Jurnal Media Analis Kesehatan
https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medankes
<p>Jurnal Media Analis Kesehatan is a scientific journal that contains scientific writing related to the field of health analyst science or medical laboratory technology. The existence of this journal provides space for health analysts and medical laboratory technology personnel to publish their scientific writings in more specific journals easily and sustainably.<br />Jurnal Media Analis Kesehatan is a periodical scientific journal published every two times a year. by the Makassar Ministry of Health Polytechnic Department of Health Analysts since 2010 with pISSN: <a href="http://u.lipi.go.id/1441612766" target="_blank" rel="noopener">2087-1333</a>, and e-ISSN: <a href="http://u.lipi.go.id/1529635938" target="_blank" rel="noopener">2621-9557</a> (June 2018)</p>Potekkes Kemenkes Makassarid-IDJurnal Media Analis Kesehatan2087-1333Profil Kecacingan dan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Dalam Upaya Pencegahan Stunting di Puskesmas Wilayah Kota Ternate
https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medankes/article/view/1127
<div><span lang="IN">Masalah kesehatan ibu hamil merupakan isu penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi, serta mencegah berbagai komplikasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Di Indonesia, stunting, yang ditandai dengan tinggi badan anak yang kurang dari standar usianya, masih menjadi tantangan utama dalam kesehatan masyarakat. Kecacingan pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia karena kehilangan zat besi, dan anemia yang tidak ditangani dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah atau stunting akibat kekurangan asupan nutrisi selama kehamilan. Infeksi cacing, terutama oleh cacing kremi, cacing gelang, dan cacing tambang, dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan menyebabkan defisiensi zat besi, yang berdampak pada kadar hemoglobin. T</span><span lang="IN">ujuan penelitian ini untuk menggambarkan profil kecacaingan dan kadar Hb pada ibu hamil. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Poltekkes Kemenkes Ternate. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 98 responden yang diambil secara random sampling dari 8 Puskesmas kemudian diperiksa kadar Hb pada darah dan telur cacing pada feses responden. Hasil penelitian pada 98 responden ibu hamil tidak menunjukkan adanya telur cacing pada feses dan terdapat 46 responden yang mengalami anemia dengan anemia ringan sebanyak 30 responden (65,2%) dan anemia sedang sebanyak 16 responden (16,4%).</span></div>Rony PuasaAan YulianingsihErpi NurdinRafika Rafika
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Media Analis Kesehatan
2025-06-142025-06-141611810.32382/jmak.v16i1.1127Deteksi Tingkat Infeksi Cacing Soil Transmitted Helminths (STH) Pada Ibu Hamil Yang Menetap Pada Pemukiman Kumuh Di Kota Makassar
https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medankes/article/view/1139
<p style="font-weight: 400;">Prevalensi infeksi cacing di Indonesia masih cukup tinggi, berkisar antara 2,5% hingga 62%. Ibu hamil merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah (<em>Soil Transmitted Helminths</em>) yang dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin. Infeksi STH biasanya terjadi melalui kontak dengan tanah yang terkontaminasi yang mengandung telur atau larva, dan kondisi tempat tinggal yang tidak bersih di daerah kumuh berkontribusi terhadap tingginya angka infeksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis angka infeksi STH pada ibu hamil yang tinggal di daerah kumuh di Kota Makassar. Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode observasional berbasis laboratorium yang memeriksa sampel dari ibu hamil. Penelitian dilakukan di Laboratorium Parasitologi Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Makassar, dengan jumlah sampel sebanyak 30 sampel yang dikumpulkan secara <em>consecutive sampling</em>. Data dianalisis dengan menyajikan hasil dalam format tabel dan menggunakan rumus persentase. Dari 30 ibu hamil yang diperiksa, sembilan (30%) dinyatakan positif terinfeksi cacing usus <em>Ascaris lumbricoides</em>, dan dua (6,67%) dinyatakan positif terinfeksi <em>Trichuris trichiura</em>. Secara keseluruhan, infeksi ini bersifat ringan. Penelitian ini merekomendasikan perlunya edukasi dan intervensi kesehatan bagi ibu hamil, serta tindakan pencegahan terhadap infeksi STH dengan meningkatkan kebersihan pribadi dan lingkungan.</p>Mawar MawarRafika RafikaHerdiana HerdianaAndi Syintha IdaWidarti WidartiMuhammad Nasir
