Komparasi Hasil Pemeriksaan Onikomikosis Menggunakan Modifikasi Potassium Hydroxide Dan Dimethyl Sulfoxide Dengan Lactophenol Cotton Blue
DOI:
https://doi.org/10.32382/jmak.v14i2.672Kata Kunci:
Kerokan Kuku, KOH, DMSO, LPCBAbstrak
Jamur merupakan penyakit patogen yang menyerang bagian tubuh tertentu pada manusia salah satu diantaranya adalah jamur pada kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur superfisial yaitu dermatofita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil pemeriksaan onikomikosis menggunakan modifikasi reagen (Potassium Hydroxide dan Dimethyl Sulfoxide) dengan Lactophenol Cotton Blue. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat observasi laboratorium. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret dan April 2023 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Makassar. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 50% dari jumlah populasi maka responden yang diambil adalah 20 pekerja. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis bivariat, yaitu data diuji menggunakan tabel distribusi frekuensi sesuai dengan hasil (positif = 2 dan negatif = 1) kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil penelitian pada pemeriksaan onikomikosis menggunakan modifikasi reagen (Potassium Hydroxide 20% dan Dimethyl Sulfoxide 40%) didapatkan hasil positif pada 19 sampel yang diperiksa dengan persentase (95,0%) dan untuk hasil yang negatif diperoleh sebanyak 1 sampel dengan persentase (5,0%), sedangkan pada saat menggunakan reagen Lactophenol Cotton Blue didapatkan hasil positif pada 3 sampel dengan persentase (15,0%) dan untuk hasil yang negatif diperoleh sebanyak 17 sampel dengan persentase (85,0%) dari 20 sampel yang diperiksa.
Kata Kunci : Kerokan Kuku, KOH, DMSO, LPCB
Referensi
Andari Y Talita. (2017). Kajian Aktivitas Antibakteri Asap Cair Tempurung Kelapa dan Destilatnya Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923.
Anggowarsito, J. L. (2018). Kuku Sebagai Petunjuk Penyakit Lain.Jurnal Widya Medika, 4(2), 134–142.
Anugrah Radityo. (2016). Diagnostik dan Tatalaksana Onikomikosis. Bamed Skin Care, Jakarta, Vol. 43 No.9, 675–677.
Artha, D., & Oktasaputri, L. (2020). Identifikasi Jamur Dermatofita pada Infeksi Tinea Ungium Kuku Kaki Petugas Kebersihan Di Daerah Sekitar Jalan Abd. Kadir Kota Makassar. Jurnal Media Laboran, 10(1), 43–47.
Fahmi, N. F., Anggraini, D. A., & Abror, Y. K. (2021). Pola Infeksi Jamur Kuku (Onikomikosis) Jari Tangan Dan Kaki Pada Pekerja Tempat Penitipan Hewan Pada Media Potato Dextrose Agar (PDA). Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal, 12(2), 107–123. https://doi.org/ 10.34305/jikbh.v12i2.324
Fifendy, M. dan B. M. (2017). Mikro-biologi. Edisi Pertama. Kencana.
Gupta, A. et all. (2016). The prevalence of unsespected onychomycosis and its causative organisms in a multicentre Canadian sample of 30 000 patients visiting physicians’ offices. Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology.
Jose L. Anggowarsito. (2018). Kuku Sebagai Petunjuk Penyakit Lin (Nail As A Hint Other Diseases). Widya Medika, Vol. 4 No 2.
Khatimah, K., Mone, I., & Fa’al Santri, N. (2018). Identifikasi Jamur Candida sp Pada Kuku Jari Tangan dan Kuku Kaki Petani Dusun Panaikang Desa Bontolohe Kecamatan Rilau Aale Kabupaten Bulukumba. In Jurnal Media Laboran (Vol. 8, Issue 1).
Koes Irianto. (2014). Bakteriologi, Mikologi & Virologi Panduan Medis & Klinis. Alfabeta.
Lindawati, S. A. , N. L. P. Sriyani. , M. H. dan I. G. Suranjaya. (2015). Study mikrobiologis kefir dengan waktu simpan berbeda. Majalah Ilmiah Peternakan, 18(3), 95–99.
Lipner, S. , & S. R. (2018). Onychom-ycosis : Clinical overview and diagnosis. Journal of the American Academy of Dermatology, 835–851.
Mamuaja, S. S. et al. (2017). Onikomi-kosis Kandida yang Diterapi dengan Itrakonazol Dosis Denyut. Jurnal Biomedik (JBM), Vol. 9 No.3, 178–183.
Melnick, J. A. (2017). Mikrobiologi Kedokteran. Buku Kedokteran EGC.
Mohamed Shalaby, M. F., Nasr El-din, A., & Abu El-Hamd, M. (2016). Isolation, Identification, and In Vitro Antifungal Susceptibility Testing of Dermatophytes from Clinical Samples at Sohag University Hospital in Egypt. Electronic Physician, 8(6), 2557– 2567. https://doi.org/10. 19082/2557
Norfajrina dkk. (2021). Jenis-Jenis Jamur (Fungi) Makroskopis Di Desa Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur. Al Kawanu : Science and Local Wisdom Journal, Vol. 01(01), 17–33.
Nuha Nazin Niswah. (2016). Pengaruh Kadar Alkohol Terhadap Hasil Jadi Newspaper Nail Art. E-Journal Mahasiswa, 05, 71–80.
Tias Ning Ayu, dkk. (2020). Perbandingan Penggunaan Nail Polish dan Nail Gel pada Hasil Jadi Nail Art dengan Tema Rasi Bintang. Journal of Beauty and Cosmetology, 2(1).
Widaty, S. et al. (2020). Prognostic factors influencing the treatment outcome of onychomycosis Candida. Mycoses,. 71–77.
Yani Suryani dkk. (2020). Mikologi (M. S. dkk Dr. Hj. Suryani Yani, Ed.; 1st ed.). PT. Freeline Cipta Granesia.
Zakiyah dkk. (2020). Identifikasi Jamur Penyebab Onikomikosis Pada Kuku Kaki Pemulung. Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan, Vol. 6 No. 1(1).