliti selanjutnya agar memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan kadar alkohol.</span></p> </div> <div><strong>Kata Kunci</strong>: <span lang="EN-US">Minuman Khas Sinjai, Kadar Alkohol, Susu</span></div>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/549Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri2024-07-02T17:18:03+08:00Fatmawaty Suaibfatmawaty2@poltekkes-mks.ac.idSitti Sahariah RowaSaharia@poltekkes-mks.ac.idWirdatul AdwiahWirdatulAdwiah@poltekkes-mks.ac.id<p>Anemia adalah kondisi di mana kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari normal akibat kekurangan zat gizi esensial, terutama zat besi. Prevalensi anemia di Indonesia pada usia 5-14 tahun sebesar 26,80% dan usia 15-24 tahun sebesar 32% dan di Sulawesi Selatan sebesar 32%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia antara lain status ekonomi rendah, pola makan yang kurang, dan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada remaja putri. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kolerasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah siswi SMP Muhammadiyah 9 Berua yang berjumlah 31 orang yang terpilih sebagai sampel. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Che Square.Hasil uji statistik menunjukan sebagian besar remaja putri telah patuh mengonsumsi tablet tambah dara yaitu 17 orang (54,8%), sebagian besar remaja putri tidak mengalami anemia yaitu 23 orang (74,2%) dan hubungan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia menunjukkan nilai p=0,038 (p<0,05).Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMP Muhammadiyah 9 Berua.</p> <p><strong>Keywords</strong>: <em>Anemia, Kepatuhan TTD, dan Remaja Putri</em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/654Hubungan Perceived Severity Dengan Perilaku BABS Pada Masyarakat Pesisir kab. Takalar Tahun 20242024-05-30T20:44:34+08:00Muhammad Ikhtiarmuhammad.ikhtiar@umi.ac.idKanaya Alifia Riswanmuhammad.ikhtiar@umi.ac.idAndi Asrinamuhammad.ikhtiar@umi.ac.idAyu Puspitasarimuhammad.ikhtiar@umi.ac.id<p>Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan penduduk yang buang air besar di area terbuka sebesar 24,7 % dan buang air besar dilubang tanah sebesar 11,7%. Sedangkan akses sanitasi meliputi kepemilikan /penggunaan jamban, jenis kloset dan pembuangan akhir tinja sebesar 55,5 %. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan Perceived Severity dengan perilaku BABS. Metode Penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, desain <em>cross sectional study, </em>Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>probability sampling </em>dengan pendekatan <em>simple random sampling, </em>responden penelitain berjumlah 161 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan obseravasi. Metode analisis data dilakukan dengan uji bivariat dan uji korelasi <em>Chi- Square. Hasil Penelitian menunjukkan v</em>ariabel <em>perceived severity </em>berhubungan dengan perilaku BABS hal ini ditunjukkan dengan pernyataan positif paling banyak 72.7% hal ini dikarenakan masyarakat menyadari bahwa buang air di sungai merupakan perilaku yang salah, buang air besar di sungai juga akan membuat lingkungan sekitar tercemar dan tercampur dengan kotoran manusia yang terdapat banyak kuman penyebab penyakit di dalamnya. Dengan hasil analisa uji <em>chi-square </em>menunjukkan <em>P Value = </em>0.000 yang berarti mempunyai hubungan.Kesimpulan dalam penelitian adalah bahwa ada hubungan antara <em>Perceived Severity </em>dengan perilaku Buang Air Besar Sembarangan masyarakat Pesisir Kabupaten Takalar dimana seluruh responden berdasarkan <em>perceived severity </em>(kerentanan) menunjukkan memiliki persepsi cukup.