Analisis Hasil Pewarnaan Telur Cacing Menggunakan Pewarna Alternatif Filtrat Variasi Buah

Penulis

  • Muhammad Nasir Poltekkes Kemenkes Makassar
  • Rafika Poltekkes Kemenkes Makassar
  • Queen Cleverine Poltekkes Kemenkes Makassar
  • Zulfikar Ali Hasan Poltekkes Kemenkes Makassar
  • Nurdin Poltekkes Kemenkes Makassar
  • M. Askar Poltekkes Kemenkes Makassar
  • Herman Poltekkes Kemenkes Makassar

DOI:

https://doi.org/10.32382/jmak.v15i1.372

Kata Kunci:

Eosin 2%, Filtrat Buah, Pewarnaan, Telur Cacing

Abstrak

Infeksi parasit pada manusia sering kali disebabkan oleh cacing nematoda usus yang penyebarannya melalui tanah, dikenal sebagai Soil Transmitted Helminths (STH). Penyakit ini dapat didiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis menggunakan pewarna Eosin 2%. Beberapa bahan alami yang dapat digunakan sebagai pewarna alternatif untuk mewarnai telur cacing antara lain buah bit (Beta vulgaris L.), buah naga (Hylocereus polyrhizus), dan buah stroberi (Fragaria vesca) karena kandungan antosianinnya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11-13 April 2023 di Laboratorium Parasitologi Poltekkes Kemenkes Makassar. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan buah bit, buah naga merah, dan buah stroberi dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, dan 100% sebagai pengganti Eosin 2% pada pemeriksaan telur cacing STH. Jenis penelitian ini adalah observasi laboratorik dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi 100%, buah bit (Beta vulgaris L.) memberikan lapangan pandang yang kontras, dengan telur cacing yang menyerap warna dan bagian telur yang terlihat jelas. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) menghasilkan lapangan pandang yang kurang kontras, dengan telur cacing yang kurang menyerap warna dan bagian telur yang kurang terlihat jelas. Sementara itu, buah stroberi (Fragaria vesca) tidak cocok digunakan untuk pemeriksaan telur cacing. Penelitian ini menyimpulkan bahwa buah bit (Beta vulgaris L.) dan buah naga (Hylocereus polyrhizus) dapat digunakan sebagai pewarna alternatif dalam pemeriksaan telur cacing Soil Transmitted Helminths

Referensi

Armanzah, R. S., & Hendrawati, T. Y. (2016). Pengaruh waktu maserasi zat antosianin sebagai pewarna alami dari ubi jalar ungu (Ipomoea batatasl). Prosiding Semnastek.

Daeli, B. A., Yulianti, F., & Rosmiati, K. (2021). Modifikasi larutan buah bit (Beta vulgaris.) Sebagai alternatif pengganti zat warna eosin 2% pada pemeriksaan telur cacing sth (soil transmitted helminths): modification of beetroot solution (Beta vulgaris.) As an alternative to 2% eosin in the examination of sth (soil transmitted helminths) eggs. Borneo Journal of Medical Laboratory Technology, 3(2), 223–226.

Fauzia, R. R., & Auliya, M. F. (2021). Pengaruh pemberian antioksidan jus buah stroberi (fragaria x annanassa) pada mencit hamil yang dipapar asap rokok. Praeparandi: Jurnal Farmasi Dan Sains, 4(2), 56–66.

Febrianti, E., Mulia, P., & Valencia, T. (2024). Efektifitas Perasan Kulit Mangis Sebagai Pengganti Eosin 2% Pada Pemeriksaan Telur Cacing. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 6(2), 126–132. https://doi.org/10.14710/jplp.6.2.126-132

Kartini, S., & Angelia, E. (2021). Utilization of Juice Beta vulgaris. L as an Alternative Reagent for Examination of Worm Eggs Ascaris lumbricoides. JPK: Jurnal Proteksi Kesehatan, 10(1), 20–25.

Nadhira, F. F., Rahmat, M., Mulia, Y. S., & Rismiarti, Z. (2023). Ekstrak Daun Jati (Tectona Grandis) Sebagai Alternatif Pengganti Eosin dalam Pemeriksaan Telur Cacing Golongan Soil Transmitted Helminths. Jurnal Kesehatan Siliwangi, 4(1), 165–171.

Nuryanto, N., & Candra, A. (2019). Hubungan kejadian kecacingan terhadap anemia dan kemampuan kognitif pada anak sekolah dasar di Kelurahan Bandarharjo, Semarang. Journal Of Nutrition College, 8(2), 101–106.

Oktari, A., & Muâ, A. (2017). Optimasi air perasan buah merah (Pandanus sp.) pada pemeriksaan telur cacing. Jurnal Teknologi Laboratorium, 6(1), 8–17.

Oktari, A., Vanawati, N., Handriani, R., & Salsabila, A. A. (2022). Penggunaan tanaman pacar air (impatients balsamina l) sebagai pewarna alternatif pada pemeriksaan telur cacing feses domba. Prosiding Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Teknologi Laboratorium Medik Indonesia, 1.

Priska, M., Peni, N., Carvallo, L., & Ngapa, Y. D. (2018). Antosianin dan pemanfaatannya. Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry), 6(2), 79–97.

Salnus, S., Arwie, D., & Armah, Z. (2021). Ekstrak Antosianin Dari Ubi Ungu (Ipomoea Batatas L.) Sebagai Pewarna Alami Pada Pemeriksaan Soil Transmitted Helminths (STH) Metode Natif (Direct Slide). Jurnal Kesehatan Panrita Husada, 6(2), 188–194.

Setiawan, B., Syayyidah, G. A. D., Hardisari, R., Widada, S. T., & Nuryati, A. (2022a). Jumlah Telur Cacing Soil Transmitted Helminth STH) Pada Metode Sedimentasi Dan Flotasi. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 12(1), 142–145.

Setiawan, B., Syayyidah, G. A. D., Hardisari, R., Widada, S. T., & Nuryati, A. (2022b). Jumlah Telur Cacing Soil Transmitted Helminth STH) Pada Metode Sedimentasi Dan Flotasi. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 12(1), 142–145.

Suriani, E., & Chania, P. (2021). Potensi Daun Miana (Plectranthus scutellaroides) sebagai Pewarna Alternatif Pengganti Eosin dalam Pemeriksaan Telur Cacing Soil Transmitted Helminth (STH). Prosiding Seminar Kesehatan Perintis, 4(2), 30–36.

Wahyuni, I. N., & Sabban, I. F. (2022). Efektivitas hasil pewarnaan sediaan feses dengan ekstrak buah naga merah (Hylocereus Polyrhizus) sebagai pengganti eosin. Jurnal Wiyata: Penelitian Sains Dan Kesehatan, 9(2), 115–121.

Winianti, N. W., Arwati, H., & Dachlan, Y. P. (2020). Gambaran Infeksi Soil Transmitted Helminth Pada Petani Di Desa Gelgel Kabupaten Klungkung. WICAKSANA: Jurnal Lingkungan Dan Pembangunan, 4(2), 21–30.

Unduhan

Diterbitkan

2024-06-30