Media Farmasi https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar <p align="justify"><strong>Media Farmasi </strong>Merupakan Jurnal ilmiah Kefarmasian yang diterbitkan oleh Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar yang bekerja sama dengan <a title="PDIAI" href="https://drive.google.com/file/d/1ht38puZeTvCma6YrMoKuvDfMD3Z75OZ5/view" target="_blank" rel="noopener">Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Makassar</a> dan Pengurus Daerah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Makassar. Media Farmasi terbit 2 kali setahun pada bulan April dan Oktober dan telah memilki Nomor <a title="P-ISSN" href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1180435043&amp;1&amp;&amp;" target="_blank" rel="noopener">P-ISSN 0216-2083</a> sejak 2007 dan sejak 2018 telah memiliki Nomor <a title="E-ISSN" href="http://u.lipi.go.id/1531291233" target="_blank" rel="noopener">E-ISSN 2622-0962</a> dan berdasarkan <a title="SK Sinta 3" href="https://drive.google.com/file/d/1k8fRmYn8INhVFT2y83znpiVqUZC4UXsT/view?usp=share_link" target="_blank" rel="noopener">Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 230/E/KPT/2022</a><span lang="EN-US">, </span>Tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode I<span lang="EN-US">V</span> Tahun 2022 dalam proses Reakreditasi telah Naik Peringkat dari Peringkat 5 ke <a title="Sertifikat S3" href="https://drive.google.com/file/d/1E2-geTJPV2uciyWiHhhBdQ0GDks2-wC1/view?usp=sharing" target="_blank" rel="noopener"><strong>Peringkat 3</strong></a> mulai Volume 18 Nomor 1 Tahun 2022 sampai Volume 22 Nomor 2 Tahun 2026, Namun pencantuman dalam SINTA masih dalam Proses. </p> <p align="justify">Jurnal yang diterbitkan oleh Media Farmasi telah melalui seleksi oleh Editor dan di review oleh para Pakar dibidangnya. </p> <p align="justify">Media Farmasi Mempublikasikan review article dan original article diseluruh bidang Kefarmasian seperti Farmasetika dan Teknologi Farmasi, Farmasi Klinik, Farmakognosi, Kimia Farmasi yang tidak pernah dipublikasikan di jurnal lain atau tidak dalam sementara di review oleh jurnal lain</p> <p align="justify">Media Farmasi telah terindeks google scholar dan SINTA serta Pengindeks Lainnya, berikutnya Media Farmasi direncanakan akan terindeks DOAJ ditahun 2023</p> id-ID Sat, 04 May 2024 22:20:28 +0800 OJS 3.3.0.13 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Kadar SGPT-SGOT Tikus Wistar yang Diberikan Ekstrak Daun Sambung Nyawa Untuk Perbaikan Fungsi Hati https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/303 <p><em>SGPT-SGOT Levels Of Wistar Rats Given Sambung Nyawa Leaf Extract To Improve Liver Function</em></p> <p><em>The liver has an important role in the metabolic processes of carbohydrates, proteins, and fatty acids. CCl<sub>4</sub>, which is toxic, can cause damage, both after acute and chronic exposure, so alternative or preventive treatment is needed from traditional medicine, one of which is sambung nyawa leaves which are antioxidants. This study aims to determine the description of the AST-ALT levels of Wistar rats given sambung nyawa leaf extract to improve liver function. The research design used an experimental Pretest-Posttest Control Group Design on experimental animals. There were 4 treatment groups, namely K1 Healthy control (Given distilled water), K2 Negative control (Given CCl<sub>4</sub> inducer), K3 Encapsulated sambung nyawa leaf extract dose 150 mg/kgBW/day + CCl<sub>4</sub>, K4 Encapsulated Sambung Nyawa leaf extract dose 300 mg/kgBW/day + CCl<sub>4</sub>. The results of measuring AST-ALT levels using the One Way Anova test where the results obtained were p&lt;0.05. This indicates that there is a significant difference between K2 negative control and encapsulated sambung nyawa leaf extract at a dose of 150 mg/kgBW/day + CCl<sub>4</sub>, as well as K4 encapsulated sambung nyawa leaf extract at a dose of 300 mg/kgBW/day + CCl<sub>4</sub>. It can be concluded that the 300 mg/kgBW dose of ethanol extract of sambung nyawa leaves (Gynura procumbens) encapsulated with maltodextrin provides the best effect for preventing liver damage.