</p> <p><strong>Keywords</strong>: Perceived, Severity, Masyarakat Pesisir</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/492Hubungan Perilaku Makan Dengan Kejadian Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Remaja Putri2024-03-15T09:22:47+08:00Sukmawati Sukmawatisukmawati@poltekkes-mks.ac.idMustamin Mustaminsukmawati@poltekkes-mks.ac.idAdriyani Adamsukmawati@poltekkes-mks.ac.idAna Purnama Ningsihsukmawati@poltekkes-mks.ac.id<p>Kurang Energi Kronik menjadi salah satu masalah gizi utama yang banyak dialami oleh kalangan remaja, terutama pada remaja putri. Berdasarkan hasil data Riskesdas (2018) prevalensi KEK pada remaja putri di Indonesia sebesar 36,3%. Remaja yang mengalami KEK berisiko melahirkan bayi prematur, perdarahan saat persalinan, kematian bayi dan anak serta melahirkan bayi <2,5 kg yang sering disebut Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan perilaku makan dengan kejadian kurang energi kronik pada remaja putri. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan <em>cross–sectional study</em>. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni s/d Agustus 2023. Sampel dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI di SMA Negeri 21 Makassar yang terpilih sebagai sampel dengan jumlah 75 orang. Pengambilan sampel dengan metode <em>Accidental Sampling</em>.</p> <p>Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan tentang gizi seimbang yang diperoleh menggunakan kuesioner. Analisis statistik yang digunakan adalah uji <em>chi square</em>. Hasil uji statistik hubungan tingkat pengetahuan dan tindakan dengan KEK keduanya menunjukkan nilai p=0,00(p<0,05) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan tindakan dengan kejadian KEK. Hubungan sikap dengan KEK menunjukkan nilai p=0,07(p>0,05) artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan kejadian KEK. Disimpulkan bahwa remaja putri dalam penelitian ini memiliki pengetahuan dan tindakan yang baik terhadap gizi seimbang, meskipun sikap mereka dominan negatif. Diharapkan kepada remaja untuk lebih meningkatkan pengetahuan gizi yang nantinya dapat merubah sikap menjadi positip tentang gizi seimbang melalui persuasi serta tekanan dari orang sekitarnya sehingga sadar akan pentingnya kesehatan dengan memenuhi kebutuhan zat gizi dengan prinsip gizi seimbang.</p> <p>Kata kunci : KEK, Pengetahuan, Sikap, Tindakan</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/571Identifikasi dan Uji Sensitivitas Staphylococcus sp. Terhadap Beberapa Antibiotik pada Ulkus Diabetikum2024-07-02T17:17:24+08:00Septiana Septianasepseptiana14@gmail.comAjeng Viona Putri Anjarani1211009@student.stikesnas.ac.idDidik Wahyudididikww@gmail.com<p>Bakteri <em>Staphylococcus</em> sp. dapat menimbulkan infeksi pada ulkus diabetikum. Pengobatan infeksi dapat menggunakan antibiotik, namun penggunaan antibiotik dapat menimbulkan dampak negatif seperti resistensi bakteri terhadap antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hasil identifikasi bakteri <em>Staphylococcus</em> sp. (<em>Staphylococcus aureus</em> dan <em>Staphylococcus epidermidis</em>) pada ulkus diabetikum dan sensitivitas bakteri terhadap antibiotik gentamisin, klindamisin, kloramfenikol dan siprofloksasin. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan deskriptif observasional. Sampel pada penelitian ini diambil secara <em>accidental sampling</em> dalam kurun waktu November sampai Desember 2023 didapatkan sebanyak 10 sampel. Identifikasi bakteri dilakukan menggunakan metode uji biokimia dan uji sensitivitas dengan metode <em>kirby-bauer.