https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/issue/feedSulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat2025-06-16T03:30:54+08:00Andi Ruhbanruhbansaja@gmail.comOpen Journal Systems<p>Penamaan Jurnal SULOLIPU berasal dari bahasa daerah Nusantara dengan akar kata <strong>Sulo</strong> yang berarti <strong>suluh</strong> (bahasa Bugis dan Toraja), <strong>obor </strong>(bahasa Makassar), <strong>lampu</strong> atau <strong>pelita</strong> (bahasa Mandar); yang kesemuanya dapat berarti <strong>Penerang</strong> atau <strong>Pencerahan</strong>. Selanjutnya, <strong>Lipu</strong> diartikan <em><strong>tanah</strong></em> atau <em><strong>bumi</strong></em> (bahasaToraja) dan <strong>negeri </strong>atau <strong>kampung</strong> (bahasa Bugis), yang berkonotasi kearah arti <em><strong>alam sekitar</strong> atau <strong>lingkungan</strong>; Lengkapnya, buletin SULOLIPU mengandung makna sebagai media atau wahana komunikasi penyebarluasan informasi higiene sanitasi kesehatan lingkungan dan terkait upaya untuk menciptakan sekaligus menikmati lingkungan sehat, yang dilahirkan dari seputar wilayah Sulawesi Selatan Indonesia.</em></p> <p>Tulisan yang diterima melingkupi rumpun Ilmu Kesehatan Lingkungan dengan diberi kode 359 oleh Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi, yang dapat berupa Artikel Hasil Riset, Book Review, Literatur Review, Komentari/Opini, Berita Ilmiah (Scientific News), dan Letter to Editor. Tulisan tersebut menyangkut Sanitasi Dasar (penyehatan air, pengelolaan limbah cair, pembuangan tinja, penanganan sampah, penyehatan makanan minuman, pengendalian vektor), penyehatan udara, pengamanan pestisida, rumah sehat dan tata graha, perilaku hidup bersih dan sehat, higiene perorangan, sanitasi tempat umum-wisata-matra, sanitasi transportasi, sanitasi industri dan keselamatan kerja, sanitasi rumah sakit, sanitasi kawasan pesisir pantai dan laut, penyakit berbasis lingkungan, analisis mengenai dampak lingkungan, manajemen risiko lingkungan, epidemiologi kesehatan lingkungan, Mikrobiologi Lingkungan</p> <p>Sulolipu : Media Komunikasi sivitas Akademika dan masyarakat merupakan jurnal ilmiah berkala yang diterbitkan oleh Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan dengan <a title="pISSN" href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1180432075" target="_blank" rel="noopener">pISSN : 0854-624X </a><strong>( Cetak )</strong>, dan <a title="e-ISSN" href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1532662765" target="_blank" rel="noopener">e-ISSN : 2622-6960 </a><strong>( Online )</strong></p>https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1426Inovasi Teknologi Moving Bed Biofilm Reactor dalam Pengolahan Air Limbah: Kajian Bibliometrik2025-04-29T09:30:50+08:00Budirman Budirmanbudirman@poltekkes-mks.ac.idAin Khaerkhaerain@gmail.comSetiawan Kasimsetiawankasim80@gmail.com<p>Pengolahan air limbah menjadi esensial dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan kesehatan masyarakat. Meningkatnya populasi dan industrialisasi menghasilkan air limbah berlimpah, menuntut solusi pengolahan yang lebih efisien dan efektif. Teknologi biofilm, khususnya <em>Moving Bed Biofilm Reactors </em> (MBBR), telah diakui sebagai metode efektif dalam mengurangi pencemaran air limbah. Biofilm memanfaatkan media penyangga dalam reaktor biologis untuk menunjang pertumbuhan bakteri yang menguraikan berbagai polutan, termasuk senyawa nitrogen, karbon, farmasi, bahan kimia industri, dan mikropolutan lainnya yang menjadi parameter kunci kualitas air limbah. MBBR meningkatkan efisiensi penghilangan Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan senyawa nitrogen melalui nitrifikasi dan denitrifikasi. Penelitian ini menyelidiki evolusi penelitian teknologi biofilm untuk pengolahan air limbah dengan fokus pada MBBR. Analisis bibliometrik menunjukkan tren global, organisasi, lembaga, dan penulis yang paling berkontribusi dalam penelitian MBBR selama dekade terakhir. Data dikumpulkan dari database Scopus dan dianalisis menggunakan Excel, OpenRefine, Tableau, dan VOSviewer. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah publikasi terkait teknologi biofilm dan MBBR, dengan peningkatan tahunan sebesar 8,43%. China menjadi kontributor utama dengan 1.026 publikasi, diikuti oleh India, Denmark, dan Amerika Serikat. Meskipun MBBR diakui efektif, masih diperlukan penelitian lebih lanjut tentang dinamika komunitas mikroba dan pengaruh variabel operasional terhadap kinerjanya. Temuan ini menyoroti pentingnya teknologi MBBR dalam pengolahan air limbah dan memberikan wawasan tentang arah penelitian di masa depan. Penelitian di masa depan harus fokus pada pengembangan biocarrier baru yang lebih efisien, pemahaman mendalam tentang dinamika komunitas mikroba dalam MBBR, dan optimasi parameter operasional. Integrasi teknologi MBBR dengan teknologi pengolahan lainnya juga merupakan area yang menjanjikan untuk dieksplorasi.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: MBBR, Pengolahan air limbah, Inovasi teknologi, Kajian bibliometric, Reaktor biofilm</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1323Hubungan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Dengan Keberadaan Larva Aedes aegypti Di Desa Bonto Mate’ne Kecamatan Mandai Kabupaten Maros2025-03-18T10:12:18+08:00Sulasmi Sulasmilaksmi.kesling@gmail.comHaderiah Haderiahhaderiah.nuru64@gmail.comFirliana Firlianalaksmi.kesling@gmail.com<p>Perilaku masyarakat yang masih kurang memperhatikan terhadap Pemberantasan Sarang Nyamuk sehingga dapat berisiko menyebabkan penyakit DBD. Kasus DBD meningkat di Kabupaten Maros pada tahun 2023. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, Kecamatan Mandai menjadi wilayah yang memiliki jumlah kasus DBD tertinggi di Kabupaten Maros. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Dengan Keberadaan Larva <em>Aedes aegypti</em> Di Desa Bonto Mate’ne Kecamatan Mandai Kabupaten Maros. Jenis Penelitian observasional analitik dengan rancangan <em>Cross-Sectional</em> menggunakan Uji Chi Square, mewawancarai responden serta observasi ditempat tinggal Di Desa Bonto Mate’ne Kecamatan Mandai Kabupaten Maros yang memiliki besar sampel 78 rumah.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ada Hubungan yang signifikan antara pengetahuan masyarakat terkait Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Dengan Keberadaan Larva <em>Aedes Aegypti</em> Di Desa Bonto Mate’ne Kecamatan Mandai Kabupaten Maros (p= 0.042 < α= 0.05), dimana hasil p-value lebih kecil dari nilai alpa. Ada hubungan sikap (p= 0.042 < α= 0.05), dimana hasil p-value lebih kecil dari nilai alpa. Adanya hubungan Tindakan (p= 0.042 < α= 0.05), dimana hasil p-value lebih kecil dari nilai alpa. Kesimpulan pada penelitian ini Adanya hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan terkait PSN Dengan Keberadaan Larva <em>Aedes aegypti</em> di Desa Bonto Mate’ne Kecamatan Mandai Kabupaten Maros. Diharapakan bagi dinas terkait serta masyarakat dapat bekerja sama dalam penanganan sarang nyamuk dengan melakukan penyuluhan maupun tindakan terutama dalam upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Plus yang dilakukan seminggu sekali.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN); Larva <em>Aedes aegypti</em></p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1377Hubungan Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan Kejadian Stunting di Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene Sulawesi Barat 2025-03-18T10:53:43+08:00Erlani Erlanierlanirappe66@gmail.comQhaerunnisa Sahabuddinqhaerunnisa25@gmail.comJuherah Juherahkesling.mks@gmail.com<p>Stunting merupakan masalah kesehatan yang masih dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Prevalensi stunting yang masih tinggi menunjukkan bahwa masih banyak anak yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat memiliki peran penting dalam pencegahan stunting, dengan menerapkan lima pilar STBM, masyarakat dapat meningkatkan kesadaran dan perilaku hidup sehat, sehingga dapat mengurangi risiko stunting. Menurut Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Majene tahun 2022 terdapat 487 kasus stunting dari 1913 balita yang diperiksa di Kecamatan tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dengan kejadian Stunting di Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene Sulawesi Barat. Jenis penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan rancangan <em>cross-sectional</em>. Sampel penilitian adalah ibu yang memiliki balita dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria inklusi sehingga tepilih sampel sebanyak 94 balita. Data yang diperoleh dianalisis <em>chi-square </em>dengan perangkat lunak SPSS. Hasil penilitian menunjukkan adanya hubungan buang air besar sembarangan dengan stunting (p= 0.000). Tidak terdapat hubungan cuci tangan pakai sabun dan penyehatan makanan dan minuman rumah tangga dengan kejadian stunting (p = 1.000). Terdapat hubungan pengamanan sampah rumah tangga dengan stunting (p = 0.000), dan terdapat hubungan pengamanan limbah cair rumah tangga dengan kejadian stunting di Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene (p=0.003). Kesimpulan penelitian dari a<em>nalisis chi-square menunjukkan hubungan signifikan antara pilar I, IV, V dengan stunting, namun tidak ditemukan hubungan pada pilar II dan III</em>. Disarankan pemerintah lebih mengoptimalkan Program edukasi STBM khususnya manajemen sarana buang air besar, pengamanan sampah, dan pengamanan limbah cair rumah tangga.</p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM); Balita; Stunting</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1307Pengaruh Variasi Umpan Organik terhadap Jumlah Lalat Tertangkap pada Lem Perekat di Pasar Pabaeng Baeng Kota Makassar 2025-03-18T10:06:30+08:00Ashari Rasjidasharirasjid21@gmail.comHamsir Ahmadhamsirahmad@poltekkes-mks.ac.idPius Kopong Tokanhamsirahmad@poltekkes-mks.ac.idRahmi Rahayuasharirasjid21@gmail.com<p>Pasar adalah tempat transaksi barang dengan berbagai pedagang yang sering menjadi sumber sampah organik, termasuk limbah ikan, tempe busuk, buah, dan sayur, yang menjadi tempat berkembang biaknya lalat. Lalat, sebagai vektor penyakit, dapat menyebarkan infeksi saluran pencernaan, infeksi mata, dan penyakit kulit. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variasi umpan limbah ikan, tempe busuk, limbah buah, dan limbah sayur terhadap kepadatan lalat yang terperangkap pada lem perekat di Pasar Pabaeng Baeng Kota Makassar. Metode yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) dengan dosis 10 gram untuk setiap jenis umpan dan 3 kali replikasi. Hasil uji statistik One-Way ANOVA menunjukkan bahwa variasi umpan memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah lalat yang terperangkap (P=0.006). Umpan limbah ikan terbukti paling efektif dalam menarik lalat, hal ini disebabkan oleh tekstur yang lembek dan kandungan darah yang tinggi pada limbah ikan. Berdasarkan temuan ini, disarankan kepada pedagang pasar untuk memanfaatkan limbah ikan, buah, dan sayur sebagai umpan pada lem perekat untuk mengurangi populasi lalat di pasar, yang dapat meningkatkan kebersihan dan mengurangi risiko penularan penyakit.