https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/issue/feed Media Farmasi 2025-04-30T00:00:00+08:00 Santi Sinala santisinala@poltekkes-mks.ac.id Open Journal Systems <div id="additional"> <p align="justify"><strong>Media Farmasi </strong>Merupakan Jurnal ilmiah Kefarmasian yang diterbitkan oleh Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar yang bekerja sama dengan <a title="PDIAI" href="https://drive.google.com/file/d/1ht38puZeTvCma6YrMoKuvDfMD3Z75OZ5/view" target="_blank" rel="noopener">Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Makassar</a> dan Pengurus Daerah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Makassar. Media Farmasi terbit 2 kali setahun pada bulan April dan Oktober dan telah memilki Nomor <a title="P-ISSN" href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1180435043" target="_blank" rel="noopener">P-ISSN 0216-2083</a> sejak 2007 dan sejak 2018 telah memiliki Nomor <a title="E-ISSN" href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1531291233" target="_blank" rel="noopener">E-ISSN 2622-0962</a> dan berdasarkan <a title="SK Sinta 3" href="https://drive.google.com/file/d/1k8fRmYn8INhVFT2y83znpiVqUZC4UXsT/view?usp=share_link" target="_blank" rel="noopener">Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 230/E/KPT/2022</a><span lang="EN-US">, "</span>Tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode I<span lang="EN-US">V</span> Tahun 2022" Maka Jurnal Media Farmasi telah Naik Peringkat dari Peringkat 5 ke <a title="Sertifikat S3" href="https://drive.google.com/file/d/1E2-geTJPV2uciyWiHhhBdQ0GDks2-wC1/view?usp=sharing" target="_blank" rel="noopener"><strong>Peringkat 3</strong></a> mulai Volume 18 Nomor 1 Tahun 2022 sampai Volume 22 Nomor 2 Tahun 2026. Media Farmasi mulai Volume 19 No 2, Telah berpindah ke website baru dengan versi OJS 3, bagi yang ingin berkunjung ke Media Farmasi versi OJS 2 dapat melalui alamat berikut <a href="https://journal.poltekkes-mks.ac.id/ojs2/index.php/mediafarmasi/index" target="_blank" rel="noopener">https://journal.poltekkes-mks.ac.id/ojs2/index.php/mediafarmasi/index</a>. Jurnal yang diterbitkan oleh Media Farmasi telah melalui seleksi oleh Editor dan di review oleh para Pakar dibidangnya. Media Farmasi Mempublikasikan review article dan original article diseluruh bidang Kefarmasian seperti Farmasetika dan Teknologi Farmasi, Farmasi Klinik, Farmakognosi, Kimia Farmasi yang tidak pernah dipublikasikan di jurnal lain atau tidak dalam sementara di review oleh jurnal lain. Media Farmasi telah terindeks google scholar dan SINTA serta Pengindeks Lainnya.</p> </div> https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/1317 A Systematic Narrative Review : Kajian Farmakologi dan Toksikologi Meniran (Phyllanthus niruri L.) 2025-03-10T14:22:52+08:00 Herianto Pandapotan herianto.pandapotan@gmail.com Hannie Fitriani hanniefitriani@uii.ac.id Farida Hayati 986130106@uii.ac.id Yandi Syukri yandisyukri@uii.ac.id <p><em>Meniran (Phyllanthus niruri L.) is a traditional medicinal plant widely utilized in various countries due to its pharmacological potential. Objective: This study aims to explore the biological activity by summarizing scientific findings regarding the pharmacological effects and toxicological profile of meniran, as well as highlighting the understanding related to safe therapeutic doses. This review was conducted using a systematic narrative approach, utilizing literature from journal articles, scientific reports, reference books, and publication data from databases such as PubMed, Scopus, and Google Scholar. Inclusion criteria comprised peer-reviewed studies published in the last 10 years, while exclusion criteria eliminated non-scientific articles and those not relevant to pharmacology or toxicology. A total of 200 articles were identified, resulting in 34 articles selected for review after applying inclusion and exclusion criteria. From the four journals/studies reviewed, it was found that bioactive compounds in meniran, such as flavonoids and lignans, play a crucial role in therapeutic effects including antioxidant activity, hepatoprotection, antimicrobial effects, and anti-inflammatory properties. Additionally, two journals/studies indicated that long-term use of meniran may have toxic effects. Meniran exhibits pharmacological activities such as antioxidant effects, hepatoprotection, antimicrobial effects, and anti-inflammatory effects; however, it may have toxic effects on the kidneys and liver when used in high doses. Further research is necessary to