</em> Hasil penelitian identifikasi bakteri ditemukan bakteri <em>Staphylococcus aureus</em> sebanyak 7 dari 10 sampel dan bakteri <em>Staphylococcus epidermidis</em> sebanyak 3 dari 10 sampel. Hasil uji sensitivitas disimpulkan bahwa bakteri <em>Staphylococcus </em>sp. sensitif terhadap antibiotik gentamisin sebesar 70%, klindamisin sebesar 50%, kloramfenikol sebesar 70% dan siprofloksasin sebesar 70%.</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/566Kondisi Sanltasi Tempat Penggilingan Daging Dan Kualitas Bakteriologis Daging Bakso Di Pasar Pabaeng-Baeng Kota Makassar2024-07-02T17:16:58+08:00Zaenab Zaenabzaenab@poltekkes-mks.ac.idWahyuni Sahanizaenab@poltekkes-mks.ac.idMutiara Mutiarazaenab@poltekkes-mks.ac.id<p>Kasus keracunan pangan di Indonesia hingga kini masih tinggi. Kementerian Kesehatan mencatat kejadian KLB keracunan pangan pada tiga tahun terakhir 2020-2022 sebanyak 81 kejadian dengan 3.514 kasus. Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada tahun 2021. Penyebab utamanya karena adanya produk rusak, kedaluwarsa, dan tidak memiliki izin edar. Selain itu penyebab lainnya karena penerapan sanitasi yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kondisi Sanitasi Tempat Penggilingan Daging Bakso Dan Kualitas Bakteriologis Daging Bakso di Pasar Pabaeng-Baeng Kota Makassar. Jenis penelitian yaitu deskriptif dan didukung pemeriksaan di laboratorium, teknik sampling yang digunakan yaitu total sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penggilingan daging yang berada di Pasar Pabeng-Baeng Kota Makassar dan sampel yang digunakan sebanyak 9 adonan daging giling bakso. Hasil penelitian ini diperoleh 7 higiene penjamah penggilingan daging tidak memenuhi syarat, 9 kondisi bangunan tidak memenuhi syarat, dan 9 kebersihan peralatan tidak memenuhi persyaratan PERMENKES No. 1096 tahun 2011 dan pada pemeriksaan laboratorium untuk parameter Salmonella mendapat hasil bahwa ada 6 sampel yang terdeteksi positif mengandung bakteri <em>Salmonella</em> tidak memenuhi syarat SNI 7388:2009 tentang Batas Maksimum Cemaram Mikroba dalam Pangan. Pada pemeriksaan parameter <em>Escherichia coli </em>terdeteksi negatif dan memenuhi syarat SNI 7388:2009 tentang Batas Maksimum Cemaram Mikroba dalam Pangan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada item tempat pengolahan tidak memenuhi syarat dan ada sampel yang positif mengadung bakteri <em>salmonella</em>. Saran yang diberikan untuk pihak pengelola pasar agar memperhatikan kondisi sanitasi tempat pengolahan.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <strong><em>Salmonella, Escherichia coli</em>, higiene.</strong></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/657Kepuasan Kerja Pegawai Di Puskesmas Bontomarannu Gowa2024-05-30T20:55:34+08:00Ali Imranwahabthamrin1@gmail.comShermina Oruhwahabthamrin1@gmail.comMuslimin Swahabthamrin1@gmail.comRusnita Rusnitawahabthamrin1@gmail.comAdriyani Adamwahabthamrin1@gmail.com<p>Kinerja akan diarahkan pada segala usaha yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya manusia dan fasilitas kerja yang mendukung didalamnya,dengan demikian smua gagasan dan kebijaksanaan yang diambil untuk usaha meningkatkan produktivitas kerja perusahaan. Usaha untuk memampatkan sumber daya yang ada untuk menwujudkan sesuatu secara maksimal dengan memadukan sumber dan hasil dalam bentuk yang optimal, tenaga kerja manusia, disamping fasilitas dan sumber produksi lainnya adalah sumber daya yang harus dimanfaatkan secara penuh dan terarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kompetensi, disiplin kerja dan kepuasan terhadap kinerja pegawai.</p> <p>Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional study dengan pendekatan <em>cross sectional study. </em>Populasi dari penelitian ini adalah 49 orang PNS, dan sampel dalam penelitian ini yaitu total populasi berjumlah 49 orang.