Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfisio <p align="left">Jurnal Media Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar adalah jurnal ilmiah yang dipublikasi oleh Unit Penelitian Poltekkes Kemenkes Makassar Jurusan Fisioterapi. Jurnal Media Fisioterapi merupakan Jurnal Nasional yang diterbitkan dalam Bahasa Indonesia dan telah teregister dengan p-ISSN: <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1355385639" target="_blank" rel="noopener">2086-5937</a> dan e-ISSN : <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1574134950" target="_blank" rel="noopener">2715-7288</a>. Jurnal ini merupakan mutasi dari <a href="https://journal.poltekkes-mks.ac.id/ojs2/index.php/mediafisio">OJS2 Media Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar</a>. Jurnal Media Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar fokus pada hasil-hasil penelitian asli dan terbaru, book review dan literatur review dalam lingkup ilmu fisioterapi mencakup ilmu Fisioterapi Muskuloskeletal, Fisioterapi Neuromuskular, Fisioterapi Kardiovaskular dan Respirasi, Fisioterapi Geriatrik, Fisioterapi Pediatrik, Fisioterapi Ergonomi dan Kesehatan Kerja Fisioterapi Olahraga, dan Fisioterapi Kesehatan Masyarakat.</p> <p>Jurnal Media Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar adalah jurnal dengan reviewer teman sejawat sesuai dengan bidang keilmuannya yang dikembangkan untuk mendorong pengembangan keilmuan dalam bidang fisioterapi secara umum sehingga dapat menjadi sumber referensi dalam mendukung terselenggaranya pelayanan fisioterapi yang berbasis <em>Evidence Based Practice</em> di Indonesia. Selain itu, jurnal itu menjadi wadah bagi peneliti dalam bidang ilmu fisioterapi untuk mempublikasikan hasil penelitiannya sehingga mampu memperkaya referensi ilmiah yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan di Indonesia.</p> Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar id-ID Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar 2086-5937 BEDA PENGARUH MAITLAND MOBILIZATION DENGAN MANUAL LUMBAL TRACTION PADA PENDERITA SPONDYLOSIS LUMBAL https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfisio/article/view/1497 <p><em>Spondylosis Lumbal</em> menyebabkan beban kompresi yang tinggi pada <em>facet joint lumbal </em>akibat degenerasi <em>diskus intervertebralis</em>, dan terjadi penebalan pada kapsul ligamen vertebra lumbal. Hal ini menimbulkan nyeri punggung bawah disertai keterbatasan gerak fleksi-ekstensi, yang akhirnya terjadi hambatan aktivitas fungsional.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh <em>Maitland Mobilization </em>dengan <em>Manual Lumbal Traction </em>pada penerapan<em> Microwave Diathermy </em>dan <em>Core Stability Exercise </em>terhadap perbaikan nyeri fungsional dan ROM lumbal pada penderita <em>Spondylosis Lumbal. </em></p> <p>Penelitian merupakan penelitian <em>quasi eksperimen</em> dengan desain <em>randomized pre test-post test two group</em>, yaitu menggunakan 2 kelompok sampel dimana kelompok perlakuan 1 diberikan intervensi <em>MWD</em>, <em>Core Stability</em>, dan <em>Manual Lumbal Traction</em> dan kelompok perlakuan 2 diberikan intervensi <em>MWD, Core Stability</em>, dan <em>Maitland Mobilization</em>. Sampel yang didapatkan sebanyak 30 orang sesuai dengan kriteria inklusi, kemudian dirandomisasi kedalam 2 kelompok yaitu sebanyak 15 orang kelompok perlakuan 1 dan 15 orang kelompok perlakuan 2. Pengumpulan data diperoleh melalui pengukuran nyeri fungsional menggunakan skala <em>Patient Spesific Functional Scale (PSFS) </em>dan pengukuran ROM menggunakan metode <em>Schober.