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Media Analis Kesehatan
2025-06-142025-06-1416191810.32382/jmak.v16i1.1139Faktor Pre-Analitik Pemeriksaan Glukosa 2 Jam PP pada Pasien Diabetes Mellitus di RSU Haji Provinsi Jawa Timur Surabaya
https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medankes/article/view/1101
<p style="font-weight: 400;">Laboratorium kesehatan memegang peranan penting dalam diagnosis penyakit melalui penerapan sistem jaminan mutu yang ketat, termasuk pengendalian pada seluruh tahap pemeriksaan mulai dari pengambilan sampel hingga pelaporan hasil. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor pre-analitik yang mempengaruhi hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam postprandial (G2JPP) pada pasien diabetes melitus di RSUD Haji Surabaya, guna meningkatkan akurasi hasil dan kualitas layanan laboratorium. Penelitian menggunakan desain observasional cross-sectional yang dilaksanakan pada Agustus 2024 di laboratorium Patologi Klinik RSUD Haji Surabaya. Sampel sebanyak 40 pasien diabetes yang melakukan pemeriksaan G2JPP dipilih dengan metode quota sampling. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan pemeriksaan laboratorium G2JPP. Analisis regresi linear berganda menunjukkan model yang melibatkan umur, lama diabetes, lama puasa, waktu konsumsi makanan, ketepatan pengambilan sampel, dan status Orang Dalam Pantauan (ODP) secara signifikan menjelaskan 38,1% varians kadar G2JPP (F(6,33) = 4,695, p < 0,001). Lama puasa (β = 26,001, p < 0,001) dan waktu konsumsi makanan (β = 16,368, p = 0,019) berhubungan positif signifikan dengan kadar G2JPP, sedangkan status ODP tidak berpengaruh signifikan (β = -18,720, p = 0,215). Simpulan penelitian ini bahwa faktor pre-analitik seperti durasi puasa dan jeda waktu antara konsumsi makanan dengan pengambilan darah berpengaruh signifikan terhadap kadar glukosa postprandial. Ketidaktepatan dalam proses pre-analitik dapat menyebabkan hasil pemeriksaan tidak mencerminkan kondisi metabolik sesungguhnya, sementara status ODP tidak berkontribusi signifikan terhadap perubahan kadar glukosa.</p>Ellies Tunjung Sari MaulidiyantiNur Vita PurwaningsihNatra Dias SurohadiAkhmad MuzamilBenita WijiastutiLilis Fitriah
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Media Analis Kesehatan
2025-06-142025-06-141611925Deteksi Mycobacterium tuberculosis Terhadap Pasien Terduga Tuberkulosis Metode Tes Cepat Molekuler (TCM) dan Mikroskopik
https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medankes/article/view/1453
<p style="font-weight: 400;">Tuberkulosis (TB) adalah infeksi granulomatosa kronik yang sangat menular yang diakibatkan bakteri <em>Mycobacterium tuberculosis</em>. Hingga kini TB masih menjadi masalah kesehatan yang sangat tinggi di dunia dengan menempatkan Indonesia menjadi urutan ketiga kejadian TB di seluruh penjuru dunia pada tahun 2019. Upaya penegakan diagnosis pada pasien TB tidak hanya dilakukan dengan pemeriksaan Ziehl-Nelseen, namun juga dapat dilakukan dengan metode lain salah satunya dengan metode baru yang akurat yaitu dengan pemeriksaan TCM menggunakan alat GeneXpert. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara hasil pemeriksaan <em>Mycobacterium tuberculosis </em>metode TCM dan Mikroskopik. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasi laboratorium dengan menggunakan rancangan deskriptif dan dilaksanakan di Puskesmas Jongaya Makassar dengan jumlah sampel 24 pasien tersangka tuberculosis. Hasil penelitian ini adalah terdeteksi satu hasil positif dari pemeriksaan TCM dan Mikroskopik, sehingga pemeriksaan kedua metode ini ditemukan adanya hubungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pemeriksaan metode TCM dan Mikroskopik bagi pasien terduga tuberkulosis.</p>Mursalim MursalimPutri Amalia BudionoNurdin NurdinAlfin Resya VirgiawanSyahida DjasangNuradi Nuradi
