Resiko Kesehatan Pajanan PM2,5 pada Operator Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Ternate
DOI:
https://doi.org/10.32382/sulo.v24i2.976Kata Kunci:
Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL), PM2,5, Operator SPBUAbstrak
Sektor transportasi menyebabkan 50% dari prevalensi kesakitan di Indonesia, peningkatan polutan udara seperti PM2,5, PM10, CO, NO2 akibat peningkatan jumlah kendaraan bermotor dapat memberikan gangguan kesehatan seperti batuk, penurunan fungsi paru, kanker paru, asma, kesulitan bernapas hingga kematian. Operator SPBU menjadi kelompok yang berisiko mengalami dampak kesehatan akibat pajanan polutan tersebut secara terus menerus saat proses antrian pengisian bahan bakar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis resiko kesehatan lingkungan akibat paparan PM2,5 pada operator SPBU di Kota Ternate. Merupakan penelitian observasional dengan menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL), sehingga diperoleh nilai Risk Quotient (RQ). Populasi dalam penelitian ini adalah operator SPBU. Sampel lingkungan adalah PM2,5 di udara ambien sekitar SPBU, pengukuran PM2,5 dilakukan di lokasi sekitar operator SPBU bekerja, menggunakan alat EVM-7 environmental monitoring. Pengukuran selama 1 jam dengan 3 kali pengulangan pada waktu yang berbeda yaitu pada pagi, siang dan sore hari selama 7 hari, sementara sampel manusia adalah operator SPBU dengan teknik pengambilan sampel total sampling sebanyak 16 orang, data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang telah digunakan oleh peneliti terdahulu. Hasil menunjukkan rata-rata responden berjenis kelamin perempuan (56,2%), berumur 43,6 tahun dengan berat badan 66,4 kg, berpendidikan tamat SMA/SMK (68,8), gaya hidup merokok (56,2%) dan tidak mengkonsumsi alkohol (81,2%). Keluhan kesehatan yang sering dialami operator adalah kelelahan (81,2%) dan sakit kepala (56,2). Rata-rata konsentrasi PM2,5 di SPBU Kalumata pada pengukuran pagi 0,02mg/m3, siang dan sore berturut-turut adalah 0,01mg/m3, sementara di SPBU Maliaro pada pengukuran pagi sebesar 0,06mg/m3, siang sebesar 0,02mg/m3 serta pengukuran sore sebesar 0,01mg/m3. Intake PM2,5 tertinggi pada pengukuran pagi hari pada operator SPBU Maliaro berturut-turut sebesar 0,0146mg/kg/hari. Hasil perhitungan Tingkat Risiko PM2,5 menunjukkan nilai RQ>1 di SPBU Maliaro pada pengukuran pagi hari. Hal ini menunjukkan perlunya pengendalian paparan PM2,5 di SPBU Maliaro terutama dipagi hari sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan pada 30 tahun mendatang.
Kata kunci : Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL); PM2,5; Operator SPBU
Referensi
Anderson, J. O., Thundiyil, J. G., & Stolbach, A. (2012). Clearing the Air: A Review of the Effects of Particulate Matter Air Pollution on Human Health. Journal of Medical Toxicology, 8(2), 166–175. https://doi.org/10.1007/s13181-011-0203-1
Chen, Z., Xie, X., Cai, J., Chen, D., Gao, B., He, B., Cheng, N., & Xu, B. (2018). Understanding Meteorological Influences on PM2.5 Concentrations Across China : A Temporal and Spatial Perspective. Atmospheric Chemistry and Physics, 18, 5343–5358. https://doi.org/https://doi.org/10.5194/acp-18-5343-2018
Fajar, M. F., Rosita, Y., & Pramayastri, V. (2022). Karakteristik Pekerja Spbu Dengan Keluhan Kesehatan Akibat Terpapar Timbal. OKUPASI: Scientific Journal of Occupational Safety & Health, 2(1), 25–33.