</p> <p><strong>Kata Kunci : </strong>Lalat; Lem Perekat; Variasi Umpan</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1306Eco Enzyme Dalam Mendegradasi Bahan Organik Pada Lindi TPA Antang2025-03-18T10:05:14+08:00Syamsudin Suaebusyam.kesling@gmail.comRasman Rasmanrasman@poltekkes-mks.ac.idMuh. Ahwan Fawwazsyam.kesling@poltekkes-mks.ac.id<p>Lindi yang berasal dari tempat pembuangan akhir merupakan air limbah yang sangat tercemar yang dapat menyebabkan permasalahan seperti pencemaran udara, pencemaran tanah dan juga pencemaran air di sekitar TPA (Tempat Pembuangan Akhir) maka dari itu perlu dilakukan pengolahan dan dengan memanfaat sisa kulit buah yang dibuat menjadi eco enzyme yang dapat bermanfaat untuk mengurangi sampah dan sebagai bahan untuk melakukan pengolahan lindi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian <em>quasy eksperimen</em> atau eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan eco enzyme dalam mendegradasi bahan organik pada lindi, dengan melakukan penambahan langsung eco enzyme pada sampel lindi TPA. Pengujian terhadap sampel sebelum dan setelah perlakuan menggunakan eco enzyme untuk menurunkan kadar bahan organik yakni kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) pada lindi dengan melakukan pengulangan sebanyak 3 kali dengan variasi waktu tinggal 2 hari, 5 hari dan 10 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penambahan eco enzyme dalam menurunkan kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) yaitu, pada waktu tinggal 2 hari terdapat penurunan pada kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) dengan rata-rata penurunan 34%, pada waktu tinggal 5 hari diperoleh rata-rata penurunan pada kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) sebanyak 61,6% dan 77,1%, dan pada waktu tinggal 10 hari rata-rata penurunan sebanyak 71% dan 78%, dengan mengacu pada baku mutu Permen LHK No. P.59/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 (BOD maksimal 150 mg/L dan COD maksimal 300 mg/L). Kesimpulan dari hasil yang diperoleh bahwa penggunaan eco enzyme mampu mendegradasi bahan organik pada lindi.</p> <p><strong>Kata Kunci </strong><strong>:</strong> BOD,COD, Eco Enzyme, Air Lindi</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1081Paparan Particulate Matter (PM10) Terhadap Keluhan Subjektif Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Pekerja Kapal Phinisi Di Kabupaten Bulukumba2024-11-23T11:00:20+08:00Muh Kahfimuh.kahfi@uin-alauddin.ac.idNur Rahmahmuh.kahfi@uin-alauddin.ac.idIwan Suryadiiwansuryadi@poltekkes-mks.ac.id<p>Polusi udara adalah masalah kesehatan masyarakat global yang serius dan berkontribusi signifikan terhadap berbagai penyakit pernapasan, termasuk Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Salah satu komponen polusi yang berbahaya adalah partikel kecil yang dikenal sebagai PM<sub>10</sub>. Paparan jangka panjang terhadap PM<sub>10</sub> dapat meningkatkan risiko gangguan pernapasan, terutama di kalangan pekerja yang berada di lingkungan tercemar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak paparan PM<sub>10</sub> terhadap keluhan subjektif ISPA di kalangan pekerja kapal Phinisi di Kelurahan Tanah Lemo, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba. Metode yang digunakan adalah desain observasional analitik dan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian ini mencakup seluruh pekerja kapal Phinisi. Sampel ditentukan menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 127 orang berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan, namun hanya 41 responden yang bersedia berpartisipasi. Data diperoleh melalui wawancara terstruktur dan pengukuran konsentrasi PM<sub>10</sub> dengan menggunakan alat Hazard-Dust EPAM 5000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi PM<sub>10</sub> di lokasi pembuatan kapal Phinisi melebihi ambang batas yang ditentukan, dengan rata-rata konsentrasi mencapai 126 mg/m³. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara paparan PM<sub>10</sub> dan keluhan subjektif ISPA (p-value < 0.05), serta antara karakteristik individu seperti status merokok dan penggunaan alat pelindung diri (APD) dengan keluhan ISPA. Temuan ini menunjukkan bahwa pekerja yang terpapar PM<sub>10</sub> dalam jangka panjang memiliki risiko lebih tinggi mengalami keluhan ISPA. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penting bagi pengembangan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja, serta rekomendasi untuk meningkatkan ventilasi dan kewajiban penggunaan APD seperti masker yang lebih efektif di industri pembuatan kapal. Dengan demikian, langkah-langkah pencegahan yang tepat dapat diambil untuk melindungi kesehatan pekerja di sektor maritim.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Industri kapal; ISPA; PM<sub>10.