ensure the safety and effectiveness of its use in medical therapy. </em></p> <p>Meniran (<em>Phyllanthus niruri</em> L.) merupakan tanaman obat tradisional yang banyak dimanfaatkan di berbagai negara karena memiliki potensi farmakologi. Kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasi aktivitas biologis dengan merangkum temuan ilmiah mengenai efek farmakologis dan profil toksikologi dari meniran, serta menyoroti pemahaman terkait dosis terapeutik yang aman. Kajian ini dilakukan dengan pendekatan naratif sistematis dengan menggunakan literatur dari artikel jurnal, ilmiah, laporan penelitian, buku referensi, dan data publikasi dari basis data PubMed, Scopus, dan Google Scholar. Kriteria inklusi mencakup studi <em>peer-reviewed</em> dalam 10 tahun terakhir, sedangkan kriteria eksklusi mengeliminasi artikel non-ilmiah dan yang tidak relevan dengan aspek farmakologi atau toksikologi. Didapatkan 200 artikel yang diidentifikasi, sehingga diperoleh 34 artikel untuk dilakukan review setelah melalui proses eliminasi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Selanjutnya dari 4 jurnal/studi yang ada menunjukkan bahwa senyawa bioaktif meniran seperti flavonoid dan lignan berperan penting dalam efek terapeutik seperti aktivitas antioksidan, hepatoprotektor, antimikroba, dan antiinflamasi. Selain itu, pada 2 jurnal/studi yang ada menunjukkan penggunaan meniran dalam jangka panjang memiliki efek toksik. Meniran memiliki aktivitas farmakologis seperti efek antioksidan, hepatoprotektor, efek antimikroba dan efek antiinflamasi, namun meniran memiliki efek toksik pada ginjal dan hati jika digunakan dalam dosis tinggi, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan efektivitas penggunaannya dalam terapi medis.</p> 2025-04-30T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2025 Herianto Pandapotan, Hannie Fitriani, Farida Hayati, Yandi Syukri https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/1309 Scoping Review: Profil Pengobatan Pasien Stroke Iskemik Di Indonesia Setelah Dikeluarkannya Panduan Nasional Pelayanan Kedokteran Stroke Tahun 2019 2025-03-18T06:18:47+08:00 Retno Lisnawati retnolisnawati20@gmail.com Ivans Panduwiguna backupivans@gmail.com Saepudin saepudin@uii.ac.id <p><em>In Indonesia, stroke is one of the leading causes of morbidity and mortality. The National Guidelines for Medical Services Stroke (PNPK) which was established in 2019, provides guidance for raising the bar for stroke treatment. The purpose of this scoping study is to understand the profile of stroke patients in Indonesia following the PNPK 2019 with an emphasis on drug therapy, evaluation, and rationality. This study used a scoping review design with article searches using the PubMed and Google Scholar databases from 2020 to 2024. Criteria for inclusion include articles about stroke prevention in Indonesia, which can be accessed and used after PNPK 2019. From 1288 articles in PubMed and 80 articles in Google Scholar, 11 articles were selected that met the criteria. The most commonly used treatment combinations for stroke patients are neuroprotectants, antiplatelet, antihypertensive, and anti dislipidemia. Neuroprotectants, such as Citicoline, are the most commonly used drugs. The most effective antihypertensive treatment is a combination of CCB and ARBs. The majority of articles demonstrate high drug rationality, with accurate indication, patient, medication, and dosage reaching 100%. There are advantages to using rtPA for thrombolysis treatment, particularly in terms of onset time, access, and systemic benefits. While the profile of drug therapy among ischemic stroke patients in Indonesia demonstrates high rationality, the 2019 PNPK Stroke places more emphasis on therapy for ischemic stroke patients in the hyperacute phase, However, research on the application of therapy in hyperacute phase ischemic stroke patients has not been extensively conducted.