</em></p> <p><em>Hati memiliki peran penting pada proses metabolisme karbohidrat, protein dan asam lemak. CCl<sub>4</sub> yang bersifat toksik dapat merusak, baik setelah pemaparan akut maupun kronis, sehingga diperlukan alternatif pengobatan atau pencegahan dari obat tradisional, salah satunya daun sambung nyawa yang bersifat antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar SGPT-SGOT tikus Wistar yang diberikan ekstrak daun sambung nyawa untuk perbaikan fungsi hati. Desain penelitian menggunakan rancangan eksperimental Pretest-Postest Control Group Design pada hewan coba. Ada 4 kelompok perlakuan yaitu K1 Kontrol sehat (Diberikan air suling), K2 Kontrol negatif (Diberikan penginduksi CCl<sub>4</sub>), K3 Ekstrak daun sambung nyawa terenkapsulasi dosis 150 mg/kgBB/hari + CCl<sub>4</sub>, K4 Ekstrak daun sambung nyawa terenkapsulasi dosis 300 mg/kgBB/hari + CCl<sub>4</sub>. Hasil pengukuran kadar SGPT-SGOT dengan uji One Way Anova dimana hasilnya diperoleh p&lt;0,05. Hal ini menandakan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan antara K2 Kontrol negatif dan Ekstrak daun sambung nyawa terenkapsulasi dosis 150 mg/kgBB/hari + CCl<sub>4</sub>, serta K4 Ekstrak daun sambung nyawa terenkapsulasi dosis 300 mg/kgBB/hari + CCl<sub>4</sub>. Dapat disimpulkan dosis Ekstrak etanol daun sambung nyawa (Gynura procumbens) terenkapsulasi maltodextrin 300 mg/kgBB memberikan efek yang paling baik untuk mencegah kerusakan hati. </em></p> Sulfiyana H Ambo Lau, Herman, Rusli Hak Cipta (c) 2024 - https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/303 Sat, 20 Apr 2024 00:00:00 +0800 Validasi Penetapan Kadar Kuersetin Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum L) Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/458 <p><em>Validation of Determination of Quercetin Content of Ethanol Extract of Basil Leaves (Ocimum sanctum L) by High-Performance Liquid Chromatography (HPLC)</em></p> <p><em>One of the Indonesian plants that has medicinal properties is the basil plant (Ocimum sanctum L). There are several active substances contained in basil leaves, such as the flavonoid compound quercetin, which is known to be found in basil. Quercetin has several very useful biological activities such as antibacterial, anticancer, antiviral, and anti-inflammatory. Determination of quercetin content in basil leaves requires a valid method. The selection of an analytical method that has good specificity, linearity, accuracy and precision is a very important aspect in order to obtain acceptable results. The aim of this research is to validate the determination of quercetin levels contained in the ethanol extract of basil leaves (Ocimum sanctum L) using high-performance liquid chromatography (HPLC). The HPLC system used is the Shimadzu DGU-20A5R type with a Uv-Vis detector at a wavelength of 374 nm. The stationary phase used was a C18 column with a mobile phase of a mixture of methanol: aqua bi destillate in a ratio of 59:41 which flowed isocratically at a rate of 1.2 mL/minute. Assay validation parameters include selectivity, linearity, precision, and accuracy tests. The research results showed that the quercetin method was validated with all parameters meeting the requirements. The linearity test produces a correlation value (r) = 0.9919, good selectivity, precision produces an RSD of less than 2% and accuracy produces a recovery percentage in the range of 98-102%. The average quercetin content in the ethanol extract of basil leaves is 12.70% w/w.</em></p> <p><em>Salah satu tanaman Indonesia yang berkhasiat sebagai obat adalah tumbuhan kemangi (Ocimum sanctum L). Terdapat beberapa kandungan zat aktif dalam daun kemangi seperti senyawa flavanoid kuersetin diketahui terdapat dalam kandungan kemangi. Kuersetin memiliki beberapa aktivitas biologi yang sangat bermanfaat seperti antibakteri, antikanker, antivirus, dan antiinflamasi. Penentuan kadar kuersetin dalam daun kemangi membutuhkan metode yang valid. Pemilihan metode analisis yang memiliki spesifitas, linieritas, akurasi dan presisi yang baik merupakan aspek yang sangat penting agar diperoleh hasil yang dapat diterima. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan validasi penetapan kadar kuersetin yang terkandung dalam ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum L) secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Sistem KCKT yang digunakan adalah tipe Shimadzu DGU-20A5R dengan detektor Uv-Vis pada panjang gelombang 374 nm. Fase diam yang digunakan adalah kolom C<sub>18</sub> dengan fase gerak campuran methanol : aqua bidestilata pada perbandingan 59:41 yang dialirkan secara isokratik pada laju 1,2 mL/menit. Parameter validasi metode penetapan kadar kuersetin meliputi uji selektivitas, linieritas, presisi dan akurasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode KCKT yang digunakan tervalidasi yang ditunjukkan dengan semua parameter uji memenuhi syarat yang ditetapkan. Uji linieritas menunjukkan nilai korelasi (r) = 0,9919, selektivitas baik, presisi menghasilkan RSD kurang dari 2% dan akurasi menghasilkan persen rekoveri pada kisaran 98-102%. Rata-rata kandungan kuersetin dalam ekstrak etanol daun kemangi adalah 12,70% b/b.</em></p> Evi Kurniawati, Tri Puji Lestari, Esti Ambar Widyaningrum Hak Cipta (c) 2024 - https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/458 Sat, 20 Apr 2024 00:00:00 +0800 Aktivitas Antioksidan Dari Fraksi-Fraksi Ekstrak Kulit Buah Duku (Lancium domesticum Corr) https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/403 <p><em>Antioxidant Activity of Duku Fruit Peel (Lancium domesticum Corr) Extract Fractions</em></p> <p><em>One of the factors affecting the antioxidant activity of duku fruit peel extract is the process of separating the mixture through fractionation. Duku fruit peel has great potential as a medicinal plant that can counteract free radicals (antioxidants). This experiment aims to analyze the antioxidant content of water, n-hexane, and ethyl acetate fractions of duku fruit peel extract (Lasium domesticum Corr) using an in vitro method with 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) indicator measured using UV-Vis spectrophotometer. The maceration process produces Duku fruit peel extract using methanol as a solvent. The extract was then fractionated using n-hexane, ethyl acetate, and water solvents. The antioxidant activity of duku fruit peel extract was assessed at concentrations of 200 ppm to 1000 ppm with an increase in concentration every 200 ppm with quercetin acting as a positive control. UV-Vis spectrophotometer was used to measure the absorption of DPPH at a maximum wavelength of 517 nm. The IC<sub>50</sub> values of n-hexane, ethyl acetate, and water fractions of duku skin are 780.261 ppm, 590.314 ppm, and 796.261 ppm, respectively. Antioxidants found in duku fruit peel, namely n-hexane, ethyl acetate, and water fractions are categorized as having feeble activity.</em></p> <p><em>Salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah duku adalah proses pemisahan campuran melalui fraksinasi. Kulit buah duku mempunyai potensi besar sebagai tanaman obat yang dapat menangkal radikal bebas (antioksidan). Eksperimen ini memiliki tujuan guna menganalisis kadar antioksidan fraksi air, n-heksana, dan etil asetat ekstrak kulit buah duku (Lasium domesticum Corr) memakai metode in vitro dengan indikator 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) yang diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Proses maserasi digunakan untuk menghasilkan ekstrak kulit buah Duku dalam pelarut metanol. Selanjutnya ekstrak difraksinasi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan air. Aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah duku dinilai pada konsentrasi 200 ppm sampai 1000 ppm dengan kenaikkan konsentrasi tiap 200 ppm dengan kuersetin berperan sebagai kontrol positif. Spektrofotometer UV-Vis dipergunakan untuk pengukuran serapan DPPH pada panjang gelombang maksimum 517 nm. Nilai IC<sub>50</sub> fraksi n-heksana, etil asetat, dan air kulit buha duku berturut-turut 780,261 ppm, 590,314 ppm, dan 796,261 ppm. Antioksidan yang terdapat pada kulit buah duku yaitu fraksi n-heksana, etil asetat, dan air dikategorikan mempunyai aktivitas yang sangat lemah.