</p> <p>Hasil penelitian menunjukan bahwa teradap hubungan antara kompetensi, disiplin kerja dan kepuasan pegawai terhadap kinerja pegawai di Puskesmas Bontosunggu Kabupaten Gowa. Puskesmas Bontomarannu dapat memprioritaskan pengembangan kompetensi kerja pegawainya melalui pelatihan, workshop, dan pendidikan lanjutan serta memberikan reward bagi pegawai yang berprestasi. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pegawai.</p> <p>Kata Kunci : kompetensi, disiplin, kepuasan, kinerja</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/513Prevalensi Kejadian Pediculosis Capitis Pada Anak Panti Asuhan di Kota Palangka Raya 2024-03-23T09:25:08+08:00Lifrie Merrarylifriemerrary565@gmail.comIndria Augustinaindria@med.upr.ac.idAstrid Teresadr.astridteresa@gmail.comArif Rahman Jabalarifjabal@med.upr.ac.idDian Mutiasaridianmutiasari@gmail.com<p><strong>Latar Belakang: </strong>Pediculosis capitis di Indonesia sering juga disebut tungau. Pedikulosis kapitis biasanya menyerang populasi anak dengan kelompok usia 6-12 tahun. Pedikulosis kapitis mudah menyerang anak-anak, hal ini dikarenakan anak-anak masih belum memahami dan memperhatikan kebersihan. Faktor yang meningkatkan resiko terjadinya pedikulosis kapitis yaitu jenis kelamin, frekuensi mencuci rambut, penggunaan sisir dan aksesoris rambut bersama, penggunaan tempat tidur bersama, rambut yang panjang, dan jenis rambut.</p> <p><strong>Tujuan: </strong>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kejadian pediculosis capitis pada anak Panti di Asuhan Kota Palangka Raya.</p> <p><strong>Metode: </strong>Jenis Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain <em>cross sectional</em>. Penelitian cross sectional merupakan jenis penelitian yang melakukan pengukuran data dalam satu waktu dan subjek penelitian diobservasi hanya satu kali pada saat itu juga.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Pada penelitian ini ditemukan prevalensi infestasi pediculosis capitis pada anak perempuan sebanyak 36 orang (47,3%) dan anak laki-laki sebanyak 4 orang (5,2%).</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Penelitian yang dilakukan pada anak di empat panti asuhan Kota Palangka Raya didapatkan prevalensi kejadian pediculosis capitis adalah 50% dari 76 populasi</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Pediculosis Capitis, Prevalensi</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/402Hubungan Rinitis Alergi Dengan Kejadian Sinusitis Di Rsud Dr Doris Sylvanus2024-03-15T09:20:15+08:00Angeline Novia Toemonvtoemon@gmail.comMuhamad Umar Muhtar Hasanumarmuhtar136@gmail.comArif Rahman Jabalarifrjabal@med.upr.ac.idAstrid Teresadr.astridteresa@gmail.comRian Ka Prajariankapraja@gmail.com<p>Sinusitis merupakan inflamasi mukosa sinus paranasal menjadi salah satu gangguan kesehatan dunia dan sering ditemukan pada praktik kedokteran. Survei The National Health Interview tahun 2012, ditemukan sebanyak 12% dari total sampel 34.525 orang dewasa mengalami sinusitis. Rinitis alergi merupakan salah satu faktor penyebab sinusitis karena infeksi bakteri pada saluran sinus akibat penyumbatan ostium sinus dan mukus yang tidak dapat dialirkan disebabkan reaksi alergi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan rinitis alergi dengan kejadian sinusitis pada pasien di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain studi cross section yang dilakukan di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Subjek dalam penelitian ini adalah pasien riwayat rinitis alergi dan sinusitis periode tahun 2021-2023 yang memenuh kriteria inklusi dan eksklusi. Terdapat 271 sampel penelitian dimana pada uji statistik menunjukan nilai p = 0,000 dan OR = 0,092. Rinitis alergi memiliki hubungan dengan sinusitis dan rinitis alergi berpeluang mengalami sinusitis.