</em></p> <p>Berdasarkan hasil uji paired sample t untuk skala PSFS didapatkan nilai p=0,000 (p&lt;0,05) pada kelompok perlakuan 1 dan 2, serta untuk ROM fleksiekstensi lumbal didapatkan nilai p=0,000 (p&lt;0,05) pada kelompok perlakuan 1 dan 2, hal ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan pada kelompok perlakuan 1 (<em>MWD, Core Stability</em>, dan <em>Manual Lumbal Traction</em>) dan kelompok perlakuan 2 (<em>MWD, Core Stability</em>, dan <em>Maitland Mobilization)</em> terhadap perbaikan nyeri fungsional dan ROM lumbal. Namun, berdasarkan uji independent sample t untuk skala PSFS didapatkan nilai p=0,000 (rerata selisih yaitu 16,87% perlakuan 2 &gt; 9,67% perlakuan 1), dan berdasarkan uji <em>Mann-Whitney</em> didapatkan nilai p=0,003 (rerata selisih 2,20 perlakuan 2 &gt; 1,33 perlakuan 1), dan p=0,000 (2,40 perlakuan 2 &gt; 1,33 perlakuan 1), yang berarti bahwa <em>Maitland Mobilization</em> lebih efektif daripada <em>Manual Lumbal Traction.</em></p> <p>Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian <em>Maitland Mobilization</em> dapat menghasilkan perbaikan nyeri fungsional dan peningkatan ROM yang lebih besar secara signifikan daripada pemberian <em>Manual Lumbal Traction</em> pada penderita <em>Spondylosis Lumbal.</em></p> Sudaryanto Hasbiah Rahmat Nugraha Tiar Erawan Musdalipa Anwar Hak Cipta (c) 2025 Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar 2025-06-13 2025-06-13 17 1 1 9 10.32382/fis.v17i1.1497 PENGARUH SCIATIC EXERCISE DAN NEURODYNAMIC MOBILIZATION UNTUK MENGURANGI NYERI PADA ISCHIALGIA AKIBAT SPONDYLOSIS https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfisio/article/view/1492 <p>Kasus ischialgia akibat spondylosis adalah kondisi yang melemahkan dimana pasien mengalami rasa sakit dan parestesia dalam distribusi saraf ischiadicus atau akar saraf lumbosacral yang terkait. Metode: Penelitian ini adalah penelitian Quasi eksperimen dengan desain one group pretest-posttest. Penelitian dilaksanakan di RSUD dr.Lapalaloi kota Maros. Waktu penelitian bulan Januari 2024 sampai dengan bulan Februari 2024. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh sciatic exercise dan neurodynamic mobilization untuk mengurangi nyeri pada pasien ischialgia di RSUD dr. Lapalaloi Maros. Ada 31 orang pasien nyeri pada pasien ischialgia akibat spondylosis di Rumah Sakit Dr. Lapalaloi yang berusia 40 - 60 tahun sebagai populasi, kemudian besar sampel ditentukan dengan rumus slovin sehingga diperoleh besar sampel 29 orang yang diambil secara purposive sampling. Data dikumpul yaitu data pribadi dan data aktualitas nyeri dengan menggunakan instrumen visual analogue scale. Hasil: analisis diperoleh ada pengaruh sciatic exercise dan neurodynamic mobilization terhadap pengurangan nyeri pada pasien ischialgia dengan nilai p=0,000&lt;0,05. Kesimpulan: Latihan sciatic exercise dan neurodynamic mobilization memberikan pengaruh terhadap penurunan aktualitas nyeri pasien ischiatic akibat spondylosis.</p> Hasnia Ahmad Siti Muthiah Hastura Siti Nurul Fajriah Ikhsan Dermawan Hak Cipta (c) 2025 Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar 2025-06-13 2025-06-13 17 1 10 14 10.32382/fis.v17i1.1492 KOMBINASI TIBIAL POSITIONAL CORRECTION DAN LATIHAN CLOSE CHAIN STABILIZING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN NAIK TURUN TANGGA PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfisio/article/view/1495 <p><em>Osteoarthritis</em> lutut merupakan penyakit degeneratif sendi yang disebabkan oleh kerusakan kartilago sehingga berpotensi menurunkan kemampuan gerak dan fungsi gerak tubuh, salah satunya yaitu penurunan kemampuan saat naik turun tangga. Hal ini ditandai dengan adanya nyeri yang mengakibatkan penderita mengalami keterbatasan gerak.