Identifikasi Jamur Non-Dermatofita Penyebab Onikomikosis Kuku (Tinea unguium) Pada Petani Padi

Penulis

  • Fajar Husen Department of Medical Laboratory Technology, STIKes Bina Cipta Husada
  • Nur Aini Hidayah Khasanah Department of Medical Laboratory of Technology, STIKes Bina Cipta Husada Purwokerto
  • Nuniek Ina Ratnaningtyas Department of Biology, Faculty of Biology, Universitas Jenderal Soedirman

DOI:

https://doi.org/10.32382/jmak.v15i1.586

Kata Kunci:

jamur patogen, kuku, petani, mikosis superfisial, tinea unguium

Abstrak

Mikosis superfisial adalah infeksi yang biasanya terjadi pada kuku atau kulit. Kuku adalah bagian tubuh yang paling sering terinfeksi, terutama jika mereka tidak mencucinya dengan sabun secara teratur. Tinea unguium adalah jenis infeksi yang disebabkan oleh jamur (dermatofita) yang menginfeksi kuku, umumnya kuku jari kaki, dan merupakan jenis onikomikosis (penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur pada kuku). Dermatofita sangat mudah menginfeksi kuku karena dapat menginvasi bagian tubuh yang berkeratin, seperti kuku dan kulit kepala, meskipun dalam proses perkembangbiakan dan invasinya, jamur dermatofita penyebab onikomikosis terbatas pada jaringan epidermis yang mengalami kornifikasi saja. Banyak petani yang bekerja di lingkungan dengan kelembaban dan panas yang tinggi, sehingga mudah terinfeksi jamur karena mendukung perkecambahan spora. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dimana hasil isolasi dari sampel kuku yang ditumbuhkan pada media Potato Dextrose Agar (PDA) selama 7 x 24 jam pada suhu 27-29oC, kemudian diidentifikasi dan dikarakterisasi bentuk makromorfologi dan mikromorfologinya. Pengamatan mikromorfologi menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 400 kali. Hasil pengamatan dan identifikasi menunjukkan bahwa kuku peternak yang pernah mendapat perlakuan dengan riwayat mikosis superfisialis menunjukkan adanya jamur Aspergillus flavus, Rhizopus stolonifer, dan Candida albicans. Persentase tertinggi dari jamur non-dermatophyta yang ada pada kuku adalah C. albicans, yaitu 60%.

Kata Kunci : Jamur Patogen, Kuku, Petani, Mikosis Superfisial, Tinea Unguium

Biografi Penulis

Nuniek Ina Ratnaningtyas, Department of Biology, Faculty of Biology, Universitas Jenderal Soedirman

Professor of Applied Mycology

Referensi

Abd-Elsalam, K.A. et al., 2020. Copper-chitosan nanocomposite hydrogels against aflatoxigenic aspergillus flavus from dairy cattle feed. Journal of Fungi, 6(3), pp.1–20. doi: 10.3390/jof6030112.

Achar, P.N. et al., 2020. Investigation of the antifungal and anti-aflatoxigenic potential of plant-based essential oils against aspergillus flavus in peanuts. Journal of Fungi, 6(4), pp.1–19. doi: 10.3390/jof6040383.

Álvarez-Mosquera, I. et al., 2018. Diagnosis of Superficial Mycoses by a Rapid and Effective PCR Method from Samples of Scales, Nails and Hair. Mycopathologia, 183(5), pp.777–783. doi: 10.1007/s11046-018-0290-5.

Andrés, T.S. & Alexandro, B., 2020. Candida Onychomycosis: an Old Problem in Modern Times. Current Fungal Infection Reports, 14(3), pp.209–216. doi: 10.1007/s12281-020-00394-3.

Fahmi, N.F., Anggraini, D.A. & Abror, Y.K., 2021. Pola Infeksi Jamur Kuku (Onikomikosis) Jari Tangan Dan Kaki Pada Pekerja Tempat Penitipan Hewan Pada Media Potato Dextrose Agar (Pda). Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal, 12(2), pp.107–123. doi: 10.34305/jikbh.v12i2.324.

Fishchuk, O.S., 2021. Micromorphology and anatomy of the flower of Zephyranthes candida (Amaryllidaceae). Regulatory Mechanisms in Biosystems, 12(2), pp.192–198. doi: 10.15421/022127.

Gawaz, A. & Weisel, G., 2018. Mixed infections are a critical factor in the treatment of superficial mycoses. Mycoses, 61(10), pp.731–735. doi: 10.1111/myc.12794.

