Pendampingan Gerakan Hidup Sehat Melalui Perilaku Cerdik Pada Warga Binaan Rutan Dan Lapas Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup

Penulis

  • Siti Nurul Fajriah Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar
  • Ni Luh Astri Indraswari Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar
  • Supartina Hakim Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar
  • St. Wahida Jalil Rutan Kelas I Makassar

DOI:

https://doi.org/10.32382/mirk.v5i1.572

Kata Kunci:

penyuluhan, skrining, PTM, CERDIK

Abstrak

Indonesia tengah menghadapi keadaan dimana penyakit menular (PM) masih menjadi masalah tetapi penyakit tidak menular (PTM) juga menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 transisi epidemiologi dari PM menjadi PTM semakin jelas. Diproyeksikan jumlah kesakitan akibat PTM dan kecelakaan akan meningkat dan PM akan menurun. Berdasarkan hasil observasi, masalah PTM juga terjadi pada pengelola dan warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Sungguminasa dan Rutan Kelas I Makassar. Hal ini dikarenakan aktivitas mereka yang terbatas didukung dengan gaya hidup yang kurang sehat. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi PTM dengan Tindakan CERDIK. Metode yang dilakukan adalah dengan penyuluhan dan skrining PTM pada warga binaan di Lapas Perempuan Kelas IIA Sungguminasa sebanyak 96 orang dan Rutan Kelas I Makassar sebanyak 194 orang. Hasil skrining ditemukan sebagian besar responden masih memiliki pola makan yang kurang sehat. Kebiasaan merokok, lingkar perut, aktivitas fisik, dan kadar kolesterol responden diperoleh hasil yang cenderung normal namun perlu mendapat perhatian agar tidak melewati batas normal dan menjadi faktor risiko penyakit. Perlu dilakukan monitoring oleh pengelola lapas dan rutan agar kualitas hidup warga binaan dapat ditingkatkan.

Referensi

Amir, S. M. ., Wungouw, H., & Pangemanan, D. (2015). Kadar Glukosa Darah Sewaktu pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Bahu Kota Manado. Jurnal E-Biomedik, 3(1), 32–40.

Angraini, R.D. (2014). Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT), Aktivitas Fisik, Konsumsi Buah, Sayur dan Kejadian Hipertensi Pulau Kalimantan (Analisis Data Riskedas). Skripsi. Universitas Esa Unggul Jakarta.

Antimas, N.A., Lestari, H., Afa, J.R. (2017). Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular pada Mahasiswa Universitas Halu Oleo Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2(6), 1-12.

Hastuty, Y. D. (2015). Perbedaan Kadar Kolesterol Orang yang Obesitas dengan Orang yang Non Obesitas. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh, 1(2), 47–56.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Rencana Operasional Promosi Kesehatan dalam Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI.

Leiwakabessy, A.Y., Zawawi, W.O.M., Anmama, A.I. (2023). Skrining Penyakit Tidak Menular (Glukosa Darah Sewaktu, Kolesterol, Asam Urat) di Negeri Ureng Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah Pada Tahun 2021. Pattimura Mengabdi Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 76-82.

Lima, F. V. I., Hataul, I. A. H., & Taihuttu, Y. M. J. (2020). Skrining Kadar Glukosa Darah, Asam Urat, dan Kolesterol di Negeri Seith Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah. Bakira UNPATTI Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), 70–78.

Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nur, N.N., Efrida, W. (2016). Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular. Majority, 5(2), 88-94.

Nurhidayat, S. (2014). Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular Berbasis Sekolah. Ponorogo: UNMUH Ponorogo Press.

Simbolon, D., Sryani, D., Yandrizal. (2016). Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta: Deepublish.

World Health Organization. (2003). The WHO Stepwise Approach to Surveillance of Noncommunicable Diseases (STEPS). Switzerland: Noncommunicable Diseases and Mental Health World Health Organization 20 Avenue Appia.

Unduhan

Diterbitkan

2024-06-30