</em></p> Lesmi Ekawati Sera Putri, Amelia Soyata, Mauritz Marpaung Hak Cipta (c) 2024 Media Farmasi https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/403 Sat, 20 Apr 2024 00:00:00 +0800 Tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi Terhadap Penggunaan Obat Amlodipin Sebagai Antihipertensi Di Puskesmas Palanro Kabupaten Barru https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/300 <p><em>Hypertension Patients' Knowledge Level Regarding the Use of Amlodipine as an Anti-Hypertension at the Palanro Community Health Center Barru Regency</em></p> <p><em>Hypertension is a disease of high blood pressure in a condition where there is an increase in blood pressure above the normal 120/80 mmHg. This study aimed to measure the level of knowledge of hypertensive patients regarding the use of the drug amlodipine as an anti-hypertension at the Palanro Health Center, Barru Regency. This type of research is descriptive with a survey approach using a Guttman scale questionnaire (Yes and No) then measured using a qualitative scale based on the Guttman scale percentage formula where the categories are poor (percentage results &lt;56%), sufficient (percentage results 56% - &lt;76%) and Good (percentage yield 76% - 100%). This study was carried out in August – September 2023 with a population taken by all patients who sought treatment, namely 60 respondents, the determination of this sample used non-probability sampling with the determination of accidental sampling, of course, using amlodipine based on a doctor's diagnosis of hypertension. The results of this research show that the results of scoring answers do you know, with the Yes answer the respondent scored 920 (74.19%) while the respondent's No score scored 320 (25.80%). This study concludes that the level of knowledge of hypertensive patients regarding the use of the drug amlodipine is in the fairly good knowledge category with a score of 74.19%.</em></p> <p><em>Hipertensi merupakan penyakit darah tinggi dalam suatu keadaan dimana terjadinya peningkatan tekanan darah diatas normal 120/80 mmHg. Tujuan penelitian ini mengukur sejauh mana tingkat pengetahuan pasien hipertensi terhadap penggunaan obat amlodipin sebagai antihipertensi di Puskesmas Palanro Kabupaten Barru. Jenis penelitian ini deskriptif dengan pendekatan survei menggunakan kuesioner skala Guttman (Ya dan Tidak) kemudian diukur dengan skala kualitatif berdasarkan rumus persentase skala Guttman dimana kategori kurang (hasil persentase &lt;56%), cukup (hasil persentase 56% - &lt;76%) dan Baik (hasil persentase 76% - 100%). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2023 dengan populasi yang diambil seluruh pasien yang berobat jalan yaitu sebanyak 60 responden, penentuan sampel ini menggunakan non probability sampling dengan penentuan accidental sampling tentunya yang menggunakan amlodipin berdasarkan diagnosa dokter pada penyakit hipertensi. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil jawaban pemberian skor apakah anda mengetahui dengan jawaban Ya responden skor sebanyak 920 (74,19%) sedangkan jawaban Tidak responden skor sebanyak 320 (25,80%). Kesimpulan penelitian ini bahwa tingkat pengetahuan pasien hipertensi terhadap penggunaan obat amlodipin termasuk kategori pengetahuan cukup baik dengan skor 74,19%.</em></p> Herman, Sulfiyana H. Ambo Lau, Rusli Hak Cipta (c) 2024 Media Farmasi https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/300 Sat, 20 Apr 2024 00:00:00 +0800 Evaluasi Penyimpanan Vaksin Pada Puskesmas Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/260 <p><em>Evaluation of Storing Vaccines at the Community Health Center in Maros Regency, South Sulawesi</em></p> <p><em>Vaccines are a biological preparation whose storage requires special attention because they are compassionate. Improper storage and distribution of vaccines will reduce the quality of the vaccine so that its effectiveness will also decrease or even not be effective at all. This study aims to determine the description of vaccine storage at the Community Health Center, Regency of Maros, South Sulawesi. This research is a qualitative descriptive study conducted at 14 Community Health Centers in April - June 2022. Data was collected using direct interview techniques with vaccine officials and direct observation at vaccine storage areas. The research results show that the storage system meets the minimum requirements, although several aspects still do not meet the criteria due to a lack of storage facilities. Vaccines include vaccine solvent and vaccine layout in a refrigerator equipped with a generator, not exposed to direct sunlight, and in a room with sufficient air circulation. There are vaccine vial monitors (VVM) in conditions A and B. Incoming and outgoing vaccines are reported and recorded on the stock card. Likewise, the COVID-19 vaccine is also stored under reasonable control. So, it can be concluded that the vaccine storage system at 14 community health centers in the district. Maros has fulfilled the requirements of the Ministry of Health, Republic of Indonesia, No. 12 in 2017.