Edukasi Pada Remaja Di Kelurahan Mandala Kota Makassar Tentang Pentingnya Pemeriksaan Hemoglobin Dan Leukosit Untuk Pencegahan Stunting

Penulis

  • Zulfian Armah Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Makassar
  • Artati Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Makassar
  • Budirman Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Makassar

DOI:

https://doi.org/10.32382/mirk.v5i2.1158

Kata Kunci:

Pemeriksaan Hemoglobin pemeriksaan leukosit remaja stunting

Abstrak

Pencegahan stunting pada remaja merupakan isu kesehatan yang penting, terutama di daerah perkotaan seperti Kelurahan Mandala, Kota Makassar. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada remaja mengenai pentingnya pemeriksaan hemoglobin dan leukosit sebagai langkah preventif dalam mencegah stunting. Metode yang digunakan adalah penyuluhan atau edukasi, wawancara, pemeriksaan hemoglobin dan leukosit. Lokasi penyuluhan dilakukan di kelurahan Mandala kota Makassar. Sebelum sosialisasi, dilakukan pre test untuk mengukur pengetahuan awal peserta, dengan hasil menunjukkan bahwa Pada saat pre-test tingkat pengetahuan remaja dengan kategori kurang adalah  16 orang (50%), sedangkan dengan kategori baik adalah 16 orang (50%).  Setelah sosialisasi, pada saat post-test tingkat pengetahuan remaja dengan kategori kurang adalah sebanyak 1 orang (1,47%) dan dengan kategori baik adalah sebanyak 67 orang (98,53%).post test menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan, menunjukkan pemahaman yang baik mengenai pentingnya pemeriksaan hemoglobin dan leukosit. Sedangkan pemeriksaan Hemoglobin dan Leukosit dilakukan di laboratorium. Hasil pengabdian masyarakat meningkatkan pemahaman remaja di kelurahan Mandala kota Makassar tentang pentingnya pemeriksaan hemoglobin dan leukosit untuk pencegahan stunting. Hasil pemeriksaan hemoglobin dan leukosit yang normal (hemoglobin dan leukosit 100%). Implikasi dari kegiatan ini menunjukkan perlunya program berkelanjutan dalam bentuk edukasi rutin dan pemeriksaan kesehatan bagi remaja, sehingga kesadaran akan pentingnya asupan gizi dan kesehatan dapat terus dipelihara. Dengan demikian, diharapkan dapat tercapai zero stunting di kalangan remaja. Pengabdian masyarakat ini menyimpulkan bahwa edukasi kesehatan yang tepat dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman remaja tentang pentingnya pemeriksaan hemoglobin dan leukosit dalam pencegahan stunting.

Kata kunci: Pemeriksaan Hemoglobin, pemeriksaan leukosit,remaja, stunting

Referensi

Dinas Kesehatan Kota Makassar. (2023). Laporan Kesehatan Masyarakat

Duvita Wahyani, A., & Rahmawati, Y. D. (2021). Analisis Kandungan Serat Pangan dan Zat Besi Pada Cookis Substitusi Tepung Sorghum Sebagai Makanan Alternatif Bagi Remaja Putri Anemia.

Hastuty Milda, (2020). Hubungan Anemia Ibu Hamil Dengan Kejadian Stunting Pada Balita di UPTD Puskesmas Kampar Tahun 2018. Jurnal Online Universitas Pahlawan. Vol. 4 (2). Hal 112-116. ISSN 2580-3123

Kementerian Kesehatan RI. 2016. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI Situasi Balita Pendek. Jakarta Selatan.

Kemenkes RI. (2022). Situasi Anemia di Indonesia.

KemenKes (2018). Bulletin Stunting. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Marmi, ( 2013). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Norsiah, W. 2015. Perbedaan kadar hemoglobin metode sianmethemoglobin dengan dan tanpa sentrifugasi pada sampel leukositosis. Journal medical laboratory technology. Available online at : http//ejurnal-analisiskesehatan.web.id. 2461-0879

Semba, R. D., et al. (2008). “Effect of Parental Formal Education on Risk of Child Stunting in Indonesia and Bangladesh: A Cross Sectional Study”. The Lancet Article, 371: 322–328.

Suryani D, Hafiani R, Junita R, (2015). Analisis Pola Makan dan Anemia Gizi Besi pada Remaja Putri Kota Bengkulu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. Vol. 10 (1) : 11- 18

Tjendradjaja, T.M. 2011. “Leukosit sebagai salah satu parameter kesehatan rusatimor (Cervus timorensis) di usaha penangkaran Rusa Timor Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus”. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian. Bogor .

WHO, (2015). The Global Prevalence Of Anemia in 2011. Geneva : World Health Organization.

WHO, (2015). Iron Deficiency Anemia Assessment, Prevention, and Control: Aguide For Programme Managers. Geneva : WHO.

Unduhan

Diterbitkan

2024-12-06