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Media Analis Kesehatan
2025-06-142025-06-14161263110.32382/jmak.v16i1.1453Optimalisasi Ubi Jalar Putih (Ipomoea Batatas L.) Sebagai Media Alternatif Pengganti PDA untuk Pertumbuhan Aspergillus flavus
https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medankes/article/view/1434
<p style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-size: 10.0pt;">Jamur <em>Aspergillus flavus</em> merupakan salah satu jenis kapang yang memiliki peran penting dalam berbagai bidang, termasuk industri pangan dan kesehatan. Media pertumbuhan jamur secara umum menggunakan Potato Dextrose Agar (PDA), namun biaya dan ketersediaan media ini dapat menjadi kendala dalam penelitian skala besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas ubi jalar putih sebagai media alternatif untuk pertumbuhan <em>Aspergillus flavus</em> dibandingkan dengan media PDA komersial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa <em>Aspergillus flavus</em> dapat tumbuh secara optimal pada media alternatif berbasis ubi jalar putih dengan karakteristik pertumbuhan yang serupa dengan media PDA. Faktor-faktor seperti kandungan karbohidrat, pH, suhu, dan kelembaban berperan penting dalam mendukung pertumbuhan jamur. Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara media PDA dan media alternatif dalam mendukung pertumbuhan <em>Aspergillus flavus</em>. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ubi jalar putih memiliki potensi sebagai media alternatif yang efektif untuk pertumbuhan <em>Aspergillus flavus</em>, terutama dalam kondisi penelitian yang memerlukan bahan yang lebih ekonomis dan mudah diperoleh. </span></p>Ridho PratamaHusnul KhatimahAlfira AdamRafika RafikaZulfian ArmahArtati ArtatiZulfikar Ali Hasan
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Media Analis Kesehatan
2025-06-142025-06-14161323710.32382/jmak.v16i1.1434Hubungan Kadar Hemoglobin (Hb) dan Kadar Timbal (Pb) Pada Tukang Cat di Kota Makassar
https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medankes/article/view/1461
<p style="font-weight: 400;">Cat bertimbal merupakan salah satu di antara beberapa sumber yang berkontribusi terhadap keracunan timbal. Tukang cat adalah profesi yang memiliki risiko terpapar timbal melalui kulit, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb), kadar timbal (Pb), dan hubungan antara kadar timbal terhadap kadar hemoglobin pada tukang cat di Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional laboratorik dengan spesimen darah sebanyak 30 tukang cat. Pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan menggunakan metode <em>cyanmethemoglobin</em>, sedangkan kadar timbal dianalisis dengan spektrofotometer serapan atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan kadar hemoglobin bervariasi antara 9,6–15,2 g/dL, dengan 54% spesimen darah dalam batas normal dan 46% abnormal. Kadar timbal dalam spesimen darah berkisar <0,0001–0,7256 mg/L, dengan 63% spesimen darah normal dan 37% melebihi batas normal (0,1–0,25 mg/L). Uji korelasi Spearman menunjukkan hubungan yang kuat dan signifikan antara kadar timbal dan kadar hemoglobin (r = -0,685; p < 0,05), di mana peningkatan kadar timbal berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin. Temuan ini mengindikasikan bahwa paparan timbal pada tukang cat berpotensi mengganggu sintesis hemoglobin dan menyebabkan anemia, sehingga tukang cat diharapkan menggunakan alat pelindung diri sesuai standar untuk mengurangi risiko paparan timbal dan dampak kesehatan yang ditimbulkan.</p>Herman HermanMaulia Hardian HayatiAdinda Ayu ZalsabilaYaumil Fachni TandjungbuluCut Indriputri
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Media Analis Kesehatan