</em></p> <p>Stroke iskemik adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Indonesia. Panduan Nasional Pelayanan Kedokteran Stroke (PNPK) yang diterbitkan pada 2019 memberikan arahan untuk meningkatkan standar pengobatan stroke iskemik. Scoping review ini bertujuan untuk mengetahui profil pengobatan pasien stroke iskemik di Indonesia setelah diterbitkannya PNPK 2019, dengan fokus pada rasionalitas, efektivitas, dan pola penggunaan obat. Penelitian ini menggunakan desain scoping review dengan pencarian artikel melalui database PubMed dan Google Scholar pada periode 2020–2024. Kriteria inklusi meliputi artikel yang membahas pengobatan stroke iskemik di Indonesia, dapat diakses penuh, dan menggunakan data setelah diterbitkannya PNPK 2019. Dari total 1288 artikel di PubMed dan 80 artikel di Google Scholar, terpilih 10 artikel yang sesuai dengan kriteria. Kombinasi terapi yang paling sering digunakan pada pasien stroke iskemik meliputi neuroprotektan, antiplatelet, antihipertensi, dan anti dislipidemia. Neuroprotektan seperti Citicoline adalah obat yang paling banyak digunakan. Efektivitas terapi antihipertensi terbaik dicapai oleh kombinasi CCB dan ARB. Sebagian besar artikel menunjukkan rasionalitas pengobatan yang tinggi, dengan ketepatan indikasi, pasien, obat, dan dosis mencapai hingga 100%. Terdapat kendala pada penerapan terapi trombolisis dengan rtPA, terutama karena hambatan waktu onset, akses fasilitas, dan kendala sistemik. Profil penggunaan obat pada pasien stroke iskemik di Indonesia menunjukan rasionalitas tinggi, namun penelitian mengenai implementasi terapi pada pasien stroke iskemik fase hiperakut sesuai pada PNPK 2019 belum banyak dilakukan sedangkan dalam PNPK Stroke 2019, lebih ditekankan pada terapi pasien stroke iskemik pada fase hiperakut.</p> 2025-04-30T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2025 Retno Lisnawati, Ivans Panduwiguna, Saepudin https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/1270 Review artikel: Potensi Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Sebagai Agen Antikanker 2025-03-26T08:42:54+08:00 Ayu Wulandari Aayyuuwulandari95@gmail.com Adryan Fristiohady adryanfristiohady@uho.ac.id Wahyuni Wahyuni wahyuni@uho.ac.id Sahidin Sahidin sahidin02@uho.ac.id Muhammad Arba muh.arba@uho.ac.id Irnawati Irnawati irnawati.vhina@gmail.com <p><em>Globally, cancer remains one of the leading causes of death, and the number of cases continues to increase along with world population growth, population aging and modern lifestyles. The prevalence of cancer in 2024 will still be influenced by many factors, including lifestyle, diet, environmental exposure, and advances in cancer detection and treatment. Currently, a lot of research related to alternative cancer therapy focuses on the use of natural product as anticancer agents that are more selective, effective, and with lower side effects. This article review aims to provide information regarding the patchouli plant (Pogostemon cablin) and its potential as an anticancer agent. This review was carried out by collecting literature from various databases published in the last 10 years (2014 – 2024). Based on literature searches, P. cablin is known to have anticancer activity against endometrial, ovarian, liver, skin, nasopharyngeal, prostate, blood, colorectal and lung cancer.</em></p> <p><em> </em>Secara global, kanker tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian, dan angka kasusnya terus meningkat seiring dengan pertambahan populasi dunia, penuaan populasi, dan gaya hidup modern. Prevalensi penyakit kanker pada tahun 2024 masih dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk gaya hidup, pola makan, paparan lingkungan, dan kemajuan dalam deteksi serta pengobatan kanker. Saat ini banyak penelitian terkait terapi alternatif kanker yang berfokus pada penggunaan bahan alam sebagai agen antikanker yang lebih selektif, efektif, dan dengan efek samping yang lebih rendah. Review artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait tanaman nilam (Pogostemon cablin) dan potensinya sebagai agen antikanker. Review ini dilakukan dengan mengumpulkan pustaka dari berbagai database yang dipublikasi dalam 10 tahun terakhir (2014–2024). Berdasarkan penelusuran pustaka, P. cablin diketahui memiliki aktivitas antikanker terhadap kanker endometrium, ovarium, liver, kulit, nasofaring, prostat, darah, kolorektal dan paru-paru.</p> 2025-04-30T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2025 Ayu Wulandari, Adryan Fristiohady, Wahyuni Wahyuni, Sahidin Sahidin, Muhammad Arba, Irnawati Irnawati https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/1255 Evaluasi Keamanan Sirup Batuk Anak Melalui Deteksi Dietilen Glikol 2025-03-25T07:14:24+08:00 Andi Ardiansyah Arifin adipangan.aa@gmail.com Megawati adipangan.aa@gmail.com Nurjannah adipangan.aa@gmail.com Syamsu Nur adipangan.aa@gmail.com <p><em>A recent report highlighted cases of contamination in children's cough syrup containing diethylene glycol, which poses potential health risks for children. This study aims to identify the presence of diethylene glycol in various children's cough syrups sold in Makassar City using