</sub></p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1310Efektivitas Manajemen Pengelolaan Bank Sampah Mabessa Berbasis Partisipasi Masyarakat Di kabupaten Bone2025-03-18T10:08:10+08:00Juherah Juherahkesling.mks@gmail.comNur Haidahnurhaidah@poltekkesdepkes-sby.ac.idMiftahul Jannah Yunuskesling.mks@gmail.com<p>Bank Sampah merupakan fasilitas strategis dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui penerapan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) serta mendukung implementasi Ekonomi Sirkular. Penelitian ini memiliki relevansi secara regional karena berkontribusi terhadap pencapaian target pengurangan sampah nasional dan penguatan kesadaran lingkungan di tingkat komunitas, khususnya di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas manajemen Bank Sampah Mabessa. Metode yang digunakan adalah observasional deskriptif, dengan pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara terstruktur terhadap 25 responden, yang terdiri dari penabung, pelaksana, dan pengepul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 84% penabung, 88% pelaksana, dan 92% pengepul dikategorikan memiliki kinerja baik berdasarkan kriteria yang mengacu pada Permen LH No. 13 Tahun 2012. Temuan ini menunjukkan bahwa Bank Sampah Mabessa telah dikelola secara efektif sesuai dengan standar nasional. Secara praktis, hasil penelitian merekomendasikan perlunya distribusi wadah pemilahan sampah yang lebih merata kepada penabung serta peningkatan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi pelaksana. Penelitian ini menegaskan potensi besar bank sampah berbasis masyarakat dalam mendukung tujuan lingkungan yang lebih luas dan menyarankan agar penelitian selanjutnya mengeksplorasi strategi insentif serta mekanisme pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah.</p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> Bank sampah, Manajemen Pengelolaan, Sampah</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1195Hubungan Sarana Sanitasi Dengan Tingkat Kepuasan Pengunjung Di Terminal Penumpang Pelabuhan Penyeberangan Kariangau Balikpapan2025-03-18T10:03:16+08:00Hidayat Hidayatrisikolingkungan@gmail.comInayah Inayahinayah@poltekkes-mks.ac.idErwinda Alwi Rachmanwindaaa87@gmail.comYurika Dwi Nanda Aranayurika@poltekkes-mks.ac.id<p>Pelabuhan berfungsi sebagai infrastruktur publik yang vital yang dirancang untuk menambatkan kapal, memfasilitasi naik dan turunnya penumpang, serta pemindahan barang melalui terminal dan tempat berlabuh. Hal ini menjadi titik penting bagi masuk dan keluarnya berbagai penyakit menular, termasuk penyakit yang memerlukan protokol karantina. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi korelasi antara fasilitas sanitasi dan tingkat kepuasan yang dilaporkan oleh pengunjung di terminal penumpang Pelabuhan Kariangau Balikpapan. Total populasi terdiri dari 198 orang, sedangkan sampel yang digunakan adalah 132 orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional analitik dalam kerangka cross-sectional, dengan menggunakan purposive sampling untuk pengumpulan data dan menerapkan uji statistik untuk analisis data. Temuan dari penelitian ini menjelaskan korelasi yang signifikan antara ketersediaan air dan kepuasan pengunjung, yang dibuktikan dengan nilai p-value sebesar 0,002 (<0,05); keberadaan toilet dan kepuasan pengunjung, yang ditunjukkan dengan nilai p-value sebesar 0,003 (<0,05); keberadaan tempat sampah dan kepuasan pengunjung, yang ditunjukkan dengan nilai p-value sebesar 0,003 (<0,05). 05); penyediaan tempat sampah dan kepuasan pengunjung, dibuktikan dengan nilai p-value sebesar 0,041 (<0,05); sistem pembuangan air limbah dan kepuasan pengunjung, yang ditunjukkan dengan nilai p-value sebesar 0,000 (<0,05); serta keberadaan vektor dan kepuasan pengunjung, dengan nilai p-value sebesar 0,000 (<0,05). Hasil analisis menunjukkan tidak adanya hubungan antara fasilitas cuci tangan dan kepuasan pengunjung, yang ditunjukkan dengan nilai p-value sebesar 0,235, yang melebihi tingkat signifikansi 0,05. Dengan cara yang sama, analisis menunjukkan tidak adanya korelasi yang signifikan antara lokasi penjual makanan dan kepuasan pengunjung, yang dibuktikan dengan nilai p-value sebesar 0,080, yang melebihi ambang batas 0,05. Penilaian Definitif Korelasi dapat dilihat antara ketersediaan air bersih, toilet, tempat sampah, sistem pembuangan air limbah, dan prevalensi vektor dengan kepuasan wisatawan; namun, tidak ada korelasi yang teridentifikasi antara fasilitas cuci tangan dan lokasi penjual makanan dengan kepuasan pengunjung. Meningkatkan kualitas fasilitas sanitasi dan memperkenalkan fasilitas sanitasi tambahan untuk memastikan kenyamanan pengunjung di area pelabuhan.</p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> Sarana Sanitasi, Pelabuhan, Kepuasan, Pengunjung</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1352Pengaruh Penggunaan Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Dengan Garam Sebagai Antiseptik Alami Dalam Menurunkan Jumlah Angka Kuman Pada Peralatan Makan2025-03-18T10:13:55+08:00Inayah Inayahinayahmahmud.500@gmail.comHasma Hajarinayahmahmud.500@gmail.com<p>Kebersihan peralatan makan yang kurang baik dapat berperan penting dalam pertumbuhan dan penyebaran penyakit serta keracunan makanan. Untuk itu, penggunaan antiseptik alami kulit jeruk nipis (<em>Citrus aurantifolia</em>)<strong> </strong>dengan garam dapat digunakan untuk mengurangi risiko kontaminasi bakteri patogen pada peralatan makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan antiseptik kulit jeruk nipis (<em>Citrus aurantifolia</em>)<em> </em>dengan garam menggunakan konsentrasi 30%, 40%, dan 50% terhadap penurunan jumlah<em> </em>angka kuman<strong> </strong>pada sendok. Jenis penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen dengan rancangan <em>one group pre-post test </em>dan dilakukan 3 kali replikasi. Jumlah keseluruhan sampel adalah 19 sampel. Hasil penelitian di analisis menggunakan uji statistik <em>paired samples test, </em>didapatkan hasil yaitu konsentrasi 30% dengan total penurunan 20 CFU/m<sup>2</sup> dan nilai sig. 0,057>0,05 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan, untuk konsentrasi 40% dengan total penurunan 25 CFU/m<sup>2</sup> dan nilai sig. 0,029<0,05 artinya ada pengaruh yang signifikan, sedangkan konsentrasi 50% dengan total penurunan 29 CFU/m<sup>2 </sup>dan nilai sig. 0,035<0,05 artinya ada pengaruh yang signifikan dalam menurunkan jumlah angka kuman pada sendok. Penggunaan antiseptik alami pada konsentrasi 30%, 40%, dan 50% tidak mampu menurunkan jumlah angka kuman pada peralatan makan sendok menurut Permenkes RI No.1096/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga yaitu 0 (nol) CFU/m<sup>2</sup>. Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar tidak hanya fokus pada sendok, tetapi juga pada berbagai jenis alat makan lainnya seperti piring dan gelas.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Antiseptik alami; kulit jeruk nipis, garam; jumlah angka kuman (ALT); sendok</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1373Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ispa Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa2025-03-18T10:51:53+08:00Muhammad Ikbal Arifmikbalarif@gmail.comWilda Andaramikbalarif@gmail.com<p>Penyebab terjadinya ISPA yaitu dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan yang dapat menjadi sumber penularan penyakit berbasis lingkungan penularan penyakit ISPA dapat disebabkan oleh lingkungan yang kotorsehingga mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dengan sampel 89 balita usia 0-59 bulan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa data variabel kebersihan rumah didapatkan X<sup>2</sup>hitung=10,482 dengan p=0,001<0,05<em>, </em>data variabel suhu didapatkan X<sup>2</sup>hitung=11,871 dengan p=0,001<0,05 data variabel kelembapan didapatkan X<sup>2</sup>hitung=18,613 dengan p=0,001<0,05 dan data variabel ventilasi X<sup>2</sup>hitung=13,315 dengan p=0,001<0,05 berarti dari keempat variabel ini memiliki hubungan signifikan terhadap kejadian ISPA. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu variabel yang diteliti memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian ISPA yakni variabel kebersihan rumah, suhu, kelembapan dan ventiilasi. Diharapkan kepada ibu yang memiliki balita agar lebih memperhatikan kebersihan lingkungannya.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Kejadian ISPA; Kebersihan Rumah; Suhu; Kelembapan; Ventilasi</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1324Kontaminasi Telur Ascaris Lumbricoides Pada Daun Selada (Lactuca Sativa) Di Burger Bundaran Pa’baeng-Baeng Kota Makassar2025-02-11T14:47:39+08:00Khiki Purnawati Kasimkhikinawing@poltekkes-mks.ac.idRostina Rostinarostina@poltekkes-mks.ac.idPutri Dwi Julianti rostina@poltekkes-mks.ac.id<p>Burger bundaran merupakan rekomendasi jajanan burger yang banyak di minati di Kota Makassar yang menggunakan daun selada sebagai pelengkapnya. Kondisi pertumbuhan daun selada mempunyai risiko kontaminasi telur cacing <em>Ascaris lumbricoides </em>apabila dijamah manusia dengan tangan kotor, cara mencuci dan mengolah belum benar sehingga telur cacing masih menempel pada selada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontaminasi telur cacing pada daun selada dan mengetahui proses pencucian, penyimpanan, dan penyajian daun selada pada burger bundaran Pa’Baeng-baeng Kota Makassar. Metode penelitian ini yaitu observasional dengan pendekatan deskriptif, dan pemeriksaan Laboratorium. Sampel pada penelitian ini adalah daun selada yang berasal dari 14 gerobak burger pada burger bundaran Pa’baeng-baeng kota Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 14 sampel daun selada semua sampel positif terkontaminasi telur cacing <em>Ascaris lumbricoides. </em>Pada hasil observasi pencucian daun selada seluruh pedagang tidak memenuhi syarat sedangkan pada proses penyimpanan 11 pedagang tidak memenuhi syarat dan pada proses penyajian terdapat 4 pedagang yang tidak memenuhi syarat. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan yaitu 14 sampel daun selada semuanya positif terkontaminasi telur cacing <em>Ascaris lumbricoides </em>dan masih terdapat gerobak yang melakukan proses pencucian, penyimpanan dan penyajian yang tidak memenuhi syarat. Disarankan pedagang burger agar melakukan proses pencucian daun selada dengan air yang mengalir, dan mempunyai rak penyimpanan yang tertutup.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : <em>Ascaris Lumbricoides</em>, Daun Selada , Telur Cacing</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1336Pemanfaatan Tongkol Jagung (Zea mays L.) Dan Sekam Padi (Oryza Sativa) Menjadi Briket Arang2025-02-11T14:49:07+08:00La Taha La Tahalataha1962.kesling@gmail.comRonny Ronnyronny@poltekkes-mks.ac.idErlani Erlanierlani@poltekkes-mks.ac.idMuh Nurhidayat Ramadhan DMlataha@poltekkes-mks.ac.id<p>Limbah pertanian seperti sekam padi (Oryza sativa) dan tongkol jagung (Zea mays L.) sering tidak dimanfaatkan dengan optimal, sehingga berkontribusi terhadap masalah lingkungan. Salah satu alternatif pemanfaatannya adalah dengan mengolah limbah ini menjadi briket arang sebagai sumber energi terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi sekam padi dan tongkol jagung sebagai bahan baku briket arang serta menilai kualitasnya atau bisa langsung menjadi untuk mengetahui kualitas briket arang dari tonggol jagung dan sekam padi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pengujian langsung di lapangan (SNI 1683:2021) menetapkan batas maksimal kadar air 10%, kadar abu 10% - 17%, dan nilai kalor minimal 5000 