2025-06-142025-06-141613845Analisis Aktivitas Antibakteri, Hemolisis Darah dan Identifikasi Molekuler Isolat DTP1
https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medankes/article/view/1367
<p style="font-weight: 400;">Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi mikroba telah menyebabkan terjadinya kasus resistensi. Oleh sebab itu, diperlukan suatu senyawa antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan patogen, namun bersifat lebih aman. Telah diperoleh isolat dari pangan fermentasi melayu yaitu Isolat DTP1. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji aktivitas antimikroba isolat DTP1, aktivitas hemolisis dan identifikasi molekuler isolat tersebut. Metode yang digunakan yaitu eskperimental, yang diawali dengan isolasi mikroba dari sampel, uji antimikroba, uji hemolisis agar darah dan identifikasi molekuler. Data yang ditemukan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan gambar, lalu dianalis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat DTP1 mampu menghambat pertumbuhan <em>E.coli </em>(10,06 mm) dan<em> S.aureus </em>(10,63 mm). Isolat DTP1 berdasarkan uji hemolisis darah bersifat non hemolitik atau bersifat aman. Hasil identifikasi molekuler menggunakan sekuens 16S rDNA ditemukan bahwa isolat ini memiliki panjang berkisar 1550 bp dan 99,1% similar dengan <em>B.subtilis</em>. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa isolat DTP1 yang ditemukan pada penelitian ini yaitu <em>Bacillus subtilis</em>. Bakteri tersebut memiliki aktivitas antimikroba terhadap <em>S. aureus</em> dan <em>E. coli </em>dan bersifat gamma hemolitik atau non patogen.</p>Hasria AlangAnggraini Putri UtamiNur Jati JagadNinda NovitaDwi Febriani Ningsih
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Media Analis Kesehatan
2025-06-142025-06-141614655Analisis Mikroflora (Bakteri Dan Jamur) Pada Mulut Ibu Hamil Yang Bermukim Di Daerah Kumuh
https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medankes/article/view/1140
<p style="font-weight: 400;">Kota Makassar merupakan kota dengan pemukiman kumuh sekitar 398,49 m<sup>2</sup> dengan penduduk 625,50 jiwa yang didalamnya termasuk anak-anak dan ibu hamil. Pelayanan kesehatan di wilayah kumuh perlu menjadi perhatian pemerintah termasuk pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Ibu hamil dapat mengalami beberapa gangguan pada rongga mulutnya yang dapat disebabkan oleh perubahan hormonal atau karena kelalaian perawatan gigi dan mulutnya yang berpotensi menyebabkan infeksi sistemik yang dapat memicu persalinan prematur. Tujuan umum penelitian adalah untuk menganalisis jenis microflora (bakteri dan jamur) pada mulut ibu hamil yang bermukim di daerah kumuh kota Makassar. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode observasional laboratorium, yang melibatkan pemeriksaan terhadap sampel dari ibu hamil. Lokasi penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Makassar, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik <em>consecutive sampling</em> sebanyak 30 sampel. Analisis data dilakukan dengan menyajikan hasil dalam bentuk tabel dan menggunakan rumus persentase. Dalam analisis mikrobiologi menggunakan sistem VITEK, identifikasi bakteri dari 25 sampel menunjukkan bahwa <em>Klebsiella pneumoniae</em> merupakan bakteri yang paling dominan, terdeteksi pada 9 sampel (36%). Selain itu, <em>Bacillus cereus</em> juga ditemukan pada 5 sampel (20%). Bakteri lain yang teridentifikasi meliputi <em>Serratia marcescens, Enterobacter cloacae</em>, dan <em>Bacillus megaterium</em>. Pada identifikasi jamur dari 30 sampel swab mulut ibu hamil menunjukkan bahwa 16 sampel (53,33%) mengalami pertumbuhan, sedangkan 14 sampel (46,67%) tidak menunjukkan pertumbuhan dan sebagian besar menunjukkan keberadaan spesies <em>Candida </em>dan <em>Penicillium</em>. Penelitian ini merekomendasikan perlunya edukasi dan intervensi kesehatan bagi ibu hamil, serta upaya pencegahan gangguan pada rongga mulut ibu hamil melalui peningkatan kebersihan diri dan lingkungan.</p>Hasnawati HasnawatiSiti HadijahRafika RafikaRahman RahmanM. Askar