</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/386Identifikasi Jamur Pada Terigu Yang Dijual Tanpa Merek di Pasar Besar Kota Palangka Raya2024-03-15T09:19:09+08:00Alifia Banjaranialifiabanjarani22@gmail.comAgnes Immanuela Toemonagnestoemon@gmail.comNatalia Sri Martaninataliasrimartani@gmail.comArif Rahman Jabalarifrjabal@med.upr.ac.idDian Mutiasaridianmutiasari@gmail.com<p>Makanan yang baik adalah makanan yang tidak mengandung bahan berbahaya dan memenuhi standar higiene dan sanitasi, akan tetapi BPOM menyatakan bahwa ditemukan gedung distributor dan sarana ritel yang menyimpan bahan makanan yang rusak, kadaluwarsa, dan ilegal, salah satunya adalah tepung terigu yang rusak akibat kontaminasi jamur yang berasal dari bulir/biji gandum. Tepung terigu yang berisiko tinggi terkontaminasi jamur dengan baik adalah tepung terigu yang dijual tanpa merek dan menggunakan plastik tipis transparan sehingga memudahkan masuknya udara yang terdapat spora jamur. Mengetahui keberadaan jamur serta mengidentifikasi spesies jamur yang ditemukan pada tepung terigu yang dijual tanpa merek di Pasar Besar Kota Palangka Raya. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain <em>cross sectional</em>. Populasi penelitian berjumlah 41 tepung terigu yang dijual tanpa merek di Pasar Besar Kota Palangka Raya, dengan teknik <em>sampling </em>menggunakan <em>purposive sampling </em>berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah mikroskop. Teknik pengolahan data meliputi <em>coding, tabulating, entering, editing, </em>dan <em>cleaning </em>dengan teknik analisis secara univariat (analisis deskriptif) dan menggunakan rumus persentase. Hasil pemeriksaan 41 sampel tepung terigu dan identifikasi jamur dengan menggunakan media SDA (<em>Sabouraud Dextrose Agar</em>) didapatkan persentase sebanyak 100% positif terkontaminasi jamur <em>Aspergillus </em>spp. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah didapatkan keseluruhan (100%) sampel tepung terigu positif terkontaminasi jamur <em>Aspergillus </em>spp.</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/564Pengembangan Media Edukasi Gizi Nutriplay Serta Pengaruhnya Terhadap Perilaku Tentang Gizi Seimbang Siswa Sekolah Dasar2024-07-02T17:16:37+08:00Fikri Khair Naqlifikri.khair06@gmail.comAnnisa Rizkirianifikri.khair06@gmail.com<p>Masalah gizi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi di Indonesia salah satunya masalah gizi ganda, yaitu gizi kurang dan gizi lebih sering ditemukan pada anak-anak usia 5 sampai 12 tahun. Edukasi gizi diperlukan oleh anak usia sekolah terutama untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik pemilihan makanan yang baik. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi karakteristik subjek, menganalisis tingkat penerimaan subjek terhadap media edukasi gizi nutriplay dilihat dari tingkat kesukaannya, dan menganalisis efektivitas media edukasi gizi nutriplay terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan praktik penerapan gizi seimbang pada kelompok perlakuan. Desain yang digunakan adalah <em>quasy experimental</em> dengan populasi siswa kelas 5 SD. Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer berupa karakteristik individu serta data pengetahuan, sikap, dan praktik gizi yang dilakukan dengan <em>pretest</em>/<em>baseline </em>dan<em> posttest</em>/<em>endline</em> menggunakan kuesioner, data frekuensi makanan harian diperoleh melalui buku harian (<em>nutriplay my food diary</em>), dan tingkat kesukaan terhadap media diperoleh melalui kuesioner. Data diolah dan dianalisis secara statistik deskriptif dan statistik inferensia yang meliputi uji <em>paired sample t-test</em>, uji <em>Wilcoxon</em>, uji <em>independent sample t-test</em>, dan uji <em>Mann-Whitney</em>. Hasil karakteristik subjek yaitu (55.3%) perempuan dan (44.7%) laki-laki dengan usia rata-rata 11 tahun. Penilaian tingkat penerimaan media nutriplay sangat menarik (72%) dan subjek sangat menyukai keseluruhan media edukasi gizi (96%). Frekuensi konsumsi kelompok pangan menunjukkan bahwa sebagian besar subjek kurang mengonsumsi lauk nabati (56.8%), sayur (81.6%), dan buah (64.8%). Pada kelompok intervensi, sebelum perlakuan terdapat 16% anak dengan tingkat pengetahuan baik, 72% anak dengan sikap positif, dan 4% anak dengan praktik gizi seimbang baik. Setelah perlakuan, pengetahuan baik, sikap positif, dan praktik gizi seimbang yang baik meningkat menjadi 48%, 88%, dan 8%. Penggunaan media nutriplay dan buku harian serta pemberian edukasi gizi dengan teknik ceramah menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor pengetahuan dan sikap subjek.</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassarhttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/778Kesesuaian Penggunaan Obat Pada Pasien Diabetes Mellitus Berdasarkan Algoritma Terapi Di wilayah Kerja Puskesmas Cendrawasih dan Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar2024-07-08T08:53:31+08:00Rusli Ruslifridabahar251@poltekkes-mks.ac.idArisanty Arisantyfridabahar251@poltekkes-mks.ac.idDwi Syah Fitra Ramadhanfridabahar251@poltekkes-mks.ac.idFrida Baharfridabahar251@poltekkes-mks.ac.idSuci Ramadanifridabahar251@poltekkes-mks.ac.id<p>Diabetes melitus (DM) adalah penyakit multisistem jangka panjang yang ditandai dengan sintesis insulin yang menyimpang, gangguan penggunaan insulin, atau keduanya. Diabetes melitus (DM) akan menjadi semakin umum di seluruh dunia hingga meningkat tiga kali lipat pada tahun 2030. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kesesuaian penggunaan obat pada pasien diabetes melitus berdasarkan algoritma terapi diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas cendrawasih dan jumpandang baru kota makassar. Pada penelitian ini penulis menggunakan Teknik Retrospektif. Teknik ini dilakukan dengan pengambilan data pasien diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas cendrawasih dan jumpandang baru kota makassar. Hasil penelitian menggunakan 67 sampel rekam medik di puskesmas cendrawasih didapatkan hasil bahwa kebanyakan pasien dalam penelitian ini, berjenis kelamin Perempuan (68,65%), usia >60 tahun (56,72%), pendidikan terakhir SMA (38,81%), pekerjaan IRT (49,25%). Golongan obat antidiabetes terbanyak yaitu Biguanide dengan obat terbanyak metformin (63,44%). Pola terapi paling banyak yaitu monoterapi golongan Biguanide Metfromin (93,33%), penggunaan terapi kombinasi terbanyak yaitu golongan Sulfonilurea dan Biguanide yaitu Metformin dan Glimepiride (40,91%). Kesesuaian pemilihan obat antidiabetes seluruh pasien dikatakan sesuai dengan PERKENI (2021) sebanyak 67 pasien (76,87%) sedangkan hasil dari penelitian ini menggunakan 75 sampel rekam medik di puskesmas jumpandang baru didapatkan hasil bahwa kebanyakan pasien dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan dengan rentang usia 45-64 tahun (69,23%). Golongan obat antidiabetes terbanyak digunakan adalah golongan biguanide yaitu metformin (53,57%). Pola terapi paling banyak yaitu monoterapi metformin (71,05%). Untuk penggunaan polaterapi dua obat dengan kombinasi terbanyak yaitu golongan biguanide (metformin) dengan golongan sulfonilurea (glimepirid) dengan persentase (75,67%).</p> <p>Kata Kunci<strong>: </strong>obat antidiabetes, diabetes melitus, dan kesesuaian penggunaan obat.</p>2024-06-30T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024