Thin Layer Chromatography (TLC) and FT-IR Spectroscopy methods. A total of 9 samples of children's cough syrup from three different brands, each originating from three batches, were analyzed in this study. The TLC analysis results showed significant differences between the samples and the standard. The Rf values of the samples ranged from 0.72 to 0.85, while the Rf value of the diethylene glycol standard was recorded at 0.41. Additionally, FT-IR analysis, based on the wave numbers and intensity of the spectra, indicated that the sample spectra did not match those of the diethylene glycol standard. Based on the evaluation of all children's cough syrup samples using these two methods, no profiles consistent with the characteristics of diethylene glycol were detected</em>.</p> <p>Kejadian kasus kontaminasi sirup obat batuk anak dengan kandungan dietilen glikol, yang berpotensi membahayakan kesehatan anak baru-baru ini dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan dietilen glikol pada sejumlah sirup obat batuk anak yang dijual di Kota Makassar, menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Spektroskopi FT-IR. Sebanyak 9 sampel sirup obat batuk dari tiga merek dagang berbeda, masing-masing berasal dari tiga batch, digunakan dalam penelitian ini. Hasil analisis KLT menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara sampel dan standar. Nilai Rf pada sampel berkisar antara 0,72 hingga 0,85, sedangkan nilai Rf standar dietilen glikol tercatat sebesar 0,41. Selain itu, analisis dengan FT-IR, berdasarkan bilangan gelombang dan intensitas spektrumnya, juga menunjukkan bahwa spektrum sampel tidak sesuai dengan standar dietilen glikol. Berdasarkan evaluasi terhadap seluruh sampel sirup obat batuk anak menggunakan kedua metode ini, tidak ditemukan profil yang sesuai dengan karakteristik dietilen glikol.</p> 2025-04-30T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2025 Andi Ardiansyah Arifin, Megawati, Nurjannah, Syamsu Nur https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/1265 Aktivitas Antioksidan Granul Instan Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L) Sebagai Antidiabetes 2025-03-02T08:46:32+08:00 Farid Fani Temarwut farid.fani@unpacti.ac.id Mutmaina Arif mutmainaharif2@gmail.com Rahmatia farid.fani@unpacti.ac.id <p><em>Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia that occurs due to abnormalities in insulin secretion, insulin action, or both. DM can be classified into several types, namely, type 1 DM, type 2 DM, existing type DM. Type 2 DM is one of the most common types, which is more than 90-95%.The purpose of this study was to formulate instant granules of Telang Flower extract (Clitoriaternatea L) and determine antioxidant activity and antidiabetic activity.This research is a laboratory experiment involving instant granule formulations that are tested for physical characteristics, then tested for antioxidant activity using DPPH and Pretest-Postest Control Group Design antidiabetic activity test on White Rats.The results of observations of instant granule characteristics testing which include organoleptical tests, flow speed, angle of repose, moisture content, dissolving time and pH meet the granule requirements. The results of the antioxidant activity test IC<sub>50</sub> value F1 155.39, F2 115.73, F4 143.93 and F5 148.25 where the four formulas show moderate antioxidant characteristics, while the IC<sub>50</sub>nlai F5 262.86 is included in the weak antioxidant category. The measurement of blood glucose levels before alloxan induction (pree) and after alloxan induction (mid) increased where in FI 267.33 mg/dL, F2 248.00, mg/dL F3 217.66 mg/dL F4 263.33 mg/dL and F5 247.33 mg/dL, while in healthy control (without treatment) no increase occurred 97.66 mg/dL, while the decrease in glucose levels after alloxan induction (mid) and after being given instant granule preparations (post) on the 11th day decreased where for F1 132.67 mg/dL, F2 147.00, mg/dL F3119.33 mg/dL F4 132.67 mg/dL and F5 114.00 mg/dL.So, it can be concluded that the instant granule preparation formulation of Telang Flower extract (Clitoriaternatea L) with a dose of 450 mg/KgBB with a concentration of PVP 3.5% as a binder meets the requirements of instant granule characteristics, also has moderate antioxidant activity and has the lowest blood glucose lowering effect compared to other formulas.