Gregoriou, S. et al., 2020. Epidemiology of Onychomycosis in an Academic Nail Unit in South Greece during a Three-Year Period. Skin Appendage Disorders, 6(2), pp.102–107. doi: 10.1159/000504812.

Husen, F. et al., 2022. Soybean Selection Against Cercospora Leaf Blight Disease Caused By Cercospora kikuchii Based on Anatomical Resistance. Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education, 14(1), pp.90–102.

Husen, F. & Ratnaningtyas, N.I., 2022. Inhibitory Test of Gentamicin Antibiotics Against Escherichia coli and Staphylococcus aureus Bacteria Using Disc Method. Biotropika: Journal of Tropical Biology, 10(2), pp.126–131. doi: 10.21776/ub.biotropika.2022.010.02.06.

Khatimah, K., Mone, I. & Fa’al Santri, N., 2018. Identifikasi Jamur Candida Sp Pada Kuku Jari Tangan Dan Kuku Kaki Petani Dusun Panaikang Desa Bontolohe Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. Jurnal Media Laboran, 8(1), pp.39–43. Available at: file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/387-Article Text-900-1-10-20190714-1.pdf.

Khoiroh, Z. & Griana, T.P., 2019. Potensi Daun Kesambi (Schleicera Oleosa) Sebagai Kandidat Agent Anti Jamur Untuk Penyakit Onikomikosis (Infeksi Jamur Pada Kuku). Journal of Islamic Medicine, 3(2), pp.36–41. doi: 10.18860/jim.v3i2.15487.

Lu’luatus Sholikah, S. et al., 2022. Aktivitas Biofungisida Ekstrak Daun Sangket (Basilicum polystachyon (L.) Moench) terhadap Pertumbuhan Aspergillus flavus. LenteraBio, 11(3), pp.594–602. Available at: https://journal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio/index594.

Luis, J.M. et al., 2020. Characterization of morphological changes within stromata during sexual reproduction in Aspergillus flavus. Mycologia, 112(5), pp.908–920. doi: 10.1080/00275514.2020.1800361.

Mahajan, V.K. & Handa, S., 2020. Atlas of Dermatology, Dermatopathology and Venereology 1st Editio., Springer, Cham. doi: 10.1007/978-3-319-45134-3.

Majawati, E.S., Kurniawati, J. & Sari, M.P., 2019. Prevalence of Onychomycosis in Fish Traders in Kopro Market West Jakarta. Indonesian Journal of Biotechnology and Biodiversity, 3(2), pp.55–62.

Monod, M. & Méhul, B., 2019. Recent findings in onychomycosis and their application for appropriate treatment. Journal of Fungi, 5(1), pp.1–10. doi: 10.3390/jof5010020.

Mulyati, M. & Zakiyah, Z., 2020. Identifikasi Jamur Penyebab Onikomikosis Pada Kuku Kaki Pemulung Di Daerah Tempat Pembuangan Akhir Bantargebang Bekasi. Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan, 6(1), pp.1–10. doi: 10.37012/anakes.v6i1.350.

Natasia, N., Jannah, S.N. & Rukmi, M.I., 2020. Potensi Antifungi Bakteri Asam Laktat dari Saluran Pencernaan Ayam Kampung terhadap Kapang Aspergillus flavus. Bioma : Berkala Ilmiah Biologi, 22(1), pp.91–102. doi: 10.14710/bioma.22.1.91-102.

Nurfadila, A. et al., 2021. Gambaran Keberadaan Tinea unguium pada Kuku Kaki Petani Padi di Kelurahan Selincah Kecamatan Kalidoni Kota Palembang. Jurnal Fatmawati Laboratory & Medical Science, 1(1), pp.21–24.

Rocha, L.F. et al., 2018. Scientific Electronic Archives Epidemiological profile of cutaneous superficial mycoses in South ,. Scientific Electronic Archives, 11(1), pp.133–137.

Ross, I.L., Weldhagen, G.F. & Kidd, S.E., 2020. Detection and identification of dermatophyte fungi in clinical samples using a commercial multiplex tandem PCR assay. Pathology, 52(4), pp.473–477. doi: 10.1016/j.pathol.2020.03.002.

Sharma, B. & Nonzom, S., 2021. Superficial mycoses, a matter of concern: Global and Indian scenario-an updated analysis. Mycoses, 64(8), pp.890–908. doi: 10.1111/myc.13264.

Sofyan, A. & Sabir, M., 2021. Onychomycosis with Tinea pedis : Case report. Jurnal Medical profession (MedPro), 3(3), pp.270–279.

Unduhan

Diterbitkan

2024-06-30