Variasi Waktu Fiksasi Netral Buffer Formalin 10% Terhadap Hasil Pewarnaan Hematoxylin Eosin Pada Jaringan Prostat
DOI:
https://doi.org/10.32382/jmak.v15i2.970Kata Kunci:
Fiksasi, Mikroskopis, Netral Buffer Formalin 10%, PewarnaanAbstrak
Spesimen operasi berupa jaringan prostat dilakukan pemeriksaan histopatologis. Pemeriksaan histopatologis merupakan pemeriksaan yang akan menentukan derajat dan penyebaran tumor. Histoteknik merupakan salah satu metode pembuatan sajian histologi. Fiksasi adalah salah satu tahapan penting dalam proses histoteknik yang bertujuan untuk mempertahankan morfologi atau struktur jaringan seperti kondisi awal atau fisiologis. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh waktu fiksasi menggunakan Netral Buffer Formalin 10% terhadap hasil pewarnaan HE pada jaringan prostat, dengan variasi waktu fiksasi selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh waktu fiksasi terhadap gambaran mikroskopis jaringan. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif dengan pendekatan longitudinal. Mengunakan 10 sampel yang diperoleh dengan tehnik esidental sampel, yang dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada 20 April-4 Mei 2024. Hasil penelitian menunjukkan kualitas pewarnaan HE meningkat seiring dengan peningkatan waktu fiksasi. Fiksasi selama 5 jam memberikan hasil terbaik dengan mayoritas sampel (8 dari 10) menunjukkan inti dan sitoplasma yang jelas. Fiksasi selama 3 jam menunjukkan hasil yang seimbang antara inti dan sitoplasma yang jelas dan tidak jelas Fiksasi selama 1 jam memberikan hasil terburuk dengan mayoritas sampel (9 dari 10) menunjukkan inti dan sitoplasma yang tidak jelas. Analisis statistik menggunakan uji Friedman menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,074. Ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara kelompok-kelompok yang diuji. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa lama waktu fiksasi mempengaruhi hasil mikroskopis jaringan prostat. Waktu fiksasi yang terlalu cepat, kurang dari 24 jam, menyebabkan penurunan kualitas gambaran mikroskopis. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan waktu fiksasi yang optimal agar mendapatkan gambaran mikroskopis yang akurat dan dapat diinterpretasikan dengan baik
Referensi
Ayu, I.M. and Epid, M. (2018) ‘Epidemiologi Penyakit Tidak Menular ( Ptm ) Epidemiologi Penyakit Kanker ProstaT Disusun Oleh Tahun 2020’.
Dinas Kesehatan DIY (2022) ‘Profil Kesehatan D.I. Yogyakarta TAHUN 2021’, Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2022, p. 76. Available at: http://www.dinkes.jogjaprov.go.id/download/download/27.
Duarsa Gede, w. . (2020) LUTS, Prostatitis, BPH DAN Kanker Prostat. Surabaya: Erlangga University Press.
FKUI (2021) Kenali dan Pahami Bahaya Penyakit Kanker Prostat – Info Sehat FKUI
Jahira (2018) ‘Pengaruh lama fiksasi terhadap gambaran mikroskopis dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin (HE)’, Unimus Semarang, p. 6.
Forensia.W. Vidensia, F.W. 2015. Perbedaan Larutan Fiksasi alkohol 70% dan BNF 10% Terhadap Hasil Mikroskopis Fibrio Adenoma Mammae. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Semarang
Nurdin, A.A. (2017) ‘Penatalaksanaan Kanker Prostat’, 1(1), pp. 9–10.
Musyarifah, Z., & Agus, S. (2018). Proses Fiksasi pada Pemeriksaan Histopatologik. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(3), 443–453.
Septiana, A.D. et al. (2023) ‘Perbandingan Gambaran Histopatologi Jaringan Prostat Dengan Perbedaan Waktu Fiksasi’, 2(1), pp. 30–34.
S.Kim Survarna, Christopher Layton, J.D.B. (2019) Bancroft’s Theory and Practice of Histological Techniques, Ophthalmic Pathology: The Evolution of Modern Concepts. Oxford. Available at: https://doi.org/10.1016/B978-0-323-95788-5.00027-3.
Singh, H. et al. (2019) ‘Fixation and Fixatives: Roles and Functions—A Short Review’, Dental Journal of Advance Studies, 07(02), pp. 051–055. Available at: https://doi.org/10.1055/s-0039-1693098.