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Media Analis Kesehatan
2025-06-142025-06-141615667Efektivitas Penggunaan Pewarna Giemsa sebagai Substitusi Harris Hematoksilin dalam Pewarnaan Papanicolaou pada Sitologi Cairan Asites
https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medankes/article/view/1281
<p style="font-weight: 400;">Sitologi pada cairan asites dapat menggunakan pewarnaan papanicolaou, yaitu metode pengecatan polikromatis dengan kombinasi pengecatan hematoksilin untuk mewarnai inti sel dan sitoplasma pada bagian pewarna lainnya. Pewarna utama dalam metode papanicolaou adalah Harris hematoksilin, sedangkan Orange G dan eosin digunakan sebagai pewarna pembanding. Penggunaan Harris hematoksilin sering mengalami kendala, seperti nukleus yang tampak terlalu pucat, sehingga hasil sulit dibaca di mikroskop. Sebagai alternatif, digunakan larutan Giemsa dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas penggunaan pewarna giemsa dalam pewarnaan papanicolaou. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Patologi Anatomi Universitas Anwar Medika pada bulan Juli 2024. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu kuantitatif dengan desain penelitian eksperimental. Sampel pada penelitian ini adalah 6 cairan asites dengan volume tiap sampel sebanyak 100 ml, yang dibuat menjadi 24 sediaan preparat, berasal dari 6 sediaan preparat kontrol, 6 sediaan preparat giemsa 5%, 6 sediaan preparat giemsa 10%, dan 6 sediaan preparat giemsa 15%. Parameter penelitian ini menggunakan penilaian skor dari kualitas sediaan pewarnaan papanicolaou. Berdasarkan kualitas penilaian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi giemsa 5% lebih baik dari pada konsentrasi 10% dan 15% dikarenakan hasil sitoplasma terlihat baik, inti sel terlihat jelas dengan struktur sel masih dapat diidentifikasi. Berdasarkan hasil nilai uji kruskal wallis, di dapatkan nilai Asymp. Sig yaitu 0,02 yang mana ketiganya bernilai <0,05 artinya terdapat perbedaan antara giemsa 5%, 10%, dan 15% sebagai pewarna pengganti harris hematoksilin.</p>Acivrida Mega CharismaReni IndrawatiYohanes Ardian Kapri
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Media Analis Kesehatan
2025-06-142025-06-141616875Skrining Kesehatan Lansia di Panti Jompo Harapan Kita Sukarami Kota Palembang
https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medankes/article/view/1479
<p style="font-weight: 400;">Lansia merupakan kelompok usia yang rentan terhadap berbagai penyakit, baik degeneratif maupun inflamasi. Seiring bertambahnya usia, terjadi perubahan struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ, yang dapat memicu penyakit seperti rheumatoid artritis dan infeksi <em>Streptococcus β</em> hemolitik grup A.perubahan tubuh terus menerus terjadi seiring bertambahnya usia dan dipengaruhi kondis Kesehatan, gaya hidup, stressor dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kadar <em>Rheumatoid Factor (RF), C-Reactive Protein ( CRP), dan Anti Streptolisin O (ASTO)</em> pada lansia di Panti Jompo Harapan Kita Sukarami, Kota Palembang. Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian observasional pada subjek penelitian yaitu lansia yang memenuhi kriteria inklusi. Metode pemeriksaan RF, CRP, danASTO dilakukan secara kualitiatif menggunakan aglutinasi lateks untuk mendeteksi autoantibodi atau penanda inflamasi. Hasil menunjukkan para lansia memiliki kadar RF positif 33,3% dan negatif 66,7% serta mengalami peningkatan CRP positif 43,3% dan negatif 56,7%, serta beberapa responden menunjukkan peningkatan ASTO positif 30% dan negatif 70% terkait infeksi streptokokus sebelumnya. Kesimpulanpenelitian menekankan pentingnya deteksi dini melalui pemeriksaan laboratorium untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitashidup lansia.</p>Sri Sulpha SiregarIis AfriayaniErisa FebriyaniHerry Hermansyah
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Media Analis Kesehatan
2025-06-142025-06-14161768410.32382/jmak.v16i1.1479