&nbsp; Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas kombinasi <em>tibial positional correction</em> dan latihan <em>close chain stabilizing</em> dalam meningkatkan kemampuan naik turun tangga pada penderita <em>osteoarthritis </em>lutut. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan randomized <em>pre-test </em>dan <em>post test control group design.</em> Subjek penelitian ini berjumlah 22 orang, dibagi menjadi 2 kelompok dengan masing-masing kelompok 11 orang. Kelompok 1 (n=11) diberi latihan <em>close chain stabilizing</em> saja, sedangkan kelompok 2 (n=11) mendapatkan intervensi kombinasi <em>tibial positional correction </em>dan latihan <em>close chain stabilizing</em>. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan bermakna waktu tempuh naik turun tangga sebelum dan setelah perlakuan dari kedua kelompok. Kelompok 1 terjadi penurunan dari 8,84±0,8 detik menjadi 8,49±0,73 detik (nilai p&lt;0,001) dan kelompok 2 menurun dari 9,06±0,57 detik menjadi 7,80±0,45 detik (nilai p&lt;0,001). Penurunan waktu tempuh pada kelompok 2 lebih besar dibandingkan dengan kelompok 1 (nilai p=0,016). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kombinasi <em>tibial positional correction </em>dan latihan <em>close chain stabilizing </em>lebih baik dalam meningkatkan kemampuan naik turun tangga daripada intervensi&nbsp; latihan <em>close chain stabilizing </em>saja pada penderita osteoarthritis lutut.&nbsp;&nbsp;</p> Isfawati Mahmud Sri Gunda Fahriana Rahmat Nugraha Hak Cipta (c) 2025 Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar 2025-06-13 2025-06-13 17 1 15 23 10.32382/fis.v17i1.1495 PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEDERA ANTERIOR CRUCIATUM LIGAMENT DEXTRA DI CLUB FUTSAL https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfisio/article/view/1493 <p><em>Anterior cruciatum ligament </em>merupakan cedera umum, terutama menyerang individu muda, individu yang aktif secara fisik. Cedera ini ditandai oleh ketidakstabilan sendi, menyebabkan penurunan aktifitas, dan dapat menyebabkan kualitas hidup menurun terkait dengan fungsi lutut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Cedera Anterior Cruciatum Ligament. Jenis penelitian ini merupakan peneltian yang menggali satu jenis kasus dengan menggunakan dua sampel dan memberikan perlakuan yang sama kepada kedua sampel tersebut selama penelitian. Penelitian ini dilakukan di Club Futsal Kalem Fc FAI-UMI bulan Januari sampai Februari 2024. Prosedur pengambilan data dilakukan dengan cara yaitu primer. Hasil pemeriksaan ditemukan problematik adanya nyeri, kelemahan otot, keterbatasan gerak dan gangguan aktifitas pada sendi lutut. Setelah dilakukan tindakan fisioterapi selama 8 kali pertemuan maka didapat hasil yaitu penuurunan nilai nyeri dari pasien A pada nyeri tekan yaitu 4,0 menjadi 1,5 nyeri gerak 5,2 menjadi 3,0 nyeri fungsional 6,4 menjadi 4,0 sedangkan pasien B pada nyeri tekan 3,3 menjadi 1,2 nyeri gerak 4,3 menjadi 2,1 nyeri fungsional 5,4 menjadi 3,1 yang dinilai dengan Visual Analouge Scale, peningkatan kekuatan otot pada pasien A terdapat nilai M. Quadricep 3 menjadi 4 dan M. Hamstring 3 menjadi 4 sedangkan pasien B terdapat nilai M. Quadricep 3 menjadi 4 dan M. Hamstring 3 menjadi 4 dinilai dengan Manual Muscle