GAMBARAN DENSITAS NYAMUK AEDES AEGYPTY DENGAN KEJADIAN DBD DI DAERAH ENDEMIS DESA PASUI KECAMATAN BUNTU BATU KABUPATEN ENREKANG

Authors

  • Hamsir Ahmad Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar
  • Juherah Juherah Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar
  • Wahyuni Sahani ahmadhamsir@gmail.com

DOI:

https://doi.org/10.32382/sulo.v23i1.418

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cenderung meningkat dengan jumlah penderita dengan penyebaran yang luas. Masalah ini sering muncul dan berulang dengan datangnya musim hujan. Di Indonesia, dengan kurangnya kesadaran akan pentingnya anjuran pemberantasan nyamuk sebagai upaya pencegahan penyakit demam berdarah. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian anak-anak di beberapa negara Asia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kepadatan nyamuk Aedes aegypty dengan kejadian demam berdarah dengue di daerah endemis, Desa Pasui, Kecamatan Buntu Batu, Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah kepala keluarga di Desa Pasui sebanyak 441 kepala keluarga. Sampel yang digunakan adalah 82 rumah. Data diolah dengan tabel SPSS yang diperoleh dari observasi dan wawancara dari jawaban 82 responden kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Angka Bebas Jentik (ABJ) untuk semua lokasi baik Dusun maupun Kecamatan berada pada <95 sedangkan indikator kinerja atau target pengendalian RPJMN adalah Angka Bebas Jentik (ABJ) <95. dan HI berada pada rentang poin 4 dan 5 sehingga dikategorikan kepadatan sedang pada nyamuk aedes aegypty. Untuk kejadian DBD di Kecamatan Buntu Batu ditemukan 12 orang yang pernah mengalami Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ABJ di Desa Pasui Kecamatan Buntu Batu belum memenuhi indikator yaitu bebas dari jentik nyamuk dan untuk House indek rumah masih berada pada kepadatan sedang. Angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD)  dalam satu tahun terakhir masih ditemukan sebanyak 12 orang di Daerah Endemis, Desa Pasui, Kecamatan Buntu Batu, Kabupaten Enrekang.

Kata kunci: Kepadatan Nyamuk Aedes Aegypty, DBD

References

Arman, E. P. (2016). Faktor Lingkungan dan Perilaku Kesehatan yang Berhubungan dengan Endemisitas Demam Berdarah Dengue.

Balitangkes. (2017). Pedoman Pengumpulan Data Vektor (Nyamuk) di Lapangan, Riset Khusus Vektor dan Resevoir Penyakit di Indonesia. Kemenkes RI.

Catur, P., Kuat Prabowo, Pujiono. (2017). Kesehatan Lingkungan Teori dan Aplikasi. Egcmedbooks.com.

Dinkes Kab Enrekang. (2019). Laporan Tahun. Kabupaten Enrekang.

Dinkes, P. S.-S. (2020). Laporan Tahun. Makassar.

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. (2013). Pedoman Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Dinas Kementrian Kesehatan.

Faridah, L., Hamda ME, Syafei NS, Agrianfanny YN. (2018). Gambaran kontainer potensial dan kondisi lingkungannya sebagai tempat perindukan nyamuk di Universitas Padjadjaran Jatinango. Maj Kedokt Bandung, 50(2), 6–9.

Gafur, A., Saleh M. (2015). Hubungan tempat penampungan air dengan keberadaan jentik Aedes aegyptidi perumahan dinas type E Desa Motu Kecamatan Baras Kabupaten Mamuju Utara. J Hig, 1(2), 9–29.

Kemenkes, R. (2020). Demam Berdarah Dengue. Bul Jendela Epidemiol.

Nani. (2017). Hubungan perilaku PSN dengan keberadaan jentik Aedes aegyptidi Pelabuhan Pulang Pisau. J Berk Epidemiol, 5(1), 1–12. https://doi.org/10.20473/jbe.v5i1.2017

Prasetyowat, H., Astuti EP, Widawati M. (2017). Faktor yang berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes aegyptidi daerah endemis demam berdarah dengue ( DBD ) Jakarta Barat. BALABA, 13(2), 24–115.

Purnama, S. (2012). Pengukuran Survei Entomologi Nyamuk dan Maya Index. Universitas Udayana.

Puspawati, Catur,dkk. (2019). Kesehatan lingkungan : teori dan aplikasi kesehatan lingkungan Indonesia. Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Saleh, M., Aeni S, Gafur A, Basri S. (2018). Hubungan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegyptidi wilayah kerja puskesmas. J Hig, 4(2), 8–93.

Sari, Y. (2013). Evaluasi Pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit DBD (P2DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. J MKMI, 32–125.

Sarwono. (2017). Psikologi Lingkungan. PT. Grasindo : Jakarta

Soetaryo. (2014). Dengue. Medika Fakultas Kedokteran UGM.

Soekidjo Notoatmodjo. 2018. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta

Sunaryo, S. (2016). Demam Berdarah Dengue Pada Anak. UI.

Suryaningtyas, N., Margarethy I, Asyati D. (2018). Karakteristik habitat dan kualitas air terhadap keberadaan jentik Aedes sppdi Kelurahan Sukarami Palembang. Spirakel, 9(2), 9–53. https://doi.org/10.22435/spirakel.v8i2.8057

World Health Organization. (2019). Comphrehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue And Dengue Haemorrhagic Fever. WHO

Zaidi, A. Z. A., &. Tahir, N. S. H. (2019). Factors That Influence Investment Decision Making Among Potential Individual Investors in Malaysia. Advances in Business Research International Journal, 9(21).

Downloads

Published

2024-01-01