</em></p> <p>Diabetes mellitus (DM) adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia, yang disebabkan oleh kelainan dalam sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya. DM dapat dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, dan tipe lainnya. DM tipe 2 merupakan jenis yang paling umum, dengan prevalensi lebih dari 90-95%. Tujuan dari penelitian ini untuk memformulasi granul instan ekstrak Bunga Telang (<em>Clitoria ternatea</em> L) serta mengetahui aktivitas antioksidan dan aktivitas antidiabetes. Penelitian ini merupakan experimen laboratorium yang melibatan formulasi granul instan yang diuji karakter fisiknya, selanjutnya diuji aktivitas antioksidan menggunakan DPPH dan uji aktivitas antidiabetes Pretest-Postest Control Group Design pada Tikus Putih. Hasil pengamatan pengujian karakteristik granul instan yang meliputi uji organoleptis, kecepatan alir, sudut diam, kadar air, waktu larut dan pH memenuhi syarat granul. Hasil uji aktivitas antioksidan nilai IC<sub>50</sub> F1 155.39, F2 115,73, F4 143,93 dan F5 148,25 dimana keempat formula ini menunjukan karakteristik antioksidan sedang dan nilai IC<sub>50</sub> F5 262,86 menujukan antioksidan lemah. Pengukuran kadar glukosa darah sebelum diinduksi aloksan (pree) dan stelah diinduksi aloksan (mid) terjadi peningkatan dimana pada FI 267,33 mg/dL, F2 248,00, mg/dL F3 217,66 mg/dL F4 263,33 mg/dL dan F5 247,33 mg/dL, sedangakan pada kontrol sehat (tanpa perlakuan) tidak terjadi peningktan 97,66 mg/dL, sementara penurunan kadar glukosa setelah diinduksi aloksan (mid) dan setelah diberikan sediaan granul instan (post) pada hari ke-11 mengalami penurunan dimana untuk F1 132,67 mg/dL, F2 147,00, mg/dL F3 119,33 mg/dL F4 132,67 mg/dL dan F5 114,00 mg/dL. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Formulasi sediaan granul instan ekstrak Bunga Telang (<em>Clitoria ternatea</em> L) dengan dosis 450 mg/KgBB dengan konsentrasi PVP 3,5% sebagai bahan pengikat memenuhi syarat karakterisitk granul instan juga memiliki aktivitas antioksidan yang sedang dan memiliki efek penurunan glukosa darah yang paling rendah dibandingkan formula lainnya</p> 2025-04-30T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2025 Farid Fani Temarwut, Mutmaina Arif, Rahmatia https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medfar/article/view/600 Isolasi, Identifikasi, Dan Aktivitas Antibakteri Fungi Endofit Daun Pegagan (Centella asiatica L.) Terhadap Staphylococcus epidermidis Dan Propionibacterium acnes 2024-07-08T09:21:47+08:00 Sesilia Rante Pakadang sesilia@poltekkes-mks.ac.id Ayuasrini Ayuasrini ayuasrini_far_2020@poltekkes-mks.ac.id St. Ratnah ratnah.mansjur@poltekkes-mks.ac.id Alfrida Monica Salasa alfrida.monica@poltekkes-mks.ac.id <p><em>Pegagan (Centella asiatica L.) is widely known as a traditional medicine with various properties, including as an antibacterial. This study aims to isolate endophytic fungi from Pegagan leaves that have the potential to produce antibacterial secondary metabolites against Staphylococcus epidermidis and Propionibacterium acnes. Isolation was carried out by leaf sterilization and inoculation on SDA media, followed by fermentation and extraction using ethyl acetate. Antibacterial activity tests were carried out using the agar diffusion method. Five isolates were obtained: PTH (Cylindrocladium), HJ (Aspergillus flavus), CRM (Aspergillus terreus), ABAB (Colletotrichum sp.), and CKT (Aspergillus niger). All isolates were bactericidal against S. epidermidis. Three isolates (HJ, CRM, and CKT) were bactericidal against P. acnes, while PTH and ABAB isolates were bacteriostatic.</em></p> <p>Tanaman Pegagan (<em>Centella asiatica</em> L.) dikenal luas sebagai obat tradisional dengan berbagai khasiat, termasuk sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan mengisolasi fungi endofit dari daun Pegagan yang berpotensi menghasilkan metabolit sekunder antibakteri terhadap <em>Staphylococcus epidermidis</em> dan <em>Propionibacterium acnes</em>. Isolasi dilakukan melalui sterilisasi daun dan inokulasi pada media SDA, dilanjutkan fermentasi dan ekstraksi menggunakan etil asetat. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar. Diperoleh lima isolat: PTH (<em>Cylindrocladium</em>), HJ (<em>Aspergillus flavus</em>), CRM (<em>Aspergillus terreus</em>), ABAB (<em>Colletotrichum</em> sp.), dan CKT (<em>Aspergillus niger</em>). Seluruh isolat bersifat bakteriosida terhadap <em>S. epidermidis</em>. Tiga isolat (HJ, CRM, dan CKT) bersifat bakteriosida terhadap <em>P. acnes</em>, sedangkan isolat PTH dan ABAB bersifat bakteriostatik.</p> 2025-04-30T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2024 Media Farmasi