Test, peningkatan Lingkup Gerak Sendi pasien A Aktif-Fleksi S 0°-0°-83° menjadi S 0°-0°-120° dan Pasif-Fleksi S 0°-0°-90° menjadi S 0°-0°-125° sedangkan pasien B Aktif-Fleksi S 0°-0°-92° menjadi S 0°-0°-130° dan Pasif-Fleksi S 0°-0°-98° menjadi S 0°-0°-137° dinilai dengan goniometer, dan peningkatan Activity Daily Living (ADL) nilai pasien A nyeri pada gerakan jongkok keberdiri, jalan 6 meter, naikturun tangga 3 menjadi 1, kesulitan pada jongkok keberdiri jalan 6 meter dan naik turun tangga 3 menjadi 1, dan ketergantungan pada jongkok keberdiri, jalan 6 meter, naik turun tangga 2 menjadi 1 sedangkan pasien B nyeri pada gerakan jongkok ke berdiri, jalan 6 meter, naik turun tangga 3 menjadi 1, kesulitan pada jongkok keberdiri, jalan 6 meter, naik turun tangga yaitu 2 menjadi 1 dan ketergantungan pada jongkok keberdiri, jalan 6 meter, naik turun tangga yaitu 2 menjadi 1 dinilai dengan menggunakan Skala JETTE. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian Ultrasound, Terapi Manual dan Terapi Latihan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan fungsional pada cedera ACL dan karena itu penulis menyarankan kepada fisioterapis untuk menggunakan modalitas Ultrasound, Terapi Manual dan Terapi Latihan sebagai modalitas utama pada kondisi ACL.</p> Sri Saadiyah Aco Tang St Nadhifa Zahra Yonathan Ramba Andi Halimah Hak Cipta (c) 2025 Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar 2025-06-13 2025-06-13 17 1 24 30 10.32382/fis.v17i1.1493 EFEKTIVITAS TEKNIK PURSED LIP BREATHING TERHADAP PENDERITA SESAK NAPAS PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK): TINJAUAN LITERATUR https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfisio/article/view/1496 <p>Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi bahwa pada tahun 2030, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan menjadi penyebab kematian ketiga di seluruh dunia. PPOK ditandai dengan obstruksi aliran udara yang progresif dan kerusakan pada jaringan paru-paru, terutama akibat peradangan kronis karena paparan partikel berbahaya dalam waktu lama. Pasien umumnya menunjukkan gejala seperti penggunaan otot aksesori, ekspirasi yang memanjang, mengi, serta peningkatan diameter anteroposterior dada (barrel chest). Mereka juga mengalami dispnea, yaitu ketidaknyamanan saat bernapas yang intensitasnya bervariasi. Teknik Pursed Lip Breathing berfungsi sebagai mekanisme kompensasi untuk membuka saluran udara yang tersumbat akibat lendir, kerusakan, atau pelebaran. Tujuan: Mengevaluasi efektivitas Pursed Lip Breathing terhadap dispnea pada pasien PPOK melalui tinjauan pustaka. Metode: Tinjauan pustaka ini menggunakan kerangka PICO (Population, Intervention, Comparison, Outcome) dengan artikel yang diambil dari Google Scholar, ScienceDirect, dan PubMed. Hasil: Dari 150 artikel yang ditemukan, delapan artikel dipilih berdasarkan relevansi, fokus pada Pursed Lip Breathing dan dispnea. Ekstraksi data dilakukan sesuai pedoman CONSORT dengan kata kunci seperti "Penyakit Paru Obstruktif Kronis," "Latihan Pernapasan Bibir Mengerut," dan "Dispnea PPOK." Kesimpulan: Intervensi Pursed Lip Breathing secara signifikan mengurangi dispnea pada pasien PPOK, berdasarkan literatur yang diterbitkan antara tahun 2019 dan 2024.