</em></p> <p><em>Vaksin merupakan salah satu sediaan biologi yang penyimpanannya membutuhkan perhatian khusus karena sangat sensitif. Penyimpanan dan pendistribusian vaksin yang tidak tepat akan menurunkan mutu vaksin sehingga efektivitasnya juga menurun bahkan tidak berkhasiat sama sekali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyimpanan vaksin di Puskesmas Kab. Maros, Sulawesi Selatan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang dilakukan terhadap 14 puskesmas pada bulan April hingga Juni 2022. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara langsung pada petugas penanggung jawab vaksin dan melakukan observasi langsung pada tempat penyimpanan vaksin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem penyimpanan sudah memenuhi syarat minimal walaupun masih ada beberapa aspek yang tidak terpenuhi kriteria karena kurangnya fasilitas penyimpanan. Vaksin termasuk pelarut vaksin dan tata letak vaksin di dalam refrigerator yang dilengkapi dengan generator (genset), tidak terkena sinar matahari langsung, dan ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang cukup. Terdapat vaccine vial monitor (VVM) yang berada dalam kondisi A dan B. Vaksin yang masuk maupun keluar terlapor dan tercatat pada kartu stok. Begitu pula dengan vaksin covid-19 juga tersimpan dengan kontrol yang baik pula. Sehingga dapat disimpulkan sistem penyimpanan vaksin pada 14 Puskesmas di Kab. Maros telah memenuhi syarat PerMenKes No. 12 tahun 2017.</em></p> andi paluseri, Andi Naura Nurul Mufliha, Wahyu Hendrarti, Lukman Muslimin, Muhammad Guntur Hak Cipta (c) 2024 Media Farmasi https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/260 Sat, 20 Apr 2024 00:00:00 +0800 Perbandingan Efektivitas Bioadsorben Serbuk Kulit Singkong Dan Serbuk Kulit Pinang Terhadap Logam Pb (II) Limbah Cair Laboratorium Farmasi https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/146 <p><em>Comparison of bio-adsorbent effectiveness of cassava shell powder and betel nut powder against Pb (II) metal of pharmaceutical laboratory liquid waste</em></p> <p><em>Pharmaceutical laboratory liquid waste is a source of heavy metal pollutants that can be harmful to living things if not treated properly. One of these heavy metals is lead (Pb), which if discharged directly into the environment can damage the environment and cause health problems. To adsorb these heavy metals, bio-adsorbents can be used, including cassava peel and areca nut peel because they contain cellulose and pectin. In this study, measurements of Pb levels in the waste before and after adsorption were carried out using the UV-visible spectrophotometry method, and the reagent used was alizarin sulfonate from variations in pH. optimum, optimum contact time and optimum mass of the validation method carried out is precision and accuracy. The aim of this study was to determine the comparison of the adsorption effectiveness of cassava peel powder and areca nutshell powder bioadsorbents against Pb metal in pharmaceutical laboratory wastewater. The results obtained were the optimum areca nut skin at pH 5, contact time 45 minutes, and mass 175 mg. Whereas cassava peel at pH 5, contact time 75 minutes, and mass 75 mg. The adsorption effectiveness of areca nut peels is better than that of cassava peels with an adsorption percentage of areca nut peels of 83.38%, while cassava peels are 54.46%. The results of the method validation are declared valid by showing an accuracy value in the range of 80-110% and a precision value of not more than 2%.