Falahdina, A. (2017a). Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Pajanan PM2,5 Pada Pedagang Tetap Di Terminal Kampung Rambutan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Fu, X., Wang, X., Hu, Q., Li, G., Ding, X., Zhang, Y., He, Q., Liu, T., Zhang, Z., Yu, Q., Shen, R., & Bi, X. (2015). Changes in Visibility With PM2.5 Composition and Relative Humidity at A Background Site in The Pearl River Delta Region. Journal of Environmental Sciences, 40, 10–19. https://doi.org/10.1016/j.jes.2015.12.001
Gusnita, D., & Cholianawati, N. (2019). Pollutant Concentration and Trajectory Patterns of PM2.5 Including Meteo Factors in Jakarta City. Jurnal Kimia Dan Pendidikan Kimia, 4(3), 152–163. https://doi.org/10.20961/jkpk.v4i3.35028
Haryanto, B. (2018). Climate Change and Urban Air Pollution Health Impacts in Indonesia. In R. Akhtar & C. Palagiano (Eds.), Climate Change and Air Pollution (pp. 215–239). Springer International Publishing. https://doi.org/10.5124/jkma.2011.54.2.175
Hester, R. E., Harrison, R. M., & Querol, X. (2016). Airborne Particulate Matter: Sources, Atmospheric Processes and Health. In R. E. Hester, R. M. Harrison, & X. Querol (Eds.), Airborne Particulate Matter: Sources, Atmospheric Processes and Health. the Royal Society of Chemistry. https://doi.org/10.1039/9781782626589-FP001
Jimoda, L. A. (2012). Effects of Particulate Matter on Human Health, the Ecosystem, Climate and Materials: a Review. Facta Universitatis, 9(1), 27–44.
Jusuf, herlina, Prasetya, E., & Igirisa, N. (2023). Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Pajanan Particulate Matter (PM10) dan Karbon Monoksida (CO) Pada Masyarakat Di Desa Buata Kecamatan Botupingge. Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika Dan Masyarakat, 23(1). https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkasi/article/view/428
Kemenkes RI. (2012). Pedoman Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (Guidance on Environmental Health Risk Analysis). Dirjen P2PL.
Kementerian Kesehatan. (2019). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Badan penelitan dan Pengembangan Kesehatan.
Ma’rufi, I. (2017). Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (SO2 , H2S, NO2 dan TSP) Akibat Transportasi Kendaraan Bermotor di Kota Surabaya. MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana), 1(4), 189–196. https://doi.org/10.24123/mpi.v1i4.770
Muliane, U., & Lestari, P. (2011). Pemantauan Kualitas Udara Ambien Daerah Padat Lalu Lintas dan Komersial DKI Jakarta: Analisis Konsentrasi PM2,5 Dan Black Carbon. Jurnal Teknik Lingkungan, 17(2), 178–188.
Pangestika, R., & Wilti, I. R. (2021a). Karakteristik Risiko Kesehatan Non-Karsinogenik Akibat Pajanan PM2,5 di Tempat-Tempat Umum Kota Jakarta. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 20(1), 7–14. https://doi.org/10.14710/jkli.20.1.7-14
Pangestika, R., & Wilti, I. R. (2021b). Karakteristik Risiko Kesehatan Non-Karsinogenik Akibat Pajanan PM2,5 di Tempat-Tempat Umum Kota Jakarta. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 20(1), 7–14. https://doi.org/10.14710/jkli.20.1.7-14
Pemerintah, P. (2021). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (22 tahun 2021). Art. 22 tahun 2021.
Polri. (2023). Jumlah Data Kendaraan Bermotor Provinsi Maluku Utara. http://rc.korlantas.polri.go.id:8900/eri2017/laprekappolres.php?kdpolda=20&poldanya=MALUKU UTARA
Rosalia, O., Wispriyono, B., & Kusnoputranto, H. (2018). Karakteristik Risiko Kesehatan Non Karsinogen Pada Remaja Siswa Akibat Pajanan Inhalasi Debu Particulate Matter <2,5 (PM2,5). Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 14(1), 26. https://doi.org/10.30597/mkmi.v14i1.2079
Septian Maksum, T., & Flora Ninta Tarigan, S. (2022). Analisis Risiko Kesehatan Akibat Paparan Partikel Debu (PM 2,5) Dari Aktivitas Transportasi. Jambura Health and Sport Journal, 4(1), 19–28. https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jhsj/article/download/13447/3964
Ugochukwu C, O., Ijioma N, O., & Ikechukwu, O. (2014). Environmental Impact Assesment of Petrol and Gas Filling Stations On Air Quality In Umuahia, Nigeria. Global Journal of Engineering Research, 13, 11–20. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.4314/gjer.v13i1.2
US.EPA. (2018). Criteria Air Pollutants. Www.Epa.Gov. https://www.epa.gov/criteria-air-pollutants
Wang, J., & Ogawa, S. (2015). Effects of Meteorological Conditions on PM 2.5 Concentrations in Nagasaki, Japan. International Journal of Environmental Research and Public Health, 12, 9089–9101. https://doi.org/10.3390/ijerph120809089
WHO. (2018). WHO Global Ambient Air Quality Database (update 2018).