</p> Rizqi Nurul Inayah Sri Gunda Fahriana Inayah Ageng Izza Hak Cipta (c) 2025 Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar 2025-06-13 2025-06-13 17 1 31 45 10.32382/fis.v17i1.1496 PEMBERIAN MC. KENZIE TERHADAP PERUBAHAN FORWARD HEAD POSTURE PADA PETANI BAWANG https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfisio/article/view/1491 <p><em>Forward Head Posture </em>merupakan kelainan postural yang dapat dijumpai secara umum dan digambarkan sebagai perpindahan posisi kepala ke arah anterior dan diklasifikasikan sebagai salah satu postur yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian <em>Mckenzie Exercise </em>terhadap perubahan <em>Forward Head Posture </em>pada petani bawang<em>. </em>Jenis penelitian ini adalah <em>quasi eksperimen</em>, menggunakan rancangan <em>time series design </em>dan melibatkan satu kelompok. Mc Kenzie exercise dilakukan sebanyak 12x intervensi selama 4 pekan, dengan sampel sebanyak 27 orang yang memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi. Kemudian pengukuran yang digunakan adalah <em>Craniovertebral Angle </em>yang diukur menggunakan ImageJ <em>software </em>untuk menilai sudut CVA. Berdasarkan hasil uji analisi data menggunakan uji <em>Paired Sample T Test </em>diperoleh nilai p &lt; 0,05 pada <em>pre test </em>dan <em>post test, </em>yang berarti terdapat pengaruh pemberian <em>mckenzie exercise </em>terhadap perubahan <em>forward head posture</em>. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian <em>Mckenzie Exercise </em>terhadap perubahan <em>Forward Head Posture </em>pada petani bawang.</p> <p> </p> Hendrik Muh Thahir Supartina Hakim Arpandjaman Muhammad Abdillah Juniarto Hak Cipta (c) 2025 Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar 2025-06-13 2025-06-13 17 1 46 51 10.32382/fis.v17i1.1491 RHYTMIC INITIATION DAN CORE STABILITY BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN FUNGSIONAL PASIEN POST STROKE NON HEMORHAGE https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfisio/article/view/1494 <p>Stroke merupakan kondisi gangguan motorik dan sensorik yang terjadi akibat adanya gangguan sirkulasi darah di otak berupa penyumbatan maupun perdarahan. Gangguan aktivitas funsional pada pasien post stroke terjadi karena adanya gangguan sensorik, motorik, maupun kognitif sehingga berdampak pada berpengaruh pada kemampuan bergerak, keseimbangan, dan kontrol postural. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain one group pre-post test, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian teknik ryhtmic initiation dan core stability terhadap peningkatan kemampuan fungsional pasien hemiparese post stroke non hemoragic. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Provinsi Sulawesi Selatan dengan sampel sebanyak 14 orang diukur dengan functional independence measure yang mengalami post stroke 2 sampai 6 bulan dan memiliki hambatan fungsional dengan penanganan sebanyak 12 kali. Hasil penelitian diperoleh adanya pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian teknik ryhtmic initiation dan core stability dengan uji statistik interferensial pre test dan post test pada kelompok sampel menunjukkan nilai (p=0,003) yang berarti bahwa intervensi teknik ryhtmic initiation dan core stability dapat meningkatakan kemampuan yang signifikan pada pasien hemiparese post stroke non hemoragic. Kesimpulan penelitian ini adalah adanya pengaruh pemberian teknik rhytmic initiation dan core stability terhadap peningkatan kemampuan fungsional pasien hemiparese post stroke non hemoragic di Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Provinsi Sulawesi Selatan. </p> Virny Dwiya Lestari Darwis Durahim Sri Wahyuni Fahrul Islam Muhammad Awal Syarifuddin Hak Cipta (c) 2025 Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar 2025-06-13 2025-06-13 17 1 52 57 10.32382/fis.v17i1.1494