</em></p> <p><em>Limbah cair laboratorium farmasi merupakan sumber pencemar logam berat yang dapat berbahaya bagi makhluk hidup jika tidak diolah dengan baik. Salah satu logam berat tersebut adalah timbal (Pb) yang jika dibuang langsung ke lingkungan dapat merusak lingkungan dan gangguan kesehatan. Untuk mengadsorpsi logam berat tersebut dapat digunakan bioadsorben salah satunya adalah kulit singkong dan kulit pinang karena mengandung selulosa dan pektin, pada penelitian ini dilakukan pengukuran kadar Pb dalam limbah sebelum dan sesudah adsorbsi menggunakan metode spektrofotometri UV-Visible dan reagen yang digunakan alizarin sulfonat dari variasi pH optimum, waktu kontak optimum, dan massa optimum metode validasi yang dilakukan adalah presisi dan akurasi tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menentukan perbandingan efektivitas adsorbsi bioadsorben serbuk kulit singkong dan serbuk kulit pinang terhadap logam Pb limbah cair laboratorium farmasi. Hasil yang diperoleh adalah kulit buah pinang optimum pada pH 5, waktu kontak 45 menit, dan massa 175 mg. Sedangkan pada kulit singkong pada pH 5, waktu kontak 75 menit, dan massa 75 mg. Efektivitas adsorbsi kulit pinang lebih baik dibandingkan dengan kulit singkong dengan persentase adsorbsi kulit pinang sebesar 83,38%, sementara kulit singkong 54,46%. Hasil validasi metode dinyatakan valid dengan menunjukkan nilai akurasi pada rentang 80-110% dan nilai presisi tidak lebih dari 2%.</em></p> Risky asrina Morijan, Nurillahi Febria Leswana, Maria Elvina Tresia Butar-Butar Hak Cipta (c) 2024 Media Farmasi https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/146 Sat, 20 Apr 2024 00:00:00 +0800 Kepuasan Pasien Terhadap Pemberian Informasi Obat Di Puskesmas Tamalate Kota Makassar https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/130 <p><em>Providing drug information to patients is one of the important indicators for patients in the successful use of their drugs. This study was conducted at the Tamalate Health Center in Makassar City with the aim of evaluating patient satisfaction with the provision of drug information. Evaluation of patient satisfaction in this study used the services quality method, namely by measuring patient satisfaction on five dimensions of services, namely tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy. The respondents involved amounted to 100 people obtained using accidental sampling. The research data were obtained using a questionnaire with Likert scale. The results obtained were analyzed by gap analysis in reality with expectations. A positive gap value or zero (0) indicates that the patient is satisfied and a negative gap value indicates that the patient is dissatisfied. In this study, an overall patient satisfaction level of 76.67% (very satisfied) was obtained. The results of the gap analysis obtained in the tangible dimension (tangibel) are -0.09, in the dimension of reliability (reliability) is -0.54, in the dimension of responsiveness (responsiveness) is -0.07, in the dimension of assurance (assurance) is 0.01, and in the dimension of empathy (empathy) is -0.06.</em></p> <p>Pemberian informasi obat kepada pasien adalah salah satu indikator penting bagi pasien dalam keberhasilan penggunaan obatnya. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tamalate Kota Makassar dengan tujuan untuk mengevaluasi kepuasan pasien terhadap pemberian informasi obat. Evaluasi kepuasan pasien pada penelitian ini menggunakan metode service quality, yaitu dengan mengukur kepuasan pasien pada lima dimensi pelayanan, yaitu dimensi berwujud (tangible), kehandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy). Responden yang terlibat berjumlah 100 orang yang diperoleh dengan menggunakan accidental sampling. Data penelitian diperoleh menggunakan kuesioner dengan skala likert. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan analisa gap (kesenjangan) pada kenyataan dengan harapan. Nilai gap yang positif atau nol (0) menandakan bahwa pasien merasa puas dan nilai gap yang negatif menandakan bahwa pasien merasa tidak puas. Pada penelitian ini, diperoleh tingkat kepuasan pasien secara keseluruhan sebesar 76,67% (sangat puas). Hasil analisis gap yang diperoleh pada dimensi berwujud (tangibel) adalah -0,09, pada dimensi kehandalan (reliability) adalah – 0,54, pada dimensi ketanggapan (responsiveness) adalah -0,07, pada dimensi jaminan (assurance) adalah 0,01, dan pada dimensi empati (empathy) adalah -0,06.</p> Maharani Fadillah, Ida Adhayanti, Sesilia Rante Pakadang Hak Cipta (c) 2024 Media Farmasi https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/130 Sun, 21 Apr 2024 00:00:00 +0800 Formulasi Edible Film Antibakteri Ekstrak Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) Dengan Variasi Konsentrasi Sorbitol Sebagai Plasticizer https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/185 <p><em>Formulation of Antibacterial Edible film Clove Leaf Extract (Syzygium aromaticum l.) with variation sorbitol concentration as a plasticizer</em></p> <p><em>Edible film is a practical dosage form that can be developed as a carrier for anti-bacterial medicinal ingredients. The clove plant (Syzygium aromaticum L.) contains antibacterial compounds so it can be developed into an antiseptic edible film preparation. Differences in additional ingredients in edible film preparation can impact the physical attributes of the product. This research aims to assess the impact of sorbitol plasticizer concentration in the formulation of edible film preparation of Clove leaf extract (Syzigium aromaticum). The study also evaluate</em><em>s</em><em> its antibacterial activity against porphyromonas gingivalis. The research methodology encompasses macerated extraction using 70% ethanol extract, minumum Inhibitory Concentration (MIC) testing, formulation of edible films with a 2,5%, concentration of clove leaf extract, and sequential variations in sorbitol concentration of as a plasticizer ( 0% - FI, 0,7% - F2, 1,4% - F3, 2,8% - F4), physical quality test include organoleptic tests, thickness tests, brittleness tests, and pH tests, followed by an antibacterial test of the prepared film. Results from the physical quality assesment for all formulas indicate that the organoleptic characteristis of edible film had a brown color, a characteristic odor, a soft texture, and a sweet taste, the thickness ranged form 0,10-0,11 mm, the friability ranged form 0,6-0,7% and the pH is 5,5. Antibacterial activity test results show inhibition zones ranging from 7,55±0,60-7,71±0,24 mm. The study’s conclusion reveals that variations in sorbitol plasticizer concentration of do not adversely affect the physical quality of edible film and it exhibits antibacterial activity against Porphyromonas</em><em> gingivalis</em>.</p> <p>Edible film adalah salah satu bentuk sediaan praktis yang berpeluang untuk dikembangkan sebagai pembawa bahan obat anti bakteri. Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) mengandung senyawa antibakteri sehingga berpeluang dikembangkan menjadi sediaan edible film antibakteri. Perbedaan bahan tambahan dalam sediaan edible film dapat berpengaruh terhapad mutu fisik sediaan termasuk bahan plasticizer. Riset ini dilakukan dengan tujuan untuk dan menentukan dampak perbedaan konsentrasi plasticizer sorbitol dalam formula edible film yang mengandung ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) dan menentukan aktifitas antibakterinya terhadap Porphyromonas gingivalis.. Metode riset mencakup ekstraksi menggunakan maserasi cairan penyari etanol 70%, uji Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM), formulasi edible film yang ditambahkan ekstrak daun cengkeh 2,5% dan variasi konsentrasi sorbitol sebagai plasticizer berturut-turut 0% (F1), 0,7% (F2), 1,4% (F3), 2,8% (F4), uji mutu fisik meliputi uji organoleptik, uji ketebalan, uji kerapuhan dan uji pH, dilanjutkan uji aktifitas antibakteri sediaan. Hasil pengujian mutu fisik pada semua formula menunjukkan data organoleptik edible film memiliki warna coklat, bau khas, tekstur lunak serta rasa manis, uji ketebalan berkisar 0,10-0,11 mm, uji kerapuhan berkisar 0,6-0,7% dan uji pH 5,5 dan hasil uji aktivitas antibakteri terhadap sediaan memiliki zona hambatan berkisar 7,55±0,60-7,71±0,24 mm. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi Plasticizer sorbitol tidak mempengaruhi mutu fisik edible film dan Edible film ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) mampu menghambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis.</p> Nur Ida, Rusli, Sriyanti Hak Cipta (c) 2024 Media Farmasi https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/185 Mon, 08 Apr 2024 00:00:00 +0800