cal/g. Kadar zat mudah menguap (volatile matter) maksimal 4%. Briket arang sekam padi memiliki kadar air terendah (20,09%), menurut temuan tersebut. Briket arang sekam padi memiliki kandungan zat mudah menguap paling rendah (58,75 persen), dan briket arang tongkol jagung memiliki kandungan abu paling rendah (24,75 persen). Briket arang tongkol jagung paling cepat merebus air selama 20 menit, sedangkan sekam padi paling lama merebus air selama 38 menit. Pembakaran tongkol jagung selama 1 jam 59 menit menjadikannya briket arang dengan waktu pembakaran paling lama (waktu yang diperlukan briket untuk berubah menjadi abu). Kesimpulan penelitian, dari segi uji nyala, briket arang tongkol jagung, sekam padi, atau kombinasinya dapat digunakan sebagai bahan bakar dan sebagai alternatif untuk mengurangi volume sampah. Namun berdasarkan pemeriksaan kadar air, volatilitas meter, dan kadar abu, tidak ada satupun yang memenuhi persyaratan karena pengaruh variabel pengganggu yaitu suhu. Untuk menilai dampak emisi, disarankan untuk mengukur waktu, suhu, nilai kalor, dan uji karbonisasi/penghangusan.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Briket; Tongkol Jagung; Sekam Padi</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1322Implementasi Prinsip 3R Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Gattareng, Kabupaten Bulukumba2025-02-11T14:46:02+08:00Rafidah Rafidahrafidah1@poltekkes-mks.ac.idRahmayanti Rahmayantirafidah@poltekkes-mks.ac.idHaderiah Haderiahhaderiah.nuru64@gmail.com<p>Pertumbuhan penduduk dan aktivitas rumah tangga telah meningkatkan timbulan sampah, terutama dari sektor domestik, yang menyumbang lebih dari 44% sampah nasional. Ketidaksiapan infrastruktur pengelolaan sampah di wilayah perdesaan menjadi tantangan serius bagi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan prinsip 3R (<em>reduce, reuse, recycle</em>) dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Gattareng, Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik purposive sampling terhadap 136 ibu rumah tangga. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, kuesioner, serta pengukuran timbulan dan komposisi sampah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun 100% responden melakukan tindakan reduce dan reuse dalam minimal satu indikator, namun penerapan secara menyeluruh masih rendah. Seluruh responden masih menerima kantong plastik saat berbelanja (<em>reduce</em>), dan 84,5% tidak memanfaatkan kembali kertas bekas (<em>reuse</em>). Dalam aspek <em>recycle</em>, hanya sebagian kecil responden yang mengolah sampah menjadi barang bernilai guna seperti kerajinan atau <em>ecobrick</em>, dan 99,3% tidak membuat kompos dari sampah organik. Timbulan sampah mencapai 0,692 kg/orang/hari dengan dominasi sampah organik sebesar 70%. Hasil ini menunjukkan bahwa implementasi prinsip 3R belum optimal, terutama pada aspek recycle, yang dipengaruhi oleh rendahnya edukasi, sarana prasarana, serta persepsi ekonomi masyarakat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penguatan edukasi dan penyediaan fasilitas 3R, sehingga disarankan untuk melakukan pelatihan guna mendukung pengelolaan sampah rumah tangga yang partisipatif dan berkelanjutan.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Pengelolaan Sampah; Prinsip 3R; Rumah Tangga; Perilaku; Partisipasi Masyarakat</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1389Efektivitas Fitoremediasi Menggunakan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dalam Mengurangi Kadar BOD dan COD pada Air Lindi TPA Tamangapa, Kota Makassar2025-03-18T10:56:10+08:00Wahyuni Sahaniwahyuni_sahani@poltekkes-mks.ac.idKhiki Purnawati Kasimkhikipkasim@poltekkes-mks.ac.idAndi Muhammad Syarif wahyuni_sahani@poltekkes-mks.ac.id<p>Air Lindi atau <em>Leachate</em> merupakan cairan yang merembes melalui tumpukan sampah, mengandung materi tersuspensi. Keberadaan air lindi ini menjadi sumber permasalahan, begitupun juga dengan TPA Tamangapa yang menghasilkan timbulan air lindi semakin bertambah dan beresiko bagi masyarakat sekitar TPA Tamangapa. Penelitian yang diterapkan adalah eksperimen semu (<em>quasi experimental design</em>) menggunakan media eceng gondok dengan rancangan pre test-post test yang menggunakan 3 variasi media, 5 rumpun, 10 rumpun, dan 15 rumpun. Hasil penelitian menunjukkan angka penurunan kadar BOD dan COD pada air lindi menunjukkan angka penurunan dengan variasi 5 rumpun menurunkan kadar BOD sebesar 411,20 mg/l (33,07%) sedangkan COD sebesar 1048,53 mg/l (36,81%). Untuk 10 rumpun menurunkan kadar BOD sebesar 231,46 mg/l (62,33%) sedangkan COD sebesar 589,40 mg/l (63,92%). Dan 15 rumpun menurunkan kadar BOD sebedar 233,73 mg/l (61,87%) sedangkan COD sebesar 603,16 mg/l (63,71%). Hasil ini penggunaan metode fitoremediasi dengan variasi media 5 rumpun, 10 rumpun, dan 15 rumpun dapat menurunkan kadar BOD dan COD pada air lindi tetapi belum mampu menurunkan sampai ambang batas menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Lindi bagi Usaha dan/atau Kegiatan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah.</p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> Air Lindi, Fitoremediasi, Eceng Gondok, BOD, COD</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1401Analisis Higiene Perorangan Terhadap Keberadaan Telur Cacing Pada Kuku Siswa SD Negeri Pampang Kota Makassar2025-04-21T11:14:46+08:00Ni Luh Astri Indraswariniluhastri@poltekkes-mks.ac.idStientje Stientjeniluhastri@poltekkes-mks.ac.idAndi Ruhbanniluhastri@poltekkes-mks.ac.id<p>Penyakit kecacingan berhubungan erat dengan kondisi lingkungan dan dapat ditularkan melalui tanah. Kelompok usia balita dan anak usia sekolah dasar menjadi penyumbang tertinggi angka prevalensi kecacingan di Indonesia. Kuku dapat menjadi tempat melekatnya berbagai kotoran yang mengandung mikroorganisme, salah satunya telur cacing yang dapat terselip dan tertelan saat makan, sehingga deteksi keberadaan telur cacing bisa dilakukan melalui pemeriksaan kuku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis higiene perorangan dengan keberadaan telur cacing pada kuku siswa SD Negeri Pampang. Penelitian menggunakan rancangan <em>cross sectional</em> analitik dengan sampel sejumlah 40 orang. Pengambilan data higiene perorangan dilakukan menggunakan kuesioner dan sampel potongan kuku tangan kanan dan kiri setiap responden diambil untuk diperiksa keberadaan telur cacing dengan metode apung. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan tabulasi silang untuk mengetahui hubungan antara higiene perorangan dengan keberadaan telur cacing pada kuku serta diuji secara bivariat menggunakan chi-square untuk mengetahui hubungan antara higiene perorangan dengan keberadaan cacing <em>Ascaris lumbricoides</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur cacing teridentifikasi pada seluruh sampel (100%) dan sebanyak 6 sampel (15%) teridentifikasi positif cacing Ascaris lumbricoides. Sebagian besar responden masih memiliki perilaku yang buruk pada kebiasaan tidak menggigit kuku, tidak menghisap jari, dan membersihkan kuku ketika mandi. Meskipun anak-anak sudah memiliki kebiasaan rutin mencuci tangan namun jika langkah-langkahnya belum tepat maka kuku tetap masih kotor sehingga tetap berisiko tinggi terinfeksi cacing. Diharapkan anak-anak mampu mempraktikkan cuci tangan pakai sabun dengan langkah yang benar dalam kehidupan sehari-hari.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Kecacingan; Higiene Perorangan; Anak Usia Sekolah; Pemeriksaan Kuku</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1386Pemanfaatan Eco Enzyme Untuk Mendegradasi Kadar BOD Dan COD Pada Air Limbah Industri Tahu2025-03-18T10:55:09+08:00Stientje Stientjestientje@poltekkes-mks.ac.idFadel Muharramstientje@poltekkes-mks.ac.idWahyuni Sahaniwahyuni_sahani@poltekkes-mks.ac.id<p>Limbah cair tahu mengandung berbagai zat organik dan anorganik dengan tingkat konsentrasi yang tinggi. Kandungan ini membuat nilai Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) menjadi cukup tinggi. Salah satu alternatif yang ramah lingkungan adalah penggunaan eco enzyme, yaitu enzim alami yang dihasilkan melalui fermentasi dengan lama fermentasi eco enzim selama 90 hari (3 bulan) bahan organik. Eco enzyme memiliki kemampuan untuk menguraikan zat organik dalam limbah cair dengan lebih efektif, mengurangi kadar BOD dan COD, serta mengurangi penggunaan energi dalam proses pengolahan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi yaitu mengetahui katalisator eco enzyme dalam mendegradasi kadar BOD dan COD pada air limbah industri tahu dengan perlakuan tiga variasi dosis yakni 5,10 dan 15 ml dalam skala laboratorium dengan tiga kali replikasi (pengulangan). Eco enzyme di masukkan ke dalam sampel air limbah industri tahu dengan masing masing variasi 5,10 dan 15 ml dosis kemudian di beri waktu tinggal selama 20 hari. Setelah 20 hari, sampel air limbah industri tahu diambil untuk pemeriksaan kadar BOD dan COD kemudian di analisa dan di interpretasikan secara deskriptif untuk mengetahui kadar BOD dan COD. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari tiga varian dosis, yang menunjukan penurunan terbanyak adalah dosis 10 ml yang dimana untuk persentasi penurunan BOD sebanyak 89,8% sedangkan pada kontrol terjadi penurunan sebanyak 82,4% dan untuk COD sebanyak 56,6% dan pada kontrol penurunan sebanyak 41,3% sementara untuk dosis yang lain juga terdapat penurunan namun persentasenya tidak sebanyak dosis 10 ml Saran untuk peneliti selanjutnya untuk mengkombinasikan metode pengolahan lain dengan penambahan eco enzyme guna mengurangi waktu yang diperlukan. dan untuk COD sebanyak 56,6% sementara untuk dosis yang lain juga terdapat penurunan namun persentasenya tidak sebanyak dosis 10 ml Saran untuk peneliti selanjutnya untuk mengkombinasikan metode pengolahan lain dengan penambahan eco enzyme guna mengurangi waktu yang diperlukan.</p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> Eco enzyme, Limbah Tahu, BOD, COD</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1293Dampak Kualitas Air Terhadap Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng (Chanos chanos) di Tambak Area Bekas Pabrik Peleburan Aki2025-02-11T14:44:05+08:00Nurul Faizzahmarshasavira@unisla.ac.idMarsha Savira Agatha Putrimarshasavira@unisla.ac.idRizky Rahadian Wicaksonomarshasavira@unisla.ac.idMuhammad Hanifmarshasavira@unisla.ac.idAchmad Chusnun Ni’ammarshasavira@unisla.ac.idCarri Noer Fida Yanikmarshasavira@unisla.ac.id<p>Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan merupakan salah satu wilayah yang dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan tambak. Namun, di wilayah tersebut terdapat bekas pabrik peleburan aki yang limbahnya masih berdampak pada wilayah tambak disekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi dampak limbah timbal dari bekas pabrik peleburan aki dengan menguji kualitas air tambaknya. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas air terhadap <em>survival rate </em>ikan bandeng <em>(Chanos chanos)</em>. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan selama 14 hari dan dilakukan pengamatan pada hari ke 1, ke 7 dan ke 14 dengan mengukur parameter pH, suhu, DO, TSS, COD, dan Pb. Hasil pengaruh kualitas air terhadap <em>survival rate </em>ikan bandeng dianalisis menggunakan SPSS 21 <em>Regresi Linier</em>. Berdasarkan hasil pengukuran parameter pH (rata-rata 7.2), Suhu (rata-rata 28<sup>o</sup>C) , dan DO (rata-rata 4 mg/L) dari hari ke-0, hari ke-7 sampai hari ke-14 nilainya memenuhi baku mutu rata-rata pH 6-8, suhu 22<sup>o</sup>C-28<sup>o</sup>C dan DO minimal 3 mg/L. Untuk parameter TSS (110 mg/L), dan Pb (0,6 mg/L), hari ke-0 melebihi baku mutu (0,03 mg/L), kemudian pada hari ke-7 sampai hari ke-14 nilai TSS (20 mg/L) dan Pb (0.15 mg/L) menurun hingga memenuhi baku mutu (TSS 100 mg/L dan Pb 0.03 mgL). Parameter COD dari hari ke-0, hari ke-7 sampai hari ke-14 nilainya tinggi (rata-rata 620 mg/L) sehingga melebihi baku mutu. Berdasarkan hasil regresi linear didapatkan bahwa terdapat pengaruh kualitas air tambak terhadap survival rate Ikan Bandeng dengan r2 = 0.805 dengan beberapa parameter kualitas air yang mempengaruhi secara dominan antara lain: pH (0.384), TSS (0.587), COD (0.280), dan Pb (0.296). Sehingga berdasarkan hasil penelitian diatas tidak direkomendasikan untuk membudidayakan perikanan atau pertanian didekat area bekas Pabrik Aki.</p> <p><strong>Kata Kunci : </strong>Kualitas Air; <em>Survival Rate</em>; Ikan Bandeng.</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1332Analisis Postur Kerja Pada Pemulung Di TPA Tamangapa Raya Menggunakan Metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA)2025-03-18T10:09:52+08:00Iwan Suryadiiwansuryadi@poltekkes-mks.ac.idErwinda Alwi Rachmanwindaaa87@gmail.comUsyhifa Asyrah Salsabilawindaaa87@gmail.com<p>Salah satu cara untuk mengetahui dan mengevaluasi faktor fisik pemulung di TPA Tamangapa Raya agar dapat mencapai keamanan dan kenyamanan dalam bekerja adalah dengan mengidentifikasi dan menganalisis postur kerja dengan menggunakan metode RULA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui baik tidaknya postur kerja dari Pemulung di TPA Tamangapa Raya dengan menggunakan metode RULA. Jenis penelitian ini adalah Studi Observasional yang bersifat deskriptif dengan menggunakan metode <em>Rapid Upper Limb Assessment </em>(RULA). Total sampel yang diambil sebanyak 15 pemulung di TPA Tamangapa Raya. Data yang diperoleh dengan metode observasi. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di TPA Tamangapa Raya didapatkan hasil ialah 15 pemulung dari 3 range umur berbeda tersebut memiliki postur kerja yang memiliki resiko tinggi karena 13 dari 15 atau 86,67% pemulung memiliki risiko tinggi cedera dan perlu ‘Tindakan Sekarang Juga’, dan 2 pemulung atau 13,33% lainnya memiliki level resiko ‘sedang’ dan perlu intervensi ‘Tindakan Dalam Waktu. Saran untuk pemulung diharapkan dapat melakukan sesekali peregangan pada bagian tubuh yang dirasa sakit saat sedang istirahat, serta para pemulung lebih menjadwalkan dan menentukan lama kerja mereka agar tidak terjadi pengulangan postur kerja tanpa diselingi dengan peregangan pada tubuh, agar mengurangi resiko kelelahan dan meningkatkan produktivitas kerja.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Postur Kerja, Pemulung, <em>Rapid Upper Limb Assessment </em>(RULA)</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakathttps://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/1510Faktor Risiko Pajanan Pestisida Terhadap Gangguan Kesehatan Petani Bawang Merah Di Kelurahan Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang2025-06-15T08:35:33+08:00Haerani Haeranihaerani@poltekkes-mks.ac.idAndi Ruhbanandiruhban@poltekkes-mks.ac.idInayah Inayahinayahmahmud.500@gmail.comNurul Azizahhaerani@poltekkes-mks.ac.id<p>Lingkungan dan kesehatan manusia dapat terpengaruh secara signifikan apabila penggunaan pestisida dilakukan secara berlebihan dan frekuentif. Paparan pestisida dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti pusing, mual, nyeri dada, serta berpotensi memicu penyakit serius seperti kanker dan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi faktor risiko paparan pestisida terhadap gangguan kesehatan di kalangan petani bawang merah di Kelurahan Kalosi, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang. Metode penelitian yang diterapkan adalah studi observasional analitik dengan desain potong lintang (<em>cross-sectional</em>). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 97 petani bawang merah. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji statistik <em>chi-square.</em> Temuan penelitian mengungkapkan adanya hubungan signifikan antara paparan pestisida dan gangguan kesehatan terkait masa kerja (nilai p = 0,007, p < 0,05), lama penyemprotan (nilai p = 0,001, p < 0,05), serta penggunaan alat pelindung diri (APD) (nilai p = 0,001, p < 0,05). Namun, frekuensi penyemprotan tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan gangguan kesehatan (nilai p = 0,089, p > 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa masa kerja, lama penyemprotan, dan penggunaan APD berhubungan signifikan dengan gangguan kesehatan, sementara frekuensi penyemprotan tidak menunjukkan hubungan signifikan. Oleh karena itu, disarankan agar petani menggunakan APD secara lengkap dan mengurangi durasi kontak dengan pestisida untuk meminimalisir dampak kesehatan.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Pestisida, Gangguan Kesehatan, Petani Bawang Merah, Alat Pelindung Diri</p>2025-06-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat