Analisis Higiene Perorangan Terhadap Keberadaan Telur Cacing Pada Kuku Siswa SD Negeri Pampang Kota Makassar

Authors

  • Ni Luh Astri Indraswari Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Makassar
  • Stientje Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Makassar
  • Andi Ruhban Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Makassar

DOI:

https://doi.org/10.32382/sulo.v25i1.1401

Keywords:

Kecacingan, Higiene Perorangan, Anak Usia Sekolah, Pemeriksaan Kuku

Abstract

Penyakit kecacingan berhubungan erat dengan kondisi lingkungan dan dapat ditularkan melalui tanah. Kelompok usia balita dan anak usia sekolah dasar menjadi penyumbang tertinggi angka prevalensi kecacingan di Indonesia. Kuku dapat menjadi tempat melekatnya berbagai kotoran yang mengandung mikroorganisme, salah satunya telur cacing yang dapat terselip dan tertelan saat makan, sehingga deteksi keberadaan telur cacing bisa dilakukan melalui pemeriksaan kuku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis higiene perorangan dengan keberadaan telur cacing pada kuku siswa SD Negeri Pampang. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional analitik dengan sampel sejumlah 40 orang. Pengambilan data higiene perorangan dilakukan menggunakan kuesioner dan sampel potongan kuku tangan kanan dan kiri setiap responden diambil untuk diperiksa keberadaan telur cacing dengan metode apung. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan tabulasi silang untuk mengetahui hubungan antara higiene perorangan dengan keberadaan telur cacing pada kuku serta diuji secara bivariat menggunakan chi-square untuk mengetahui hubungan antara higiene perorangan dengan keberadaan cacing Ascaris lumbricoides. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur cacing teridentifikasi pada seluruh sampel (100%) dan sebanyak 6 sampel (15%) teridentifikasi positif cacing Ascaris lumbricoides. Sebagian besar responden masih memiliki perilaku yang buruk pada kebiasaan tidak menggigit kuku, tidak menghisap jari, dan membersihkan kuku ketika mandi. Meskipun anak-anak sudah memiliki kebiasaan rutin mencuci tangan namun jika langkah-langkahnya belum tepat maka kuku tetap masih kotor sehingga tetap berisiko tinggi terinfeksi cacing. Diharapkan anak-anak mampu mempraktikkan cuci tangan pakai sabun dengan langkah yang benar dalam kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci: Kecacingan; Higiene Perorangan; Anak Usia Sekolah; Pemeriksaan Kuku

References

Dinas Kesehatan Kota Makassar. (2022). Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Makassar 2022. Makassar: Dinas Kesehatan Kota Makassar

Erna, A. M., & Mukono, J. (2015). Hubungan Karakteristik Santri dan Kebiasaan Mencuci Tangan dengan Kejadian Kecacingan di Pondok Pesantren Kabupaten Blitar. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 8(1), 14-24.

Fattah, N., Arifin, A. F., Hadi, S., & Imam, F. R. (2020). Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Penyakit Kecacingan. UMI Medical Journal, 5(2), 47-55.

Halleyantoro, R., Riansari, A., & Dewi, D. P. (2019). Insidensi dan Analisis Faktor Risiko Cacing Tambang Pada Siswa Sekolah Dasar di Grobogan, Jawa Tengah. Jurnal Kedokteran Raflesia, 5(1), 18-27.

Herdiansyah, D. & Santoso, S.S. (2019). Analisis Kebersihan Diri terhadap Keberadaan Telur Cacing Ascaris pada Kuku Nelayan Desa Batu Karas Cijulang Pangandaran. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 15(1), 94-103.

Idayani, S. & Putri, N.D.D. (2022). Identifikasi Telur Cacing Soil Transmitted Helminths Pada Kuku Anak. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada, 13(1), 1-9.

Irwan, M.I.K., Fattah, N., Arfah, A.I., Esa, A.H., Laddo, N., Ningsih, E.S. (2023). Faktor Risiko Infeksi Kejadian Kecacingan pada Anak Usia Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Panambungan Makassar. Fakumi Medical Journal, 3(4), 278-289.

Juhairiyah, Hairani, B., Indriyati, L. (2017). Prevalensi Infeksi Cacing Pada Murid Sekolah Dasar Negeri 1 Harapan Maju Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu. Spirakel, 9(1), 27-33.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Warta Kesmas, Edisi II. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Cacingan pada Anak. Diakses pada 28 April 2024, dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1554/pengaruh-cacingan-pada-kesehatan-anak

Lutfiansyah, I.M.R. & Lagiono. (2015). Pemeriksaan Telur Cacing pada Kotoran Kuku dan Personal Hygiene Siswa Kelas I SD Negeri 1 Batuanten Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas Tahun 2015. Keslingmas, 34, 238-241.

Prabandari, A.S., Ariwarti, V.D., Pradistya, R., Sari, M.M.S. (2020). Prevalensi Soil Transmitted Helminthiasis pada Siswa Sekolah Dasar di Kota Semarang. Avicenna, 3(1), 1-10.

Puskesmas Pampang. (2022). Data Puskesmas Pampang, Kota Makassar 2022. Makassar: Puskesmas Pampang

Rahmadhini, N.S. & Mutiara, H. (2015). Pemeriksaan Kuku sebagai Pemeriksaan Alternatif dalam Mendiagnosis Kecacingan. Majority, 4(9), 113-117.

Syamsul, M. & Nur, R. M. (2018). Hubungan Antara Higiene Perorangan dengan Kejadian Infeksi Kecacingan Pada Pemulung Sampah Usia Anak Sekolah Dasar di Tempat Pembuangan Akhir Antang Kota Makassar. Higiene, 4(3), 183-187.

Taniawati, S. (2011). Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Tirtayanti, M., Widhya, D., Dhyanaputri, I.G.A.S. (2016). Identifikasi Telur Cacing Nematoda Usus Pada Kuku Tangan Pengrajin Genteng di Desa Pejaten, Kediri Tabanan. Meditory, 4(2), 109-116.

World Health Organization. (2023). Soil-Transmitted Helminth Infections. Diakses pada 28 April 2024 dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/soil-transmitted-helminth-infections

Wuriani, N.K.A. (2019). Identifikasi Telur Cacing STH (Soil Transmitted Helminth) Pada Kuku Tangan Pengrajin Batu Bata di Banjar Pande Desa Tulikup Gianyar. Karya Tulis Ilmiah. Poltekkes Kemenkes Denpasar.

Yamistada, G, & Sari, J.N. (2017). Analisis Hygiene Perorangan Terhadap Kontaminasi Telur Cacing pada Kuku Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi. Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat, 1(2), 106-113

Zeibig EA. (2013). Clinical Parasitology 2nd Edition. Saint Louis: Elsevier.

Published

2025-06-16
Abstract viewed: 7
PDF (Bahasa Indonesia) downloaded: 6