Pengaruh Berbagai Takaran Lumpur Selokan Grey Water Pada Penguraian Sampah Organik

Penulis

  • Ronny Muntu Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Makassar
  • Zakwan Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Makassar

DOI:

https://doi.org/10.32382/sulo.v23i2.63

Kata Kunci:

Grey Water, Suhu, pH, Kelembapan

Abstrak

Timbulan sampah dikota Makassar sebesar 64 juta ton per tahun. Kandungan sampah di Indonesia dipenuhi oleh sampah organik, yaitu mencapai 60% dari total sampah dan untuk kota Makassar sendiri didominasi oleh sampah organik rumah tangga yang mencapai 900 ton per hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan berbagai takaran lumpur Grey Water terhadap waktu kematangan dan kualitas fisik kompos (pH, bau, tekstur, suhu, kelembapan, dan warna) pada penguraian sampah organik. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu. Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat dua belas percobaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan 150 gr lumpur Grey Water berpengaruh pada dekomposisi sampah organik selama 28 hari, untuk takaran 200 gr lumpur Grey Water berpengaruh pada dekomposisi sampah organik selama 25 hari, dan takaran 250 gr lumpur Grey Water berpengaruh pada dekomposisi sampah organik selama 22 hari dan hasil uji statistik Kruskal Wallis yaitu 0,012< 0,05. Dan telah memenuhi standar SNI 19-7030-2004. Kesimpulan penelitian ini kompos dengan penambahan berbagai takaran lumpur Grey Water berpengaruh terhadap waktu kematangan kompos, pH, suhu, kelembapan dan kualitas fisik kompos. Saran kepada peneliti selanjutnya agar dapat memeriksa kualitas pada lumpur selokan baik secara kimia dan bakteriologisnya.

Kata kunci : Grey Water, Suhu, pH, Kelembapan.

Referensi

Ardhi. R. 2013 Studi Pemanfaatan Aktivator Lumpur Aktif dan EM4 Dalam Proses Pengomposan Lumpur Organik, Sampah Organik Domestik, Limbah Bawang Merah Goreng dan Limbah Kulit Bawang. https://ejournal3.undip.ac.id. diakses 18 Desember 2021.

Arie. Herlambang. 2017. Teknologi Pengolahan Limbah Tekstil Dengan Sistem Lumpur http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Tekstil/tekstil.html diakses 26 mei 2022.

Dinas Kesehatan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng. 2020. Pengertian Kompos dan Kegunaannya Untuk Kesuburan Tanah. https://bulelengkab.go.id. diakses 15 Desember 2021.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2020 profil kesehatan provinsi sulawesi selatan 2020, data penyakit diare sulawesi selatan https://dinkes.sulselprov.go.id diakses 26 Desember 2021.

Fauziatun. N.. Yeni. I.P.. Bambang. G.. 2019. Pemanfaatan Biomas Sampah Organik. Uwais Inspirasi Indonesia. Ponorogo. 2

Juherah. Riska. H. 2019. Pemanfaatan Air Kelapa (cocos nucifera l) Sebagai Aktivator Pembuatan Kompos Sisa Sayuran dan Limbah Ampas Teh. Jurnal Sulolipu. Vol. 19. No.1. 91-92. E-issn: 2622-6960.

Nur. Muhammad. 2021. Pengaruh Penambahan Lumur Grey Water dan

Lumpur Black Water Dalam Penguraian Sampah Organik Rumah Tangga. SKRIPSI Jurusan Kesehatan Lingkungan Prodi Sanitasi Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Pinka. M.D. 2018. Dekomposisi limbah kulit kakao oleh jamur trichoderma harzianum dan aspergillus niger di pusat penelitian kopi dan kakao Indonesia. Malang: Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang.

Rasti. S. Heru. P. 2017. Percepatan Proses Pengomposan Aerobik Menggunakan Biodekomposer / Acceleration Of Aerobic Composting Process Using Biodecomposer. Bandung. Jurnal Litbang Pertanian. Volume 16, No.1

Sukmawati. S. 2020. Efektivitas Penggunaan Lumpur Selokan Terhadap Kecepatan Proses Pengomposan. Makassar: Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar. KTI Tidak dipublikasikan.

Unduhan

Diterbitkan

2023-12-18